700 Tahun Kemudian Orang Pendek Berkaki Terbalik di Kerinci Bikin Peneliti Inggris Kebingungan

Sekira 700 tahun kemudian, zoologiest Van Heerwaden melakukan penelitian tentang orang pendek berkaki terbalik di Taman Nasional Kerinci Seblat

Editor: Duanto AS
Capture Youtube/Fredography
Ilustrasi pemotor bertemu orang pendek di Aceh. 

Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden sudah lama mengabadikan dirinya untuk terus menerus melakukan ekspedisi terhadap eksistensi Orang Pendek.

Namun, sejak pertama kali mereka datang ke Taman Nasional Kerinci di tahun 1990, hasil yang didapat masih jauh dari kata memuaskan.

Lain dengan peneliti lainnya, Debbie dan Jeremy datang ke Indonesia dengan di biayai oleh Organisasi Flora dan Fauna Internasional. Dalam ekspedisi yang dinamakan “Project Orang Pendek” ini, mereka terlibat penelitian panjang disana.

Secara sistematik, usaha-usaha yang mereka lakukan dalam ekspedisi ini antara lain adalah pengumpulan informasi dari beberapa saksi mata untuk mengetahui lokasi-lokasi dimana mereka sering dikabarkan muncul.

Kemudian ada metode menjebak pada suatu tempat, dimana terdapat beberapa kamera yang selalu siap untuk menangkap aktivitas mereka.

Namun, akhirnya rasa putus asa dan frustasi selalu menghinggap di diri mereka, ketika hasil ekspedisi selama ini yang mereka lakukan, belum mendapat hasil yang memuaskan alias nihil.

Beberapa pakar Cryptozoology mengatakan, bahwa Orang Pendek mungkin memiliki hubungan yang hilang dengan manusia. Apakah mereka merupakan sisa-sisa dari genus Australopithecus?

Ilustrasi pemotor bertemu Orang Pendek di Aceh.
Ilustrasi pemotor bertemu Orang Pendek di Aceh. (Capture Youtube/Fredography)

Banyak Paleontologiest mengatakan, bahwa jika anggota Australopithecus masih ada yang bertahan hidup hingga hari ini, maka mereka lebih suka digambarkan sebagai seekor siamang.

Pertanyaan mengenai identitas Orang Pendek yang banyak dikaitkan dengan genus Australopitechus ini, sedikit pudar dengan ditemukannya fosil dari beberapa spesies manusia kerdil di Flores beberapa tahun yang lalu.

Ciri-ciri fisik spesies ini sangat mirip dengan penggambaran mengenai Orang Pendek, dimana mereka memiliki tinggi badan tidak lebih dari satu seperempat meter, berjalan tegak dengan dua kaki, dan telah dapat mengembangkan perkakas/alat berburu sederhana, serta telah mampu menciptakan api.

Diperkirakan hidup antara 35000 – 18000 tahun yang lalu.

Apakah keberadaan “Uhang Pandak” benar-benar merupakan sisa-sisa dari Homo Floresiensis yang masih dapat bertahan hidup?

Secara jujur, para peneliti belum dapat menjawabnya.

Peneliti mengetahui, bahwa setiap saksi mata yang berhasil mereka temui mengatakan, lebih mempercayai Orang Pendek sebagai seekor binatang.

Debbie Martyr dan Jeremy Holden, juga mempertahankan pendapat mereka, bahwa Orang Pendek adalah seekor siamang luar biasa dan bukan hominid.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved