Gempa Ambon
Pasca Gempa Ambon, Warga Masih Bertahan di Hutan dan Bukit, Warga ; 'Rumah Kami Hancur Semua'
Pasca gempa bumi bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Amobon, ribuan warga masih bertahan di hutan dan perbukitan desa mereka
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Bayi 8 Bulan Korban Gempa Ambon Meninggal Dunia
Instruksi Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk segera membantu warga Ambon yang terdampak gempa 6.8 SR, Kamis (26/9/2019) kemarin.
Adapun sejumlah jajaran yang telah bergerak ke lapangan menangani dampak gempa yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, TNI, Polri, dan Kementerian Sosial.
"Kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPB, Pak Jenderal Doni, juga kepada TNI-Polri, kemudian kepada Menteri Sosial untuk bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Ambon.
Tak hanya memerintahkan jajarannya menanggulangi dampak gempa, Jokowi juga menyampaikan duka cita yang mendalam.
"Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah gempa yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon," ujarnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Sosial akan menanggung biaya perawatan korban luka dan memberi santunan bagi keluarga korban tewas.
"Terkait kerusakan fisik akibat gempa ini masih dilakukan pendataan secara detail," pungkasnya.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Jokowi melalui unggahan di media sosial Twitter.
"Gempa bumi M 6,5 yang mengguncang kawasan Maluku, Kamis, menurut BPBD Maluku, telah menimbulkan korban jiwa 23 orang, lebih 100 luka-luka, dan ribuan orang mengungsi.
Atas nama pribadi dan pemerintah saya turut berduka cita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita."
Jumlah korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,8 yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya terus bertambah.
Saat ini, jumlah korban gempa di Ambon dan sekitarnya tercatat telah mencapai 23 orang.
"23 korban jiwa seluruh Maluku, itu berdasarkan data BNPB," kata Gubernur Maluku Murad Ismail kepada wartawan di RSUD dr Haulussy Ambon, Kamis (26/9/2019) malam, dilansir Kompas.com.
Sementara, Kepala BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy mengatakan, lokasi terparah yang kena dampak gempa adalah wilayah Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon.
"Ada di desa Liang, Waai dan Tenga-Tenga. Di Desa Liang paling banyak, karena ada rumah yang rata dengan tanah," ujar Salampessy saat dikonfirmasi.

Dia mengatakan, masyarakat di Kecamatan Salahutu khususnya di Desa Liang, saat ini memilih mengungsi ke hutan.
Menurut Salampessy, BPBD Maluku telah mengimbau warga di sana untuk tidak percaya berita hoaks dan isu tsunami.
Hanya saja, warga memilih untuk mengungsi, karena sbagian besar rumah mereka roboh.
"Memang kami sudah mengimbau berita itu ada hoaks, tapi karena rumah mereka sebagian besar sudah roboh, mereka ke hutan dan malam ini kami dari BPBD sudah membawa terpal untuk mereka di Desa Liang dan Waai," kata Salampessy.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gempa di Ambon, Masih Ada Pengungsi yang Berlindung di Hutan, Butuh Tenda dan Selimut, https://www.tribunnews.com/regional/2019/09/28/gempa-di-ambon-masih-ada-pengungsi-yang-berlindung-di-hutan-butuh-tenda-dan-selimut?page=all.