Hari Disabilitas Internasional

Kisah Sriyono - Guru PAUD Penyandang Disabilitas dari Blora yang Awalnya Kerap Ditolak

"Ditolak sebagai guru mungkin karena saya seorang cacat," ujar Sriyono yang merupakan seorang penyandang disabilitas yakni tunadaksa.

Editor: Suci Rahayu PK
Dok. Sriyono Abdul Qohar
Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora. 

Ia terus mengajar di PAUD Gembira Ria dengan bantuan semangat dari istrinya.

Sriyono mengaku suka berinteraksi dengan anak-anak.

"Anak-anak selalu menyambut saya. Saya kangen saja kalau gak masuk. 2-3 hari pasti ditanyakan ke mana," ujar Sriyono.

Ia bermimpi untuk mendirikan PAUD inklusi untuk disabilitas.

Menurutnya, orangtua yang memiliki anak usia dini dengan status disabilitas akan malu untuk menyekolahkan anaknya.

"Saya ingin memotivasi orangtua agar anaknya tetap di sekolah PAUD," tambah Sriyono.

Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.(Dok. Sriyono Abdul Qohar)
Sriyono Abdul Qohar sedang mengajar anak-anak usia dini. Sriyono merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori penyandang cacat peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora.(Dok. Sriyono Abdul Qohar) ()

Diresmikan Gubernur Fachrori, RTH Taman Anggrek Sri Soedewi Bisa Dinikmati Gratis

Reaksi Ketika Mempelai Wanita undang Semua Mantannya ke Pernikahan, Begini yang Terjadi Selanjutnya

Raih penghargaan PAUD

Selama ia mengajar, muridnya tergolong beragam. Ia pernah mendapatkan murid disabilitas seperti tuna rungu, hiperaktif, dan tuna wicara.

Sriyono adalah salah satu potret guru penyandang disabilitas yang terus mengabdi untuk dunia pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Terlahir sebagai seorang tuna daksa, ia berprinsip untuk terus berjalan meskipun orang lain berkata apapun.

"Ini pembuktian bagi saya, difabel bisa mengajar walaupun di sekolah PAUD," kata Sriyono.

Sriyono bersama Tutik Isyani dari Boyolali mendapatkan penghargaan Kategori Penyandang Cacat Peduli PAUD pada Rabu (6/11/2019) lalu di Jakarta.

Penghargaan diberikan langsung Direktur Pembinaan PAUD Muhammad Hasbi.

"Saya sangat bangga dan senang bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia di dunia pendidikan PAUD terkhusus buat teman-teman disabilitas indonesia untuk tetap berkarya," kata Sriyono.

Ia menyebutkan keterbatasan tidak menghalangi untuk berkarya sesuai kemampuan yang dimiliki walaupun sekecil apapun.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved