Menilik Peluang Anies Baswedan vs Tito Karnavian di Pilpres 2024

Mengapa Mahfud MD terpental dari kursi calon wakil presiden yang nyaris ia duduki menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019?

Editor: Suci Rahayu PK
kolase
Tito Karnavian dan Anies Baswedan 

Menilik Peluang Anies Baswedan vs Tito Karnavian di Pilpres 2024

Oleh: Karyudi Sutajah Putra

TRIBUNJAMBI.COM - Mengapa Mahfud MD terpental dari kursi calon wakil presiden yang nyaris ia duduki menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019?

Jawabannya, karena koalisi partai politik-partai politik pendukung petahana Presiden Joko Widodo hendak memberikan jalan kepada kader-kadernya, sehingga mereka menekan Jokowi yang akhirnya tak berdaya.

Mahfud, meski pernah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namun dianggap bukan kader parpol.

Secara usia, KH Ma’ruf Amin yang akhirnya menggantikan Mahfud, kecil kemungkinannya untuk maju pada Pilpres 2024 dalam usia 81 tahun, baik sebagai calon presiden atau pun calon wakil presiden.

Bila Mahfud terpilih menjadi wapres, kemungkinan ia akan maju sebagai capres atau cawapres pada 2024, setelah Jokowi tak maju lagi karena terhalang konstitusi.

Maka kans kader-kader parpol maju sebagai capres/cawapres pun terhalang.

Polisi Belum Juga Ungkap Siapa Pelaku Pembunuhan Surono yang Dicor Semen di Bawah Musala Rumah!

Kecelakaan Truk Tronton Vs Bus di Tol Batang-Pemalang, Penumpang Bus Meninggal

Kini, genderang perang Pilpres 2024 mulai ditabuh parpol-parpol.

Yang paling kencang menabuh genderang adalah Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Usai pelantikan Jokowi-Mar’uf sebagai Presiden-Wapres periode 2019-2024, Minggu (20/10/2019), misalnya, Paloh langsung melakukan gerilya politik.

Siapa cepat dia dapat, mungkin begitulah prinsip Paloh.

Setelah sempat berbisik-bisik berdua dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman dalam acara pelantikan Jokowi-Maruf, keduanya kemudian bertemu.

“Kursi kami hampir 20%,” ujar Sohibul usai pertemuan itu, terkait ambang batas 20% jumlah kursi di DPR RI sebagai syarat minimal mengajukan capres/cawapres.

Keduanya tampaknya sepakat dalam satu nama: Anies Baswedan!

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Monas, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Monas, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019). (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)

Paloh sebelumnya sudah melakukan cek ombak atau test the water dengan menyatakan dukungan kepada Gubernur DKI Jakarta itu yang kemudian “berbuah masam” berupa dicuekin-nya dia oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat keduanya sama-sama menghadiri pelantikan Jokowi-Ma’ruf.

Cek ombak itu akan ia lanjutkan dengan mengundang Anies ke perhelatan Kongres Partai Nasdem, 8-11 November 2019 di Jakarta.

Bahkan Anies-lah yang didaulat membuka kongres tersebut.

Lalu, bagaimana dengan PKS? Parpol ini juga tampak sedang menggadang-gadang Anies.

Bila berhasil memimpin Jakarta, apalagi bila terpilih kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta tahun 2022, hampir pasti Anies akan maju sebagai capres/cawapres pada Pilpres 2024.

Sejak aksi demonstrasi menuntut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari kursi Gubernur DKI Jakarta merebak pada 2016, hingga kini Anies dikonotasikan sebagai representasi pemimpin kaum muslim di tengah sikap kurang ramah Presiden Jokowi terhadap umat Islam.

Gagal Tahan Nafsu Syahwat, Pengantin Baru Paksa Adik Ipar Hubungan Intim Sampai Hamil!

Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini (7/11) - Gemini Mulai Ragu, Aries Sensitif dengan yang Romantis

Maka Pilpres 2019 yang baru lalu dan juga Pilpres 2024 kelak diasumsikan sebagai pertarungan kalangan muslim (religius), kalau tidak boleh dikatakan pro-khilafah, versus kalangan pro-Bhinneka Tunggal Ika (nasionalis), bahkan mungkin ada yang komunis.

Dengan kata lain, konstelasi dan kontestasi politik di Indonesia belum bergeser sejak awal kemerdekaan hingga kini: religius versus nasionalis.

Bila pada Pipres 2014 dan 2019 kaum religius belum berhasil meraih kemenangan atas kaum nasionalis, berarti kondisinya masih sama dengan yang terjadi pada era Orde Lama dan Orde Baru.

Lalu, siapa tokoh yang akan muncul dari kaum nasionalis?

Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Ridwan Kamil merupakan sejumlah nama yang digadang-gadang sejumlah parpol.

Tapi bisa saja nanti muncul nama lain yang sebelumnya tak diperhitungkan, seperti Jokowi yang tiba-tiba muncul sebagai capres pada Pilpres 2014.

Sayangnya, baik Puan, Ganjar, Risma maupun Emil tampaknya hanya cocok untuk lapis kedua alias cawapres.

Untuk capres dari kalangan nasionalis, masih remang-remang.

Namun, tampaknya kini mulai muncul tokoh yang mungkin akan menjadi “kuda hitam” capres dari kalangan nasionalis, yakni Tito Karnavian.

Mantan Kepala Polri yang kini Menteri Dalam Negeri ini disebut-sebut sebagai “rising star”.

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (kompas.com)

Langkah-langkah Tito menuju Pilpres 2024 pun sudah mulai terbaca.

Jadi, dalam Pilpres 2024 nanti, yang terjadi adalah pertarungan antara Anies Baswedan versus Karnavian.

Dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang dipresentasikan awal Juli lalu, nama Anies dan Tito juga masuk dalam 15 kandidat capres 2024.

Seperti sambil menyelam minum air, Tito pada Rabu (13/11/2019) nanti akan mengumpulkan seluruh kepala daerah, baik gubernur, walikota maupun bupati, untuk menyamakan visi terkait pengelolaan anggaran transfer daerah senilai Rp 800 triliun dalam APBN 2020.

Tidak hanya kepala daerah, dalam acara yang akan berlangsung di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, ini Tito juga mengundang Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda), Panglima Daerah Militer (Pangdam), Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati), Komandan Komando Resort Militer (Danrem), Komandan Komando Distrik Militer (Dandim), Kepala Kepolisian Resort (Kapolres), Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari), serta Ketua DPRD provinsi, kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia.

Ramalan Kesehatan Zodiak Kamis (7/11) - Aries Kekurangan Energi, Libra Frustasi Scorpio Kurang Tidur

Tito begitu powerfull bila hendak mencari dukungan daerah. Inilah debut Tito sebagai kandidat capres 2024.

Tito juga bisa menggerakkan polisi-polisi untuk melakukan operasi senyap dalam Pilpres 2024. Tak dapat dipungkiri peran Tito dalam kemenangan Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 sangat signifikan.

Tito punya kaki tangan di akar rumput (grass roots), seperti katakanlah Babinsa.

Benarkah Anies akan bersaing dengan Tito pada Pilpres 2024? Biarlah waktu yang menjawab.

Lalu, bagaimana dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini sudah mulai ancang-ancang dengan bersedia menjadi Menteri Pertahanan?

Berkaca dari tiga kali kekalahannya dalam pilpres, alias “hattrick”, sementara kita simpan dulu Prabowo di dalam kotak Pandora.

Karyudi Sutajah Putra: Analis Politik pada Konsultan dan Survei Indonesia (KSI), Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2024: Anies Vs Tito, https://www.tribunnews.com/tribunners/2019/11/07/2024-anies-vs-tito?page=all.

Editor: Hasanudin Aco

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved