Penampakan Ikan Raksasa 3 Meter Ditemukan Mati di Ambon, Warga Kaitkan dengan Gempa

Di tengah kekhawatiran warga akan gempa susulan yang terus terjadi di Pulau Ambon dan sekitarnya, warga di Pulau Buru, Maluku, kembali digegerkan deng

Editor: Duanto AS
sakhalin.Info
Ikan mola-mola seberat 1,1 ton yang ditangkap nelayan di Rusia tahun 2017 silam. 

Sejumlah relawan juga terus menggelar proses pemulihan trauma bagi warga dan anak-anak di lokasi-lokasi pengungsian, namun rasa kekhawatiran akan adanya gempa dan tsunami di Ambon masih saja menghantui warga.

Kondisi semakin parah, lantaran isu akan ada gempa yang lebih besar disertai tsunami terus beredar di masyarakat baik dari cerita mulut ke mulut, maupun melalui pesan berantai lewat WhatsApp, pesan singkat hingga lewat jejaring media sosial lainnya.

Sebagian warga yang ditemui bahkan percaya bahwa pada tanggal 9 Oktober, dua hari mendatang, akan ada gempa susulan besar disertai tsunami di Kota Ambon.

Ikan mola-mola seberat 1,1 ton yang ditangkap nelayan di Rusia tahun 2017 silam.
Ikan mola-mola seberat 1,1 ton yang ditangkap nelayan di Rusia tahun 2017 silam. (sakhalin.Info)

Situasi ini tidak hanya terjadi di Ambon, namun juga di dua wilayah yang terdampak gempa yakni di Kabupaten Maluku Tengah dan juga di Seram Bagian Barat.

“Dengar-dengar sih begitu, jadi kami ikhtiar saja, kami mau pulang ke rumah juga takut dan masih trauma apalagi gempa terus terjadi,” kata Simon, warga Passo, saat ditemui Kompas.com di lokasi pengungsian, Senin (7/10/2019).

Hoaks

Pascagempa susulan yang dirasakan kuat getarannya di Ambon pada Senin dini hari dan siang hari ini, warga kembali dibuat panik dengan beredarnya isu akan terjadi gempa susulan yang belum diketahui pasti berapa kekuatannya.

Dalam informasi yang beredar luas di masyarakat itu juga, warga diminta agar dapat lebih waspada dan dapat melakukan evakuasi mandiri ke lokasi-lokasi yang aman.

Ironisnya, imbauan yang beredar luas itu mengatasnamakan Wali Kota Ambon, Richard Louhenpessy.

Menanggapi beredarnya isu tersebut, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy membantah bahwa imbauan tersebut berasal darinya.

Dia bahkan menegaskan bahwa informasi tersebut hoaks dan hanya bertujuan untuk menciptakan keresahan di masyarakat.

“Bahwa sementara beredar luas dalam bentuk berita bohong atau hoaks bahwa akan terjadi gempa pada siang ini, saya tegaskan bahwa tidak pernah saya mengeluarkan testimoni dan imbauan yang sementara beredar di masyarajat tentang hal itu,” tegas dia.

Dia menyebut, isu tersebut diedarkan pihak tidak bertanggung jawab yang ingin menciptakan keresahan di masyarakat luas.

Menurut Richard, sampai saat ini tidak ada satu pun teknologi yang dapat mendeteksi kapan terjadinya gempa bumi.

“Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk tingkatkan doa kepada Allah SAW, Tuhan Yang Maha Kuasa, kiranya kita dijauhkan dari musibah,” kata dia.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved