Penemunya Tegaskan Minyak Kutus-kutus Bukan Obat, Memang Berhasil Sembuhkan Kaki Lumpuh Tapi
Dibuat dari ramuan rempah dan herbal, minyak Kutus-Kutus yang kini populer, sering dianggap sebagai obat untuk segala keluhan bagi pelanggannya.
Tahun 2013, ada 30,4 persen rumah tangga memilih layanan kesehatan tradisional ketika kesehatannya terganggu.
Data lain dari Badan Pusat Statistik menyebutkan, tahun 2014, jumlah penduduk sakit yang menggunakan obat tradisional 20,99 persen, sementara yang menggunakan obat modern 90,54 persen dan obat-obatan lain 4,06 persen.
Artinya, sebagian penduduk Indonesia menggunakan obat tradisional seiring obat modern.
Tak heran jika minyak Kutus-Kutus laris di pasaran dan dipercaya bisa memelihara kesehatanpenggunanya.
Minyak kutus-kutus pada dasarnya merupakan minyak balur yang terbuat dari campuran 49 macam rempah.
Bahan baku minyak ini juga pada awalnya diambil dari dapur dan pekarangan sekitar rumah Bambang di Kabupaten Gianyar, Bali.
“Pada awal membuat minyak ini saya juga cek ke LIPI dan ternyata semua herbal ini sudah pernah diteliti, sehingga memang ini bahan-bahan yang baik. Garis merahnya, bahan-bahannya ini kebanyakan bumbu dan aman dimakan. Jadi racunnya rendah. Makin yakin saya untuk membuat,” kata Bambang.
Minyak Kutus-Kutus, Ramuan dari Alam yang Jadi Fenomena
Minyak Kutus-Kutus merupakan sebuah fenomena di kalangan masyarakat Indonesia, terutama ibu-ibu.
Bagaimana tidak, dalam berbagai perbincangan yang berisi keluhan kesehatan seperti pegal atau tidak enak badan, selalu saja ada yang menganjurkan untuk memakai minyak ini.
Minyak Kutus-Kutus pada dasarnya merupakan minyak balur yang terbuat dari campuran 49 macam rempah.
Bahan baku minyak ini juga pada awalnya diambil dari dapur dan pekarangan sekitar rumah Servasius Bambang Pranoto di Kabupaten Gianyar, pembuat minyak ini.
“Pada awal membuat minyak ini saya juga cek ke LIPI dan ternyata semua herbal ini sudah pernah diteliti, sehingga memang ini bahan-bahan yang baik. Garis merahnya, bahan-bahannya ini kebanyakan bumbu dan aman dimakan. Jadi racunnya rendah. Makin yakin saya untuk membuat,” kata Bambang ketika berbincang dengan Kompas.com di Jakarta (4/12).
Ia menceritakan, pembuatan minyak Kutus-Kutus adalah ketidaksengajaan.
Semua bermula dari terperosoknya Bambang di sebuah pematang dekat parit rumahnya yang menyebabkan kakinya menjadi kebas dan tidak bisa dikontrol.