NASIB Korban Penggusuran Tuntut Janji Kampanye Anies Baswedan, Walikota : Mereka Tak Milih

Puluhan warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, meminta Anies Baswedan untuk menepati jan

Editor: rida
Kompas.com
Warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara masih bertahan di puing-puing bangunan bekas rumah mereka, Sabtu (16/11/2019)(ANTARA/Fauzi Lamboka) 

Bertahan Setelah Penggusuran, Warga Sunter Agung Bangun Gubuk Kayu di Sekitar Lokasi

Warga yang terkena penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara membangun gubuk di sekitar lokasi.

Gubuk-gubuk itu berfungsi sebagai tempat mereka tidur dan beristirahat sambil menyaksikan pembongkaran rumah-rumah lama mereka.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi pada Senin (18/11/2019), beberapa material gubuk tersebut dibuat dari sisa-sisa penggusuran.

Bangunan-bangunan ini tepat berada di seberang puing-puing rumah mereka yang lama.

Hasan Basari (53) adalah salah seorang warga yang membangun pondokan tersebut.

"Setelah digusur saya tinggal di sini (menunjuk gubuknya), baru selesai kemarin ini," kata Hasan kepada Kompas.com Ia memilih tinggal di lokasi tersebut karena tidak ada rumah lain yang bisa ia tinggali.

Wooyeop & Taeseon TRCNG Gugat TS Entertainment, Kasus Kekerasan dan Pemerasan

RAMAI Penolakan Ahok BTP Jadi Bos BUMN, Istana Beber Peran Presiden Jokowi Pada Pemilihan Pejabat

Kelakuan Janda Makeup Tebal Kadali Pacar Suguhkan Benda Ini hingga Bisa Tipu Rp 17 Miliar

Gubuk yang dibangun Hasan terbuat dari balok-balok kayu dengan ukuran 2x2 meter.

Atapnya terbuat dari terpal yang disanggah rangkaian kayu. Gubukan tempat Kuswati (52) berisitirahat jauh lebih parah.

Gubuk itu dibuat dari tumpukan palet kayu yang diatasnya ditutupi triplek.

Tinggi gubuk Kuswati lebih kurang 1,5 meter.

Ia hanya bisa duduk dan rebahan di gubuknya itu.

"Di sini banyak anak kecil. Dibongkar gini kan kasihan, kalau kita mah yang sudah besar enggak apa-apa," tuturnya sambil menunjuk salah satu cucunya yang ada dalam gubuk tersebut.

Kuswati mengaku, ia sudah tinggal di lokasi tersebut sejak tahun 1986.

Untuk bertahan hidup ia bekerja serabutan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved