Bahas Kerja Bakamla di Natuna, Meutya Hafid Ungkap Pengalaman Jadi Sandera di Irak: Saya Tahu Persis
Achmad menuturkan, keinginan Cina untuk memaafkan sumber daya alam di laut dan Cina ingin membangun semacam pagar di laut.
"Tanggal 24 dia mendapatkan perintah lanjutkan, dia harus bertahan dan kita juga," imbuh Achmad.

Mendengar pernyataan Kepala Bakamla, Najwa Shihab meminta pendapat dari Meutya Hafid.
"Bagaimana Meutya?" tanya Najwa Shihab.
"Ini Kepala Bakamla kan ya? Kepala Bakamla itu bukan menjelaskan versi tiongkok soal Nine Dash Line. Saya protes itu," imbuh Meutya Hafid.
Meutya Hafid menilai, sejarah mengenai Nine Dash Line hanya perlu diketahui Kemenlu dan DPR.
"Tetapi Bakamla itu harusnya lakukan tugas sesuai Perpres, karena mereka masih dibawah aturan itu yang berbunyi, melakukan pengamanan," ungkap Meutya Hafid.

Meutya Hafid kemudian menuturkan sejumlah tugas Bakamla seperti pengejaran kapal asing seketika, memberhentikan, memerika, menangkap dan menyerahkan kapal ke instansi berwenang.
"Jadi kalau bagi saya, tolak ukur ini berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia," ucap Meutya Hafid.
Mengkritisi kinerja Bakamla, Meutya Hafid lantas menuturkan dirinya merupakan produk demokrasi.
"Bapak tak perlu khawatir saya merupakan produk demokrasi. Saya tak akan selamat ketika diplomasi Indonesia gegabah saat saya disandera di Irak."
• Daftar 6 Anak Artis yang Jadi Kopassus, TNI dan Polisi, Tak Banyak Orang yang Mengetahui
• Amper Listrik Meledak, Kantor Dinas Perlindungan Anak Perempuan Provinsi Jambi Nyaris Terbakar
"Jadi saya tahu persis soal diplomasi dan saya sudah sekitar 3 periode, diplomasi tak boleh gegabah dan tak boleh lemah. Dengan begitu, jangan ada lagi keluar pernyataan Bakamla yang menjelaskan Nine Dash Line versi Cina," kritik Meutya Hafid.
Meutya Hafid menyatakan, sebaiknya Kepala Bakamla menjelaskan mengenai pengamanan di Natuna.
"Jadi perpres itu berarti Bakamla bisa mengejar dan memberhentikan?" tegas Najwa Shihab.
"Iya, masa kita tak melakukan sikap sesuai aturan yang ada," imbuh Metya Hafid.
Mendengar pernyataan itu, Kepala Bakamla Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman bereaksi.