Terbelit Hutang, Akankah Sriwijaya Air Bernasib Sama dengan Merpati & Mandala Airlines?

Maskapai Sriwijaya Air tengah dirundung masalah. Maskapai tersebut terancam tak lagi mengudara di langit Indonesia.

Editor: Suci Rahayu PK
Kontan
Sriwijaya Air 

Tak hanya memiliki utang di kedua perusahaan tersebut, rupanya Sriwijaya juga memiliki tunggakan ke beberapa BUMN di antaranya PT GMF AeroAsia Tbk senilai Rp 810 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rp 585 miliar.

Selain itu, Sriwijaya Air juga memiliki utang spare parts senilai 15 juta dollar AS ,lalu kepada PT Angkasa Pura II senilai Rp 80 miliar, serta PT Angkasa Pura I sebesar Rp 50 miliar.

Karena utangnya tak kunjung dilunasi, beberapa perusahaan mengancam akan menghentikan layanannya untuk Sriwijaya Air Group.

Baca: Daftar Nama 575 Anggota DPR RI Periode 2019-2024 yang Dilantik Selasa (1/10/2019)

Adapun perusahaan yang sudah menghentikan pelayanan kepada Sriwijaya Air Group, yakni GMF AeroAsia.

Direktur Operasi Sriwijaya Air Fadjar Semiarto mengatakan, karena tak mampu membayar utang tersebut GMF sejak 25 September tak mau lagi memberikan jasa perawatan kepada armada Sriwijaya.

“Out standing tunggakannya besar walaupun sudah dicicil. Jumlahnya hampir Rp 800 miliar," ujar Fadjar di Jakarta, Senin (30/9/2019).

Fadjar menambahkan, karena sudah tak dilayani GMF, armada milik Sriwijaya Air dirawat oleh para engineering-nya sendiri.

Namun, ketersediaan sparepart-nya terbatas. Tak hanya itu, engineering Sriwijaya Air pun terbatas. Fadjar menyebut jumlahnya hanya 50 orang.

Akibat keterbatasan itu, kondisi perusahaan berada di level Hazard, Identification dan Risk Assessment (HIRA) 4A.

Atas dasar itu, Fadjar merekomendasikan agar maskapai tersebut menghentikan sementara operasinya hingga kondisinya membaik.

Sebab, jika dipaksakan berpotensi menimbulkan bahaya.

“Kalau dibilang sangat membahayakan (tidak), (tapi) berpotensi (berbahaya) iya. Karena dari sisi pesawat yang dirawat dalam kondisi yang limited berpotensi terjadi hal-hal yang di luar yang kita perkirakan,” ujar Fadjar.

Atas pertimbangan keselamatan penerbangan, Direktur Quality, Safety, dan Security PT Sriwijaya Air Toto Soebandoro telah memberi rekomendasi kepada Plt Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena agar maskapai itu berhenti beroperasi.

Baca: VIDEO : Deteksi Kesehatan Badan Lebih Dini dengan 5 Cara Sederhana, Mulai dari Anemia Hingga Stroke

Baca: Cara Download Game Call Of Duty Mobile Garena di iPhone & Andorid, & Spesifikasi HP yang Dibutuhkan

Rekomendasi tersebut dikeluarkan setelah melakukan tinjauan dari segi perawatan dan pemeliharaan pesawat sesuai HIRA yang kemudian diurai dan dimitigasi menjadi kesepakatan dengan Direktorat Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU).

Dalam surat itu disebutkan bahwa ketersediaan tools, equipment, minimum spare, dan jumlah qualified engineer yang ada ternyata tidak sesuai dengan laporan yang tertulis dalam kesepakatan yang dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Udara dan Menteri Perhubungan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved