Lengkap, Deretan Kejanggalan Kematian Dua Pendaki Jambi di Gunung Dempo, Suci Anindita Tulis di IG
Dalam proses penglacakan salah satu teman adik aku mengabari bahwa ia sempat melihat pesan wa yang sempat ia kirim ke adik aku tanggal 21 oktober...
M Fikri Sahdila (17) dan Jumadi (26) dua pendaki asal Muaro Jambi yang hilang di Gunung Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan.(KOMPAS.com/AJI YK PUTRA) (KOMPAS.COM)
Berikut ini isi cuitannya
"Jujur udah lama banget pengen ceritain ini smua..
Banyak pertimbangan yang ngebuat kami pihak keluarga bungkam ..
Mungkin memng ini jalannya..
Maaf jika nantinya ada pihak yang merasa terpojokan..
14 noveber 2019 adek sama suami berangkat dari rumah buat pendakian ke gunung dempo, pagar alam.
dari bungo mereka berangkat jam 11an mampir ke tempat kawan di kapahiyang. tanggal 15 mereka ngelanjutin perjalanan ke pagar alam,sekitar jam 3an suami kirim pesan di wa kalau mereka udah sampe disana dan lagi istirahat.
Selepas magrib suami nelpon lagi bilang kalau mau mulai pendakian. itu telepon terakhir yang aku terima.3 hari aku nunggu kabar dari mereka tapi belum juga ada yang nelpon,aku tau persis gimana kalo mereka ndaki gak pernah gk ngabarin lebih dari 2 hri.aku brusaha tetap brfikir positif mungkin mreka blom sempat gecas hp.aku brusaha cri kontak kwanya yg di kapahiyang buat nyari info.dr kwanny aku tau klo adik sm suami aku ndaki dempo via tugu rimau.
Di waktu yg bersamaan aku jga brusaha buat cari kontak orang pos pendakian gunung dempo.dr sini smuanya udah mulai sulit karna adik dan suami aku naik via jalur tugu rimau disana gak ada pos penjagaan, jadi setiap pendaki yang naik gak terpantau.penjaga pos gak bisa mastiin apa mereka emng melakukan pndakian disana apa mreka udah trun atau sebagainya.
orang pos cma bisa nanya2 sama pendaki yg trun dan beberapa pedagang di sekitar jlur pndakian via tugu rimau.gak ada 1 pun yg liat mreka, jadi orang pos jga gak ada yg brani ambil kesimpulan mreka bnar2 mendaki gunung dempo.sampai akhirnya tanggal 20 mlam kami pihak keluarga di hubungi lagi sama orang pos,mreka bilang mmang ada pendaki yang sempat ketemu sama adik dan suami aku d atas, mreka juga sempat ndaki bareng dan nenda berdekatan.
dari pendaki itu kami mulai menemukan sedikit titik terng.kami pihak keluarga di suruh brangkat ke pagar alam untuk tindakan lanjut membuat laporan di polres pagar alam agr dan timsar bisa trun untuk melakukan pen carian.saat itu aku dalam kondisi hamil 7 bulan aku kekeh mau ikut tapi mama ngelarang,
singkat crita tanggal 21 pagi mama aku brangkt k pagr alam di temani 3 kwan pendki adik dan suami aku.mreka sampai d pagar alam udah malam. Pagi tanggal 22 mama dkk di temani orng2 pos gunung dempo pergi ke polres untk membuat laporan kehilngn.malamnya timsar di bantu tim wanadri dan relawan langsung gerak naik buat pencarian.
Pada tgl 23 bertepat pda hari rabu tim pencarian mendapatkn baju, celana,sepatu, 2 bantal dan pakain dalam kotor didaerah pelantaran.
Pencarian tetap berlanjut sampai pada tgl 25 oktober seorang pendaki imisial mg mendatangi pos relawan dan menceritakan bagaimana kronologi beliau bertemu dengan adik dan suami aku.
Beliau mengatakan bahwa ia bertemu adik dan suami aku disekitar shelter 2 pada dini hari pada tgl 15 dan berangkat bersama menuju pelantaran. Serta menginap di pelantaran dengan jarak tenda yang sedikit berjarak dan mereka bertemu dengan seorang penziarah yang mengaku bertapa diatas gunung disekitar pelantaran dan sudah mengaku berada disana selama 13 hari serta bertahan hidup dengan meminta makanan dengan pendaki yang dtg.
Pada malam harinya mereka sempat berbincang2 dan mg sempat berbicara sama penziarah yang menginap dipelantaran tersebut. Penziarah tersebut sempat mengatakan kepada mg bahwa ia tidak menyenangi suami aku.
Ia bahkan sempat mengatakan apabila ia masih muda ia ingin menghabisi orang yang menggunakan kalung yakni suami aku.