EMPAT Cara Mudah Atasi Insomnia, Dari Jenis Makanan Hingga Sprei Bisa Jadi Solusi
Tidak ada yang lebih menenangkan daripada berbaring di atas tempat tidur dan terlelap. Tidur di malam hari memastikan tubuh kita beristirahat, agar
TRIBUNJAMBI.COM- Tidak ada yang lebih menenangkan daripada berbaring di atas tempat tidur dan terlelap. Tidur di malam hari memastikan tubuh kita beristirahat, agar segar dan siap menghadapi hari esok.
Sayangnya, banyak orang memiliki hari-hari yang sangat sibuk, sehingga tidur menjadi momentun langka yang tidak selalu bisa didapatkan dengan optimal.
Maka tak jarang pula yang mengalami insomnia. Kondisi di mana kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk gelisah ketika berbaring di tempat tidur.
Banyak orang mengira insomnia adalah kurang tidur, padahal ini adalah kondisi yang mencegah kita dari tidur nyenyak.
• RESEP Jamu Jokowi, Rahasia Kebugaran Presiden Sejak 18 Tahun, Manfaatnya Luar Biasa!
• Presiden Jokowi Instruksi Aparat Investigasi dan Tindak Tegas Pelaku
• Masuk Musim Penghujan, Banjir dan Longsor Ancam Puluhan Ribu Kepala Keluarga di Kabupaten Batanghari
Ada banyak penyebab di balik tidur yang terganggu, antara lain gaya hidup tidak sehat, pola makan buruk, stres, depresi, dan kecemasan.
Penggunaan gawai yang berlebihan juga bisa mengurangi waktu tidur berkualitas kita.
Masalah insomnia tidak harus selalu diatasi dengan konsumsi obat-obatan.
Beberapa cara alami ini bisa kamu coba terapkan demi tidur malam yang nyenyak dan optimal:
1. Essential oil
Banyak dari kita yang sudah tahu bahwa essential oil bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
• Arya Satria Claproth Akui Bekap Penyanyi Karen Pooroe, Dia Mau Bunuh Diri
• Cha In Ha Meninggal Dunia, Sempat Unggah Foto, Penyebab Kematian Masih Misterius
• GESER Malaysia, Indonesia Naik ke Peringkat Ke-3, Ini Daftar Terbaru Klasemen SEA Games 2019
• Siapa Sebenarnya Paruru Daeng Tau? Mengaku Nabi Terakhir dan Tak Wajibkan Buat Salat, Zakat, Haji
Essential oil lavender bisa membantu menenangkan pikiran dan tubuh, sehingga tubuh kita lebih siap untuk tidur.
Kita bisa menyemprotkan atau meneteskannya pada permukaan bantal dan seprai sebelum pergi tidur.
Kamu bisa menghirup wanginya agar mampu tidur nyenyak.
2. Mencuci seprai
Ada alasan mengapa tempat tidur di hotel terlihat sangat mengundang dan terasa nyaman, sebab seprainya bersih dan tempat tidurnya nyaman.
Jadi, jika tempat tidur di tempat tinggalmu terlihat kurang mengundang, kamu mungkin bisa mengganti sepraimu dan memastikan wangi tempat tidurmu segar.
Kamu juga bisa menata tempat tidurmu dan memilih bantal yang empuk dan nyaman.
Pastikan suhu ruangan sejuk, sebab menurunkan suhu tubuh memberi sinyal pada otak untuk melepaskan melatonin atau hormon tidur.
• Lucinta Luna Ungkap Budget Rp 10 Miliar, Tak Lama Lagi Menikah dengan Kekasihnya
• Hujan Sedang Hingga Lebat Disertai Angin Kencang di Provinsi Jambi Prakiraan Cuaca 3-5 Desember 2019
• Fadli Zon Tuding Menteri Agama Terpapar Fobia Islam, Majelis Taklim Kok Disuruh Daftar
3. Mendapatkan vitamin matahari
Pergilah ke luar ruangan untuk bertemu sinar matahari, sekitar satu jam setelah bangun tidur.
Pengeluaran zat kimia dari otak kita akan terjadi bersamaan dengan paparan sinar matahari.
4. Perhatikan apa yang dimakan
Makan makanan tinggi gula sebelum tidur berpotensi membuatmu terjaga sepanjang malam.
Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk minum segelas susu hangat dan sepotong roti panggang.
Teh herbal tertentu seperti kamomil, serai atau lavender dapat membuat tubuh dan pikiran kita lebih rileks, yang akan berdampak pada kualitas tidur yang lebih baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Cara Alami Mengatasi Insomnia"
Penulis : Nabilla Tashandra
Editor : Bestari Kumala Dewi
Melabeli Diri Insomnia Justru Perburuk Kondisi Tidur
Tidur merupakan salah satu hal terpenting untuk memiliki tubuh sehat.
Saat kita cukup istirahat, kondisi fisik dan mental akan prima.
Tetapi, memang tak semua orang bisa beruntung bisa mendapatkan tidur dengan mudah.
Dampak kurang tidur yang paling mudah terlihat adalah bad mood, kulit kusam, perfoma yang buruk hingga kelelahan.
Walau kita sering kurang mendapatkan cukup tidur, jangan lantas menyebut diri insomnia.
Apalagi jika dilakukan terus-menerus, justru membuat masalah tidur makin parah.
Dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Behavior Research and Therapy, psikolog Kenneth Lichstein menyebutkan, insomnia tak sekadar gangguan tidur, tapi juga gangguan appraisal kognitif.
Studi yang berjudul " Insomnia Identity" meneliti perbedaan antara label dan kondisi insomnia yang sebenarnya.
“Mungkin ada banyak orang di luar sana menderita (insomia) karena label yang diciptakan sendiri, daripada memang benar-benar menderita kondisi tersebut,” tulis Lichstein seperti dikutip dari Readers Digest.
Studi ini mengkaji 20 penelitian yang mengukur kondisi kekurangan tidur dan kondisi insomnia karena label mereka sendiri.
Hasilnya, ada sangat sedikit tumpang tindih di antara keduanya. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang memang kekurangan tidur tidak melabeli diri mereka sebagai penderita insomnia.
Karena itu, mereka tidak mengalami kelelahan atau kecemasan di hari berikutnya.
Studi lain juga menemukan, terlepas dari fakta kurang tidur biasanya terkait dengan risiko kenaikan tekanan darah tinggi, orang-orang yang tidak melabeli diri mereka sebagai penderita insomnia tidak mengalami kondisi tersebut.
Sebaliknya, studi menemukan orang yang tidur nyenyak tetapi menganggap diri penderita insomnia cenderung bangun dengan kelelahan, depresi, kecemasan, dan hipertensi.
Temuan Lichstein mengungkapkan realitas yang sangat menarik, di mana meskipun tidur adalah fungsi biologis, kita dapat mengelabui otak sementara waktu dengan berpikir jika mengalami insomnia dan mengalami dampaknya, atau berpikir tidur nyenyak dan bangun dengan keadaan segar setiap pagi.
“Merasa khawatir terus menerus dengan tidur yang buruk merupakan patogen yang lebih kuat daripada gangguan tidur sebenarnya. Persepsi tersebut menciptakan realitas,” ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melabeli Diri Insomnia Justru Perburuk Kondisi Tidur"
Penulis : Kahfi Dirga Cahya
Editor : Lusia Kus Anna