Kisah Nenek Ompong Tinggal Sebatang Kara di Tempat Pembuangan Sampah Bersama Puluhan Kucing Liar
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah identik dengan kekotoran, sarang penyakit, dan binatang yang menjijikan. Tetapi, Jumirah sudah satu tahun bel
"Saya hanya kasihan. Itu saja. Kalau tidak ada yang merawat, mereka susah makan. Kasihan," paparnya.
• Daftar 10 Mie Instan Terenak Sepanjang Tahun 2019, Indomie Goreng Rendang Jadi Pilihan!
• Diikuti Ribuan Peserta, Upacara Peringatan HUT Provinsi Jambi ke 63 Berlangsung Khidmat
• OPINI: Banjir dan Sensus Penduduk 2020
• Cerita Pilu Melly Goeslow Dikirimi Foto Detak Jantung Ria Irawan, Sudah Rata Gambarnya
Setelah merawat kucing, Jumirah yang sebelumnya menghidupi diri dengan mencari rosok, kini banyak mendapat bantuan dari masyarakat.
Ada yang memberi ikan lele, makanan kucing, termasuk juga makanan untuk dirinya.
"Orang-orang bilang, sing penting kucinge iso mangan (terpenting kucingnya bisa makan). Ya saya akhirnya mengumpulkan kucing aja," jelas Jumirah.
Dia tak ingat lagi berapa jumlah kucing yang telah dirawatnya.
" Kucing yang mati tidak usah dihitung. Tapi yang hidup harus terus dirawat agar sehat," ungkapnya.
Uniknya, semua kucing yang dirawat diberi nama, mulai dari Melati, Ragil Kuning, Petruk, Semar, Gareng.
Kucing-kucing tersebut tidur juga bersama dirinya dan memiliki kebiasaan sendiri.
"Ada yang tidur di perut, di kaki, di kepala," jelasnya.
Kalau siang, mereka pada 'bermain' dan hanya beberapa yang ada di TPS menemani Jumirah.
"Saya tidak lagi memberi nama kucing dengan nama manusia. Dulu pernah kucing saya beri nama Lira. Tapi saya dimarahi orang, bilangnya itu nama anaknya. Saya menangis, kucing tidak tahu apa-apa kok dimarahi," lirih Jumirah.
Dia mengaku, selama tinggal di TPS, pernah menderita penyakit.
Di antaranya diare dan demam.
Tetapi, tidak dihiraukannya.
Soal kebutuhan sehari-hari, Jumirah sering menumpang ke seseorang yang disebutnya sebagai bos rosok.
Kalau tak memiliki uang, dia menjual hasil rosok ke orang tersebut.
"Sekalian numpang mandi. Paling mandi dua hari sekali," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Nenek Jumirah, Rela Tinggal di Pembuangan Sampah Demi Rawat Puluhan Kucing Liar"