Kisah Militer RI
Mulai dari Bom hingga Peluru Tajam, Aksi Paspampres Zaman Soekarno hingga Jokowi Ini Bikin Melongo
Mulai dari Bom hingga Peluru Tajam, Aksi Paspampres Zaman Soekarno hingga Jokowi Ini Bikin Melongo
Mulai dari Bom hingga Peluru Tajam, Aksi Paspampres Zaman Soekarno hingga Jokowi Ini Bikin Melongo
TRIBUNJAMBI.COM - Satun ini merupakan pasukan terdekat dengan Presiden RI, menjaga, mengorbankan nyawanya hingga harus mengikuti perintah Presiden.
Mereka adalah Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) bisa dikatakan merupakan satuan pilihan yang di ambil dari setiap matra TNI.
Bukan cuma asal pilih, menjadi Paspampres merupakan sosok prajurit terbaik untuk dipersiapkan melindungi presiden.
Mulai dari ancaman di dalam negeri hingga luar negeri, saat presiden melakukan kunjungan antar negara.
Lalu seperti apa saja ancaman dan kisah menegangkan Paspampres dari era Presiden Soeharto hingga Jokowi.
• KOPASSUS Pakai Baju Tagalog, Nyamar jadi Paspampres Presiden Filipina: Melindungi dari Kudeta
• Paspampres vs Agen Rahasia Israel di Lantai 41 Hotel Waldorf Towers
• Mulai dari Zaman Soeharto hingga Jokowi, Ini 4 Kisah Menegangkan Paspampres Melindungi Presiden
• Tangan Paspampres Gerak Cepat Tampar Pipi Pilot Heli yang Akan Ambil Tusuk Konde Ibu Tien, Pamali
Berikut kisahnya:
Paspampres Kawal Jokowi ke Afganistan
Mayjen (Mar) Suhartono menceritakan saat dirinya mengamankan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Kabul, Afghanistan.
Suhartono saat itu menjabat sebagai Komandan Paspampres. Saat itu kondisi Afghanistan sedang tak stabil. Suara dentuman bom di mana-mana.
Tentu kejadian ini sangat membahayakan Jokowi beserta rombongan.
"Bahkan sampai menjelang pesawat akan lepas landas dari Daka, Bangladesh, ke Kabul, Afganistan, masih ada serangan teror di Military University di Kabul," kata Suhartono.
Selama penerbangan, Suhartono terus berkoordinasi dengan Paspampres Afghanistan serta aparat keamanan di Kabul untuk mengetahui perkembangan situasi di negara tersebut.
• PENAMPILAN Terbaru Puput Nastiti Devi Usai Ahok Jadi Bos Pertamina, Intip Harga Gelang Hermesnya!
• Kronologi Balita Tewas Tertimpa Pintu Minimarket, Ibunya Belanja, Karyawan Bisa Dipenjara 5 Tahun
"Dalam kondisi seperti ini, tugas Paspampres harus mampu mengamankan seorang Presiden dan Ibu Negara yang selalu mendampingi dalam kunjungan kenegaraan ini," ucap Suhartono.
Suhartono merasa lega akhirnya kunjungan Jokowi di tengah-tengah teror bom Afghanistan berjalan dengan aman dan lancar.
"Rasa syukur pada Allah atas selesainya tugas dalam rangka kunjungan kenegaraan Presiden RI di Kabul - Afganistan dengan aman dan lancar. Lega satu tugas selesai dilaksanakan," tutur Suhartono.

Paspampres Presiden Soeharto sempat bersitegang dengan pengawal Perdana Menteri Israel.
Mereka nyaris adu tembak. Insiden ini berawal saat Soeharto berkunjung ke New York, Amerika Serikat.
Saat itu Soeharto juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Salah satu personel Paspampres saat itu adalah Sjafrie Sjamsoeddin.
PM Israel Yitzak Rabin ternyata ingin menyampaikan keinginannya untuk menemui Soeharto di hotelnya menginap.
Kemudian ia dan pengawalnya dari Mossad datang untuk bertemu Soeharto.
Namun cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan dan terkesan arogan.
• Harga dan Spesifikasi Realme X2 Pro, Chip Terkencang dari Qualcomm, sudah Launching Hari Ini
• UIN STS Jambi Jadi Tuan Rumah Diseminasi Hasil Kajian Al-Quran
Sehingga Rabin dan empat pengawalnya dicegat oleh paspampres Soeharto sebelum masuk lift.
Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto.
Saat hendak memasuki lift terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.
Tiba-tiba para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan Sjafrie dan para personel Paspampres.
Mereka curiga pada Paspampres. Padahal sebelum masuk lift, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan Presiden Soeharto.
Sempat adu mulut, pengawal Presiden Israel dengan arogannya menodongkan senjata Uzi ke perut Sjafrie yang tetap ngotot masuk dalam lift.
Namun kalah cepat dengan kegesitan tangan Sjafrie yang lebih dulu menempelkan moncong pistol ke perut tentara Israel itu.
Sambil menatap mata Sjafrie yang tangannya siap menarik pelatuk.
"Sorry I understand it" ujar pentolan Mossad itu sambil menurunkan arah senjatanya.
Bahkan PM Israel pun ikut cemas lantaran dua orang Paspampres lainnya juga sudah siap menumpahkan peluru.
Alhasil Yitzak Rabin rela menuruti prosedur pengamanan Paspampres dan menunggu 15 menit karena memang datang lebih awal dari jadwal diterima Pak Harto.

Presiden Soekarno sering mendapat serangan hingga pembunuhan.
Peran Paspampres sangat dibutuhkan saat ini.
Seperti dalam kejadian pelemparan granat di Sekolah Perguruan Cikini tahun 1957 dan Makassar tahun 1962.
Ledakan granat tiba-tiba muncul saat Soekarno dan rombongannya meninggalkan Perguruan Cikini (PerCik).
Lebih dari tiga granat dilemparkan ke arah Bung Karno. Beliau selamat dari kejadian itu berkat kesiap siagaan para Paspampres.
Kemudian saat di Makassar, 7 Januari 1962, Soekarno menghadiri Gedung Olahraga Mattoangin.
• Ramalan Shio 2020 Tahun Tikus Logam Lengkap 12 Shio, dari Karier s/d Keuangan dan Keluarga
• Manfaat Luar Biasa Buah Alpukat untuk Kesehatan, Kandungan Vitamin dan Mineral untuk Jantung?
• Setelah Sukses Taklukan Thailand, Berikut Jadwal Timnas Indonesia U23 vs Singapura di SEA Games 2019
Saat melewati Jalan Cendrawasih, seseorang melemparkan granat tapi meleset, jatuh mengenai mobil lain.
Tak hanya itu saja, Paspampres juga mampu meloloskan Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev saat di Indonesia.
Saat itu Presiden Soekarno mendampingi saat Kruschev mengunjungi Bandung, Yogya, dan Bali.
Namun dalam perjalanan ke Jawa Barat, saat rombongan keduanya melintas di Jembatan Rajamandala, Cianjur, sekelompok anggota DI/TII menghadang.
Beruntung, pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa (sekarang Paspampres) sigap meloloskan kedua pemimpin tersebut.

Sjafrie Sjamsoeddin juga mengawal Soeharto saat berkunjung ke Sarajevo, ibu kota Bosnia Herzegovina.
Kunjungan itu usai Soeharto bertemu dengan Presiden Kroasia Franjo Tudjman, di Zagreb pada tahun 1995.
Setelah berdebat, PBB mengizinkan Soeharto terbang ke Bosnia.
Presiden Soeharto langsung meminta formulir persyaratan kepada Sjafrie Sjamsoeddin.
• Setelah Sukses Taklukan Thailand, Berikut Jadwal Timnas Indonesia U23 vs Singapura di SEA Games 2019
• Jadwal Sepakbola SEA Games 2019, Siaran Langsung Timnas Indonesia U-23 vs Singapura
Tak hanya itu saja, Sjafrie juga ketar-ketir saat Soeharto menolak mengenakan helm baja dan rompi antipeluru seberat 12 kg yang dikenakan oleh setiap anggota rombongan.
"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie.
Pak Harto tetap menggunakan jas dan kopiah.
Suasana mencekam. Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongan Presiden Soeharto.
Saat konflik, lapangan terbang itu dikuasai dua pihak.
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANPAGE TRIBUNN JAMBI DI FACEBOOK: