KISAH Mak Cut, Pedagang Sayur Yang Berhasil Menyekolahkan Anak Hingga Dapat Beasiswa ke Amerika
Siti Narimah (60), warga Gampong Lampasi Engking, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, bangga dan bahagia bisa mendidik dan menyekolahkan anaknya, Aula
Di tahun yang sama, sang ayah Ridhwan Kr Is ditemukan meninggal di dekat sawah.
Kala itu konflik Aceh sedang terjadi. Aula kecil saat itu masih duduk di kelas lima SD.
Mak Cut pun menjadi orangtua tunggal.
Aula dan kakak-kakaknya membantu sang ibu berjualan sayur untuk mencukupi kebutuhan mereka.
“Saya SMP itu ingat. Jadi saya sekolahnya jam dua siang. Jadi pagi itu ngantar dulu ibu ke pasar untuk belanja sayur, terus jemput lagi ibu. Ibu ke pasar gitu, kemudian setelah semuanya beres, jam dua siang saya baru berangkat ke sekolah,” ujar si bungsu dari tujuh bersaudara ini.
Aula bercerita sang ayah adalah lulusan sekolah dasar, sementara ibunya tak pernah sekolah sehingga tak bisa membaca dan menulis.
Namun hal tersebut tak membuat keluarganya abai dengan pendidikan.
Bagi keluarganya, pendidikan adalah hal yang paling utama.
“Saya masih ingat, ketika SD dulu, kakak-kakak pernah cerita, bahkan harus sekolah tanpa ada uang jajan. Bahkan kita sakit pun, sakit dalam kondisi sakit demam dan sebagainya itu nggak boleh libur. Tetap harus berangkat ke sekolah,” cerita pria kelahiran November 1993 ini.
Saat Aula duduk di bangku SMP, sang kakak sempat menjual pehiasannya untuk biaya sekolah.
Hal yang sama terjadi saat Aula SMA.
Sang kakak kembali menjual barang berharganya untuk membantu sang adik agar bisa membayar uang sekolah.
Hal tersebut sempat membuat Aua ragu untuk melanjutkan sekolah.
“Ketika SMP, kakak harus jual apa gitu (perhiasan), supaya bisa saya masuk sekolah,” katanya.
Buat flm pendek