Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis

Achmad menuturkan, keinginan Cina untuk memaafkan sumber daya alam di laut dan Cina ingin membangun semacam pagar di laut.

Editor: Suci Rahayu PK
youtube/Najwa Shihab
Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis 

Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid kritik keras kinerja Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) di perairan Natuna.

Kritik keras itu dilayangkan Meutya Hafid saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu malam (8/1/2020).

Hal tersebut berawal ketika Meutya Hafid mendengarkan pernyataan Kepala Bakamla, Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman.

Kepala Bakamla itu menuturkan alasan mengapa kapal Cina nekat berada di perairan Natuna.

Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis
Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis (youtube/Najwa Shihab)

Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman itu meminta agar seluruh pihak mengetahui perilaku Cina.

Achmad menuturkan, keinginan Cina untuk memaafkan sumber daya alam di laut dan Cina ingin membangun semacam pagar di laut.

"Kita punya rumah pasti buat pager dulu Cina membangun tembok Cina yang besar, sekarang temboknya modern dengan kapal-kapal ini," beber Taufik.

"Tapi tembok dia masuk ke kita pak," balas Najwa Shihab.

"Ya nanti kita selesaikan," jawab Achmad.

Blak-Blakan Sidang Suap Ketok Palu RAPBD 2018, Mantan Ketua DPRD Tebo Setor Rp 1,5 M ke 2 Orang Ini

Keluarga Menangis Saat Makam Lina Dibongkar, Apa yang Terjadi? Dipindahkan ke Pemakaman Lain?

Achmad menuturkan, adanya konflik dengan Taiwan membuat Cina ingin menguasai kawasan Natuna.

Lalu faktor terbesar mengapa kapal Cina masih bertahan di Natuna akibat Nine Dash Line.

"Tapi ada yang perlu kita pahami di sini kenapa mereka masih berada di situ, yaitu Nine Dash Line.Nine Dash Line itu dikumandangkan tahun 1947," tegas Achmad.

Achmad memaparkan, sejak November 2019 sudah menggelar kekuataan di Natuna karena di utara sudah musim dingin.

"19 Desember kita cegat disana, mereka sudah mulai keluar. Tetapi kira-kira saat dia laporan dan keluar, maka dia menungguh perintah lagi."

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved