KISAH Mak Cut, Pedagang Sayur Yang Berhasil Menyekolahkan Anak Hingga Dapat Beasiswa ke Amerika
Siti Narimah (60), warga Gampong Lampasi Engking, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, bangga dan bahagia bisa mendidik dan menyekolahkan anaknya, Aula
“Di awal saya sempat khawatir, nanti bagaimana dia di sana kan jauh Amerika, tapi karena itu memang cita-citanya saya harus mendukung dan selalu mendoakan agar dia selamat, dan dimudahkan selama kuliah di sana. Tapi sekarang walaupun jauh tetap terasa dekat karena sering dia telepon saya,” katanya.
• Kerap Tampil Bersih dan Rapi, Penampilan Baru AHY Bikin Netizen Berkomentar, Lebih Terlihat Gagah?
• Daftar Harga Sembako di Jambi Hari Ini Pantauan Disperindag Provinsi Jambi
• Update Medali SEA Games 2019 Indonesia Melorot di Posisi 3 Kian Terancam Raihan Thailand
• Mulan Jameela Jadi Sorotan Jelang Bebasnya Ahmad Dhani, Eks Rekan Duet Maia Estianty Nekat Begini
Baca juga: Perjuangan Samsul 10 Tahun Mengikis Gunung dengan Linggis untuk Buka Akses Jalan Desa Aula merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara.
Dua kakaknya meninggal dunia pada tahun 2004 lalu karena sakit dan menjadi korban tsunami.
Sementara ayahnya, Ridhwan ditemukan meninggal di dekat sawah pada saat kondisi Aceh dilanda konflik GAM dan RI.
“Saat ayahnya meninggal, Aula masih kelas 5 MIN. Saat itu masih terjadi konflik. Sebelum meninggal, ayahnya berprofesi sebagai perajin perabotan dan tukang bangunan rumah,” ujarnya.
53 Kali Gagal Tembus Beasiswa, Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di Amerika
Aula Andika Fikrullah Al Balad (26), anak pedagang sayur di Aceh, berhasil mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di Lehigh University, Amerika.
Sebelum dinyatakan lolos, Andika telah 53 kali mencoba mendaftar untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Ia pun dikenal sebagai ‘scacehholarship hunter’ alias pemburu beasiswa. Dilansir dari VOA Indonesia, Aula Andika Fikrullah Al Balad adalah anak dari tukang sayur di Gampong Lampasi, Darul Imarah, Aceh Besar.
Ia bercerita sejak tahun 2000, sang ibu membangun kios kecil yang beratapkan rumbia di depan rumah mereka untuk berjualan sayur.
Sebelum memliki kios tersebut, sang ibu Siti Narimah atau yang akrab dipanggil Mak Cut berkeliling kampung dari satu rumah ke rumahnya lainnya untuk berdagang sayur.
“Semenjak menikah dengan almarhum ayah, (ibu) itu sudah jualan sayur,” kata Aula.
Ayah dan 2 kakaknya meninggal
Aula adalah anak bungsu dari tujuh bersaudar.
Dua kakaknya meninggal pada tahun 2004 karena sakit dan menjadi korban tsunami.