Gempa Ambon
Pasca Gempa Ambon, Warga Masih Bertahan di Hutan dan Bukit, Warga ; 'Rumah Kami Hancur Semua'
Pasca gempa bumi bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Amobon, ribuan warga masih bertahan di hutan dan perbukitan desa mereka
"Saya langsung ke lapangan distribusikan bantuan. Jadi saat ini saya di Kecamatan Leihitu dan nanti setelah ini saya langsung ke Pulau Haruku," ujarnya.
Baca: Kapolri Tito Karnavian Copot 3 Kapolda, Adakah Kaitan Dengan Karhutla Hingga Kerusuhan?
Baca: Fotonya Bersama Tommy Soeharto Beredar, Najwa Shihab Meradang! Bikin Klarifikasi Menohok
Baca: VIDEO Detik-detik Mahasiswa Terlindas Mobil Taktis Polisi, Tulang Rusuk Remuk, Paru-parunya Dipenuhi
Selain sembako, kata Abua, pihaknya juga telah mendistribusikan 1.000 tenda dan terpal kepada para pengungsi yang tersebar di sejumlah lokasi pengungsian.
"Tenda dan terpal ini sangat dibutuhkan pengungsi dan itu sudah kami salurkan mulai dari kemarin sampai hari ini," katanya. (Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kehujanan, Pengungsi Gempa Ambon Minta Selimut dan Tenda
25.000 warga mengungsi
Gempa bermagnitudo 6.5 yang mengguncang kota Ambon dan sekitarnya telah mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (28/9/2019) pagi, 20 korban meninggal dunia (delapan orang Kota Ambon, 10 orang Maluku Tengah, dua orang Seram bagian barat), 152 orang luka-luka, (31 orang Kota Ambon, 108 orang Maluku Tengah, 13 orang Seram bagian barat), dan 25.000 orang mengungsi.
"Kerusakan terdiri dari 534 unit rumah (106 rusak berat, 125 rusak sedang, 303 rusak ringan), 6 unit fasilitas pendidikan, 12 unit fasilitas peribadatan, 1 unit fasilitas kesehatan, 9 unit fasilitas perkantoran, 2 unit fasilitas umum, dan 1 unit jembatan," kata Plt Kapusdantinmas BNPB Agus Wibowo kepada wartawan, Sabtu (28/9/2019) siang.
Agus menyampaikan, BNPB telah berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kementerian/Lembaga membantu para korban terdampak.
"BPBD mendistribusikan terpal kepada masyarakat pengungsi," ujar dia.
Ia menambahkan, saat ini tim TRC BPNB dan BPBD Provinsi Maluku terus melakukan pendataan dampak gempa.
Tenda pengungsian telah didirikan di RSU Haukussy kudamati dan RSU Tulehu.
Agus mengimbau warga untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak terpercaya.
"Selalu waspada apabila terjadi gempa susulan, hindari gedung bertingkat atau bangunan yang mudah roboh," tutur dia.
Gempa pertama yang berpusat di 40 kilometer timur laut Ambon berkedalaman 10 kilometer per Sabtu (28/9/2019) pukul 12.00 WIT, diikuti 484 gempa susulan.