Penemunya Tegaskan Minyak Kutus-kutus Bukan Obat, Memang Berhasil Sembuhkan Kaki Lumpuh Tapi

Dibuat dari ramuan rempah dan herbal, minyak Kutus-Kutus yang kini populer, sering dianggap sebagai obat untuk segala keluhan bagi pelanggannya.

Editor: rida
Kompas.com
Pembuat minyak Kutus-Kutus, Servasius Bambang Pranoto.(Kompas.com/Lusia Kus Anna) 

Seperti filosofi pohon kehidupan yang menjadi konsep minyak Kutus-Kutus, Bambang merasa bisnisnya tumbuh dari kecil menjadi besar seperti pohon.

Pertumbuhan mulai pesat sejak 2016 yang semula hanya 5.000 botol sebulan, saat ini sudah menjadi 500.000.

Proses produksi yang semula dilakukan di rumah pun berpindah ke pabrik yang dibangun Bambang di tahun 2017 dan mulai mengurus izin Badan POM.

“Saat ini ada 200 karyawan yang mengerjakan produksinya. Untuk distributornya ada 25,” kata pria berusia 64 tahun ini.

Ia mengatakan, fenomena larisnya minyak ini bukan karena iklan, tapi faktor kekerabatan para pengguna minyak.

Dari mulut ke mulut, para pelanggannya membagikan testimoninya.

Sampai saat ini Bambang mengaku kaget dengan besarnya kepopuleran minyak buatannya.

Namun, ia merasa bahwa ini merupakan jalan yang sudah digariskan untuknya.

"Semua seperti sebuah kebetulan, seperti sudah disiapkan. Harapannya minyak ini bisa terus abadi," ujarnya.

Untuk memperingati 6 tahun diciptakannya Kutus-Kutus, tim manajemen telah menyiapkan konser bagi para distributornya.

Konser yang bertajuk Maha Karya ini akan diadakan di Jakarta Convention Center pada 8 Desember 2019 dengan mengundang para penyanyi dan band papan atas seperti Iwan Fals, God Bless, hingga Isyana Sarasvati.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minyak Kutus-Kutus, Ramuan dari Alam yang Jadi Fenomena"

Editor : Lusia Kus Anna

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved