BPBD Tanjab Timur: Kebakaran 2019 Lebih Besar, Ribuan Hektar Lahan Terbakar
Hingga saat ini luasan lahan terbakar yang tercatat oleh BPBD Tanjabtim mencapai 523,84 hektar.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: Teguh Suprayitno
BPBD Tanjab Timur: Kebakaran 2019 Lebih Besar, Ribuan Hektar Lahan Terbakar
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA SABAK - Hingga saat ini luasan lahan terbakar yang tercatat oleh BPBD Tanjabtim mencapai 523,84 hektar, jumlah tersebut di luar dari hasil pengukuran kategori luasan besar, Senin (23/9).
Saat ini BPBD Tanjab Timur mulai melakukan pendataan luas lahan yang terbakar.
"Namun data yang tercatat di kita ini hanya luasan yang terbilang kecil saja. Belum termasuk luasan yang masuk kategori besar," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Tanjab Timur, Rahmat Hidayat.
Lebih lanjut dikatakannya pula, kebakaran lahan terbakar pada tahun ini diperkirakan lebih besar dari tahun 2015 lalu. Meskipun sudah terdata namun belum secara keseluruhan hanya sebagian saja.
Baca: BREAKING NEWS, 15 Menit Hujan Guyur Kecamatan Betara Jambi Siang Ini
Baca: BPBD Sebut Kabut Asap di Tanjab Timur Kiriman Tetangga
Baca: BREAKING NEWS, Pemprov DKI Jakarta Bantu Alat Pemadaman untuk Muarojambi
Baca: VIDEO: Kabut Asap di Jambi Menelan Korban Jiwa, Ahmad Tang Diduga Kehabisan Oksigen
"Saat ini luasan lahan terbakar mencapai 523,84 Ha namun masih luasan sementara yang sudah diukur. di antaranya di Desa Jatimulyo, Catur Rahayu, mencolok namun yang diukur ini baru kategori lahan terbakar ukuran kecil belum lahan yang terbakar untuk ukuran besar jika sudah diukur total diperkirakan luasan mencapai ribuan hektar," jelasnya.
Kendala petugas dalam melakukan pengukuran sendiri di antaranya, dikarenakan minimnya teknologi dan alat pendukung untuk pengukuran tersebut. Jika harus mengandalkan tenaga manual untuk pengukuran hal tersebut sangat tidak mungkin.
"Terutama pengukuran bagi lahan yang terbakar di lahan yang luasnya cukup besar. Saat ini kita juga tidak memiliki drone yang sebenarnya sangat berguna dalam melakukan pemetaan sebelum melakukan tindakan dan pengukuran," jelasnya.
Terkait rumah singgah sendiri saat ini masih akan dirapatkan bersama BNPB di Provinsi dijadwalkan hari ini. Diantaranya untuk menentukan titik lokasi dan kapasitas serta lainnya mengingat banyak hal yang harus dipersiapkan untuk rumah singgah tersebut.
Termasuk fasilitas yang harus dilengkapi di rumah singgah tersebut, harus memiliki oksigen murni yang nantinya dapat diletakan di rumah tersebut.
"Untuk rumah singgah atau rumah evakuasi tersebut bukan main-main, dan harus melalui pembahasan khusus mengingat membutuhkan anggaran dan perencanaan yang matang," pungkasnya. (usn)