Berita Bungo
Merunut Dampak Sistemik Pencemaran PETI di Bungo, Tumbuhan Kerdil hingga Kematian Ibu Anak
Kendati sejumlah pelaku mengaku sudah tahu imbasnya, itu tidak menyurutkan akivitas PETI atau yang juga dikenal dengan istilah dompeng yang ada
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Dia mencontohkan, aktivitas PETI di sekitar Kecamatan Rantau Pandan.
Menurutnya, selain terdampak limbah sisa dompeng, masyarakat sekitar juga masih belum terlalu mengaplikasikan sanitasi dalam kehidupan sehari-hari.
"Sebagian masyarakat masih membuang hajat langsung ke sungai. Itu salah satu penyebab berkembangnya bakteri e-coli. Hal itu tentu bisa berdampak buruk, meski tidak langsung dalam jangka pendek ini," terangnya.
Imbas stunting dan kematian ibu anak
Terkait akibat dari limbah PETI dan kurangnya sanitasi itu, hal yang terjadi, di antaranya stunting dan kematian ibu dan anak (KIA).
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinkes Kabupaten Bungo, 82 balita tercatat menderita stunting sejak Januari hingga Oktober 2019.
Dari jumlah tersebut, balita perempuan tercatat lebih banyak dengan jumlah 45 orang dan laki-laki berjumlah 37 orang.
Safaruddin mengatakan, tujuh di antara 82 orang tersebut telah dinyatakan tidak lagi mengalami stunting.
"Tujuh orang tidak stunting lagi. Mereka sudah tumbuh normal," jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya menangani dengan memberikan asupan tambahan pada anak-anak yang menderita stunting tersebut. Selain itu, pihaknya juga masih mengupayakan penyuluhan dan sosialisasi pada masyarakat.
Sedangkan jumlah KIA di Kabupaten Bungo hingga triwulan ketiga 2019 tercatat 10 kematian ibu, 3 kematian bayi, dan 21 kematian neonatal.
Menurutnya, hal tersebut juga dipengaruhi oleh air yang dikonsumsi dan kurangnya sanitasi. Air cemaran dompeng, kata dia, bisa menjadi satu di antara faktor penyebab, meski ada faktor lain yang bisa menyebabkan stunting.
Saat ditanya dampak biota sungai dan tumbuhan pangan yang tercemar terhadap kesehatan, dia juga tidak menampik.
"Jelas berpengaruh. Apa yang dikonsumsi, jelas berpengaruh terhadap kesehatan, tapi pengaruhnya sejauh mana, kita belum bisa menyimpulkan," katanya.
"Di dalam kandungan air cemaran (dompeng) itu kan, paling tidak, ada merkuri. Itu kan, berbahaya. Itu jelas punya pengaruh," imbuhnya.
Hasil pengujian mengejutkan
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bungo, cemaran yang paling kentara terlihat adalah tingkat kekeruhan yang tinggi dan kandungan e-coli.