Buzzer Istana Beraksi? Blak-blakan Trik Manipulasi Trending Twitter dan Facebook (2)

Pengamat media sosial Enda Nasution menjelaskan buzzer adalah akun-akun di media sosial yang tidak mempunyai reputasi untuk dipertaruhkan.

Editor: Duanto AS
Kompas.com
Ilustrasi buzzer di Indonesia. 

Buzzer Istana Beraksi? Blak-blakan Trik Manipulasi Trendin Twitter dan Facebook (2)

TRIBUNJAMBI.COM - Pernah mendengar kata buzzer Istana?

Jika Anda mengikuti pembicaraan di media sosial, para warganet belakangan ini ramai membicarakan soal buzzer.

Gegara-nya adalah laporan majalah Tempo yang menyoal soal buzzer istana.

Sebenarnya, apa itu buzzer?

Ada juga istilah influencer. Apa itu?

Baca Juga

 Siapa Sebenarnya Agnes Alexandra? Perempuan Cantik Asal Indonesia Ditangkap di Bandara Filipina

 Terungkap Gaji Buzzer Istana Pepih Nugraha: Mereka Gajian, Bohong Kalau Dibilang Enggak Ada

 Buzzer Pembela Jokowi Mulai Bikin Gerah, Mati-matian, Sebar Hoax Ambulans Hingga Tebar Voucher

 Cibiran Pedas Luna Maya Saat Dengar Teman Makan Teman, Sindir Syahrini Rebut Reino Barack?

Bagaimana keduanya berperan memengaruhi opini publik di era digital dan media sosial saat ini?

Pengamat media sosial Enda Nasution menjelaskan buzzer adalah akun-akun di media sosial yang tidak mempunyai reputasi untuk dipertaruhkan.

"Buzzer lebih ke kelompok orang yang tidak jelas siapa identitasnya, lalu kemudian biasanya memiliki motif ideologis atau motif ekonomi di belakangnya, dan kemudian menyebarkan informasi," ujar Enda seperti pernah dimuat Kompas.com, Jumat (4/9/2019).

"Kan tidak ada konsekuensi hukum juga menurut saya, ketika ada orang yg mau mem-bully atau menyerang atau dianggap melanggar hukum, dia tinggal tutup aja akunnya atau menghapus akunnya atau dibiarkan saja hingga tidak aktif lagi," lanjut dia.

Sedangkan akun yang memiliki nama yang jelas dan latar belakang yang jelas, ia menyebutnya dengan influencer.

"Jadi kalo misalnya akun tersebut memiliki nama dan real orangnya, contohnya Denny Siregar, atau selebritis atau profesi lainnya yang punya follower besar dan punya sikap atau preferensi untuk mendukung sesuatu atau tidak mendukung sesuatu," kata Enda.

Menurutnya, dengan begitu akun tersebut tidak bisa seenaknya mengunggah sesuatu, karena bila salah atau terdapat orang yang tidak suka, dapat menimbulkan risiko terhadap pemilik akun tersebut.

Rocky Gerung dan Denny Siregar
Rocky Gerung dan Denny Siregar (Kolase)

"Dalam kategori influencer, mereka memiliki nama asli dan latar belakang yang jelas, misalnya orang-orang partai, politisi, orang bisnis, atau pengamat-pengamat politik. Kita tidak bisa menyebut mereka sebagai buzzer, mereka adalah influencer yang punya preferensi dukung mendukung sesuatu isu atau orang," ungkap dia.

Keduanya digunakan sebagai bagian dari strategi marketing komersial maupun politik.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved