Berita Nasional
Siapa Sebenarnya Dewi Tanjung? Sosok yang Sebut Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan Cuma Rekayasa
Siapa Sebenarnya Dewi Tanjung? Sosok yang Sebut Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan Cuma Rekayasa
Sehingga ia menganggap hal itu wajar jika orang awam mengira dirinya tidak sakit.

• Nama-nama Calon Dewan Pengawas KPK, Ahok BTP Tidak Masuk Hitungan?
• TERNYATA Sosok Ini Membunuh Osama bin Laden, dari Pasukan Elite Amerika: 3 Peluru Tepat di Kepala
• Sumber Kekayaan Yuni Shara, Jarang On Air Tapi Bisnisnya Bukan Ecek-ecek, Lihat Rumah Mewahnya
Ia mengaku sampai saat ini proses pengobatannya masih berjalan dan didampingi oleh perwakilan KPK.
Novel memastikan jika setiap perkembangan dan proses pengobatan dirinya selalu dilaporkan kepada pimpinan KPK.
Kasus Novel Baswedan yang terjadi pada 11 April 2017 sampai sekarang belum bisa diungkap siapa pelaku sebenarnya.
Presiden Jokowi telah menyampaikan target untuk menyelesaikan kasus Novel ini, namun tetap belum bisa terselesaikan.
Hingga akhirnya setelah pelantikan Kapolri yang baru yaitu Jenderal (Pol) Idham Azis, dirinya ditugaskan untuk segera mengungkap kasus Novel Baswedan sampai Desember 2019.
Penyelidik KPK Novel Baswedan pun berharap kepada Idham Azis sebagai Kapolri yang baru segera mengusut kasus penyiraman air keras pada dirinya dan menemukan pelakunya.
"Kita semua mendoakan, semoga Kapolri yang baru amanah, saya juga berharap semoga Pak Kapolri tidak lupa dengan kewajibannya, terutama dengan penyerangan terhadap diri saya, dan juga kawan-kawan di KPK lainnya," ungkap Novel, sebagaimana dikutip dari tayangan KompasTV.
Keterangan Moeldoko
Mengutip Kompas.com, Selasa (5/11/2019), Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, memberi penjelasan jika kasus Novel Baswedan bukan kasus yang mudah untuk diselesaikan.
Alasan tersebut yang sampai saat ini membuat polisi belum bisa mengungkapkan pelaku penyiraman air keras Novel Baswedan.
"Kasus Novel seolah-olah mudah tapi padahal nggak mudah juga," kata Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Kompas.com di Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Menurut Moeldoko, pencarian barang bukti berjalan sulit karena kejadian pada waktu pada waktu Subuh.
Selain itu, minimnya saksi mata dan juga rekaman CCTV yang yang berada di lokasi kejadian penyerangan.
Pelaku yang pada saat itu menyiram air keras kepada Novel wajahnya tidak terlihat jelas, diketahui pelaku mengendarai sepeda motor.