Kisah Buruh Tani Bayar Rp 2 Juta Demi Seragam Kirab Keraton Agung Sejagat, Tetap Bersyukur Karena
Kasnan (40), seorang buruh tani asal Dusun Conegaran, Desa Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah
TRIBUNJAMBI.COM- Kasnan (40), seorang buruh tani asal Dusun Conegaran, Desa Triharjo, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu pengikut Kerajaan Agung Sejagat.
Ia adalah salah satu orang yang ikut berbaris membawa panji-panji bertuliskan aksara jawa saat kirab di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sepekan yang lalu.
Untuk mengikuti kirab tersebut, Kasnan harus merogoh uang Rp 2 juta untuk membeli seragam dan topi.
• Peringatan Dini BMKG Sabtu (18/1) - 14 Provinsi Berpotensi Hujan Petir dan Angin Kencang
• Nasib Kakek Samirin, Gara-gara Pungut Getah Karet Senilai Rp 17ribu Divonis 2 Bulan Penjara
• Tersandung Hak Siar Liga Inggris, Helmy Yahya Dicopot dari Dirut TVRI
Uang itu juga syarat untuk mendaftar menjadi anggota Keraton Agung Sejagat.
Baju tersebut berwarna hitam dengan kancing emas.
Terdapat pangkat bertuliskan aksara jawa di pundak, bordiran emas di lengan bahu dan sekitar kerah baju.
"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," kata Kasnan kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani itu mengaku tidak mengerti aksara jawa di panji yang ia bawa.
Ia hanya diminta untuk membawa panji tersebut dengan berjalan selangkah demi selangkah sejauh 1 kilometer.
Namun ternyata ia harus menempuh jarak sejauh 3 kilometer.
• Daftar Harga HP Vivo Januari 2020 - Vivo Y12 Rp 1 Jutaan, Vivo V17 Pro Rp 5 Jutaan dengan RAM 8GB
• Geger Virus Mematikan Asal China, Menkes Terawan Minta Bandara dan Pelabuhan Waspada!
• Menangis di Pelukan Tyo Pakusadewo, Dewi Irawan Bilang Ibu Sudah Ditunggu Ria Irawan
"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera. Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh. Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh. Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan.
Kegiatan kemanusiaan Kasnan mengaku telah beberapa kali mengikuti acara yang digelar Keraton Agung Sejagat.
Namun ia belum sepenuhnya yakin akan terlibat di dalam komunitas tersebut.
Menurut bapak empat anak itu, saat pertemuan Keraton Agung Sejagat, mereka lebih banyak berbicara tentang kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan.
Bahkan mereka mendata warga yang layak mendapatkan bantuan.