Kisah Pilu Sang Kembang Desa di Malang yang Disekap Ibu Kandung Menahun, Terungkap Berkat Ini!
Betapa tidak, kembang desa saat masih jadi siswi SMA itu harus merasakan pahitnya disekap sang ibu selama bertahun-tahun.
TRIBUNJAMBI.COM - Pernah jadi kembang desa, saat masih jadi siswi SMA kini ia bernasip pilu.
Betapa tidak, kembang desa saat masih jadi siswi SMA itu harus merasakan pahitnya disekap sang ibu selama bertahun-tahun.
Apa sebenarnya yang melatarbelakangi penyekapan ibu kandung itu?
• Firasat Bau Aneh, Muslim Terkejut Istrinya Jadi Mayat, Jasad Terpotong-potong di Dalam Kulkas
Sang Kembang Desa
Selagi masih duduk di bangku sekolah menengah atas, Asminiwati dikenal sebagai kembang desa di Desa Banjarejo, Pakis, Kabupaten Malang.
Asminiwati sempat bekerja di Batam, Kepulauan Riau dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
Bertahun-tahun kemudian warga tak pernah melihatnya lagi dan mengira si sulung dari empat bersaudara ini masih merantau.
• Ibu Mertua Sekda Lamongan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Pelakunya Adalah
Adik Asminiwati, yakni Titin Yuliarsih (42), Virnawati (40) dan Anis Mufidah (36) dan mereka tak bekerja.
Selama ini Artimunah lah yang membiayai mereka hasil bekerja sebagai juru masak. Anak-anaknya sudah yatim sejak beberapa tahun silam.
Masa lalu Asminiwati yang sempat menjadi kembang desa menjadi cerita sisipan di balik drama penyekapan yang melibatkan sang ibu.
• Info Prakiraan Cuaca BMKG Hingga 10 Januari 2020, Lampung, Jawa Timur Hingga Papua
"Salah satu anak Bu Artimunah itu dulu kabarnya jadi kembang desa,” ujar Camat Pakis, Agus Harianto, ketika ditemui TribunJatim.com, Sabtu (4/1/2020).
“Warga ini informasinya tidak tahu karena dulu anaknya memang kerja di luar kota,” sambung Agus.
Belum jelas apa yang membuat Artimunah mengurung keempat putrinya di dalam rumah.
“Saya kurang begitu paham apa alasannya. Ada informasi tentang aliran yang dianut, tapi belum jelas,” Agus menjelaskan.
• Harga Rokok Naik, Warga Jambi Pilih yang Murah yang Penting Berasap
Sehari sebelumnya, Kapolsek Pakis Iptu Sutiyo menjelaskan drama penyekapan keempat anak oleh ibunya diketahui berdasarkan aduan warga ke Kepala Desa Banjarejo.