Server SIPKD Tanjabbar Diserang Hacker, Kepala BPKAD Kelimpungan Banyak Data Penting Hilang

SIPKD milik Badan Pengelolaan Keuangan dan Keuangan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terserang Virus Ransomware yang diduga ulah Hacker.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Darwin
Kepala BPKAD Tanjab Barat, Rajiun Sitohang. 

Server SIPKD Tanjabbar Diserang Hacker, Kepala BPKAD Kelimpungan Banyak Data Penting Hilang

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) milik Badan Pengelolaan Keuangan dan Keuangan Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terserang Virus ransomware yang diduga ulah hacker, Senin 2 Desember 2019 lalu.

Parahnya, serangan virus jahat tersebut membuat server jebol dan seluruh data dalam kondisi rusak berat tidak dapat diakses. Akibatnya aktivitas input data dari OPD di BKAD terhambat.

"Serangan malware ini mengakibatkan tidak bisa dibukanya data di komputer server BKAD bahkan sebagian data terhapus total," ungkap Kepala BPKAD Tanjab Barat, Rajiun Sitohang sembari membenarkan adanya serangan virus ransomware, Rabu (4/12).

Tiga Warga Aceh Dilimpah ke Kejaksaan Negeri Jambi Setelah Tertangkap Bawa 230 Kg Ganja

Kadis PMD Tebo Ditahan Kejari, Kasus LPJU Tebo Rugikan Negara Rp 1,6 Miliar

Suka Renang Karena Sakit Asma, Yusuf Tidak Sangka Bisa Jadi Atlet Peraih Medali Emas SEA Games

Atas masalah itu, Rajiun mengungkapkan hanya sebagian data yang dapat diselamatkan. Namun hingga kini masalah sudah teratasi dengan progres hingga 98 persen.

Sebagian data yang dapat diselamatkan hanya data pertanggal 26 Nopember 2019.

Langkah antisipasi agar tidak semakin parah, BPKAD terpaksa menonaktifkan server sementara, menjelang data benar-benar bersiah dari jangkitan ransomware.

Sedangkan untuk data yang hilang BKAD terpaksa harus melakukan diinput ulang ke server SIPKD.

"BKAD akan memfasilitasi OPD untuk input ulang. Proses penginputan ulang belanja harus sesuai secara jumlah maupun rekening belanja," terangnya.

Rajiun Sitohang Kepala BPKAD Setda Tanjab Barat membenarkan jika server dilingkup Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tanjab Barat terserang virus Ransomware.

"Serangan itu mengunci semua data kita," ujar Rajiun

Dampaknya sebut Rajiun, pihaknya tidak bisa mengolah data dan membuka data yang diolah selama ini sampai dengan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dari 27 hingga 30 Nopember 2019.

" Dari 26 hingga 30 Nopember 2019 semua data hilang, dan kita harus entry ulang. Mulai dari pencairan anggaran, SP2D, SPM dan lainnya termasuk juga laporan keuangan itu hilang," sebutnya

Kusnindar Nyanyi Sebut Nama-nama Anggota DPRD Jambi yang Terima Uang Suap

TERUNGKAP Tak Hanya Uang Ketok Palu, Anggota DPRD Jambi Juga Terima Suap LKPj Gubernur Jambi

375 Pendaftar, Bawaslu Bungo Hanya Akan Pilih 51 Panwascam

Terkait dengan APBD karena memang virus ini menyerang data terakhir konsumsi tahun 2020, APBD itu betul betul mereka kunci.

Akhirnya juga kita entri ulang APBD tahun 2020 yang sudah selesai dikerjakan.

Menindaklanjuti hal ini dicarikan solusi kemana mana ke seleuruh Indonesia, kemudian ada yang menawarkan bantuan tapi dengan bayaran tidak jelas.

Ada juga yang menawarkan bawa ke Jakarta dan bawa ke Pekanbaru. Namun tindakan itu tidak dilakukan karena percaya pada staf yang membidanginya.

"Tetapi teman-teman di BPKAD ahli-ahli IT di Setda Tanjab Barat masih bisa diharapkan. Progresnya sudah 98 persen," katanya.

Permasalahan ini pun dikatakan Rajiun, dari keterangan ahli IT yang dimiliki akan segera tuntas dalam dua hari kedepan.

Dampak yang sangat dirasa yakni mengulang proses APBD, di penganggaran mulai dari awal hingga terbitnya DPA.

Diungkapnya, aplikasi yang menutup ini namanya si Roger Virus Roger. Namun disana terdapat nomor yang bisa dihubungi apabila ingin memperbaikinya. Bayaran yang diminta pun tak tanggung-tanggung bisa mencapai Rp 150 juta.

"Memang ada tawaran untuk menghubungi tapi kalau kita hububgi data akan dibuka sedikit demi sedikit. Dimintanya sampai Rp150 juta," ujarnya.

Disinggung sebelum serangan virus tidak dilakukan backup data, Rajiun mengatakan sebetulnya teman sudah melakukan Backup data. Tapi backup data juga disimpan di server yang terserang virus.

Solusinya kedepan mungkin di APBD 2020 untuk penyimpanan data disimpan di tempat terpisah. (Darwin Sijabat/ Tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved