Aksi Baku Tembak Terjadi Antara KKB Papua dan Aparat Gabungan, 3 Warga Sipil Tewas Termasuk Balita
Aksi baku tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan aparat gabungan TNI-Polri kembali terjadi
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah aksi baku tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan aparat gabungan TNI-Polri kembali terjadi.
Aksi baku tembak yang terjadi di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Kabupaten Puncak Selasa (17/9/2019) dini hari itu, menewaskan tiga warga sipil, satu di antaranya balita.
Eko menyebutkan kontak senjata menewaskan tiga warga dan empat orang lainnya terluka.
Satu dari tiga korban yang tewas itu seorang balita laki-laki bernama Rudi Mom.
Sementara dua lainnya, Tekiman Wonda (pria dewasa/33 tahun) dan Edison Mom (laki-laki/usia remaja).
Sedangkan korban yang mengalami luka tembak dan kini tengah menjalani perawatan di Mimika adalah Topina Mom ( perempuan/36 tahun), Ny Tabuni (perempun/37 tahun), Herina Kinal (perempuan/32 tahun) dan Yefrina Mom (perempuan/16 tahun).
Belum dapat dipastikan apakah para korban tertembak oleh peluru aparat atau dari pihak KKB.
"Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab akan berkoordinasi dengan kapolda Papua untuk membentuk tim guna melakukan investigasi terhadap insiden tersebut," ujar Eko Daryanto melalui keterangan tertulis seperti dikutip dari kompas.com, Kamis (19/9/2019).
Pangdam, sambung Eko, juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap jalannya operasi pengejaran terhadap KKB Papua atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menghindari jatuhnya korban di pihak masyarakat.
Baca: Kasus Diare di Muarojambi Meningkat, Agustus Tembus 1.000 Lebih
Baca: BREAKING NEWS: Kualitas Udara di Jambi Berbahaya, Tanggal 20-21 September, Pemkot Liburkan Sekolah
Baca: Bupati Bungo Panen Cabai Bersama Masyarakat Dusun Mangun Jayo
Namun seluruh pihak diminta untuk bersabar hingga hasil investigasi diketahui.
"Sambil menunggu hasil investigasi, Pangdam XVII/Cenderawasih mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak berspekulasi dan terpengaruh informasi sepihak dari kelompok OPM," tuturnya.
Bupati Keluhkan Penyisiran Aparat
Sebelumnya diberitakan, Bupati Puncak Willem Wandik menyebut, 3 warga sipil tewas dan 4 lainnya mengalami luka tembak akibat kejadian tersebut.
"Ada baku tembak di sana dan hasilnya ada 3 orang yang meninggal dan hari ini dibakar, 4 orang kami melalui Dinas Kesehatan urus bersama TNI-Polri larikan ke Timika untuk pengobatan," ujar Willem, Rabu (18/9/2019).
Ia mengatakan, beberapa KKB yang sebelumnya bermarkas di Distrik Gome, telah berpindah tempat karena lokasi sebelumnya telah disisir oleh aparat.
Akhirnya, sambung Willem, kelompok-kelompok tersebut melarikan diri ke Kampung Olen.
Namun, ia menyayangkan upaya penyisiran yang dilakukan aparat keamanan justru menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil.
"Saya selalu menyampaikan, mari kita bangun komunikasi, lakukan pendekatan persuasif agar ada komunikasi antara kelompok TPN OPM dengan TNI-Polri, agar mereka menyerahkan diri," tutur dia.
Saat ini, Willem mengklaim masyarakat Puncak merasa tidak nyaman dengan penyisiran yang dilakukan oleh aparat.
Baca: BREAKING NEWS Kualitas Udara Berbahaya, Besok Pemkot Jambi Liburkan Siswa Sekolah
Baca: Bacaan Surat Yasin (83 Ayat) Bahasa Arab serta Latin dan Artinya dan Doa Sesudah Membaca Surat Yasin
Baca: Organ Tubuh Lily Wahidin Diduga Diambil, Ini Kejanggalan di Tubuh TKW Ternate yang Tewas di Malaysia
Karenanya, ia meminta agar langkah-langkah yang diambil aparat keamanan dalam mengatasi keberadaan KKB harus dibuat secara bijak, jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh pihak lain.
"Suasana seperti ini maka kepentingan dari sisi pandang LSM, HAM, akan mengambil keuntungan karena itu kita jaga secara baik sehingga tidak menjadi konflik dan menjadi konsumsi politik," kata dia.
Willem pun meminta aparat keamanan untuk menghentikan penyisiran agar psikologi masyarakat bisa berangsur pulih.
"Pendekatan kasih itu jauh lebih bagus dari pada itu (penyisiran). Saya harap, Pak Panglima dan Kapolda harus hadapi secara persuasif, tidak bisa dengan senjata, senjata dihadapi dengan senjata tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Pasti kedua belah pihak jadi korban, masyarakat korban, pemerintah korban, negara korban," tutur dia.
Menyerahkan Diri
Sebelumnya, beberapa anggota KKB Papua telah menyerahkan diri kembali ke NKRI. Momen penyerahan diri para anggota KKB Papua itupun sempat direkam dan videonya tersebar di media sosial
Yang terbaru adalah anggota KKB Papua bernama Demiron Wonda, menyerahkan diri kembali ke NKRI pada Sabtu (14/9/2019)
Dikutip dari SURYA.co.id, berikut beberapa video yang merekam momen anggota KKB Papua menyerahkan diri kembali ke NKRI.
1. Ajudan Goliath Tabuni
Video detik-detik ajudan Goliath Tabuni petinggi KKB Papua, Telangga Gire, menyerahkan senjatanya kepada TNI sekaligus kembali ke NKRI terjadi pada Sabtu (8/6/2019).
Video ajudan Goliath Tabuni menyerahkan senjatanya ke TNI sekaligus berikrar setia kepada NKRI itu diunggah akun instagram Puspen TNI yang terverifikasi, Minggu (9/6/2019).
Dalam video tersebut, tampak ajudan petinggi KKB Papua itu berdiri sambil memegang senjata Mosser miliknya dan didampingi sejumlah prajurit TNI.
Dalam captionnya, akun instagram @puspentni menyebut Telangga Gire menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo di Kampung Wurak Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (8/6/2019).

Ajudan Goliath Tabuni saat itu didampingi oleh 25 orang anggota TNI dari Kodim 1714/PJ. Seusai menyatakan kembali kepada NKRI, Telangga Gire kemudian menyerahkan senjatanya kepada Agus Sunaryo.
"Telangga Gire (30 th) adalah ajudan Goliath Tabuni (salah seorang tokoh utama) Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) dengan wilayah pergerakan Kabupaten Puncak Jaya. Hari ini Sabtu 08/06/2019 sekitar 08.15 WIT menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo didampingi oleh 25 orang anggota Kodim di Kampung Wurak Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya." tulis akun @puspentni dalam captionnya
Tiga orang lainnya yang mengikuti Telangga Gire untuk kembali ke NKRI adalah Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27).
Ajudan petinggi KKB Papua itu mengaku merasa tertipu oleh Goliath Tabuni dan kelompoknya yang menyebut kalau tidak lama lagi Papua akan merdeka dan mereka akan dijanjikan jabatan tinggi.
"Kami bertahun-tahun hidup menderita di hutan, kepanasan, kedinginan, kehujanan, kelaparan dan lain-lain. Tiap hari hanya makan petatas dan keladi ambil dari kebun warga, sementara pembangunan di kampung-kampung dan di kota-kota semakin maju dan warga hidup sejahtera," ucap Telangga Gire.
2. Anggota KKB Papua Menyerah
Sebuah video viral prajurit TNI membujuk anggota KKB Papua untuk menyerahkan diri tersebut diunggah oleh akun Instagram @para_petarung pada Selasa (26/3/2019).
Tampak seorang menggunakan seragam TNI yang membawa senjata sedang berusaha membujuk anggota KKB yang berada di semak-semak.
Anggota TNI kemudian mengajak anggota KKB ke pos mereka. "Ini mari kita ke pos, tidak apa-apa kami tidak bikin apa-apa," ujar anggota TNI tersebut. Anggota KKB kemudian berjalan mendekat ke arah TNI sambil tersenyum.
Di keterangannya, dituliskan, para anggota TNI sedang berusaha untuk membujuk anggota KKB untuk menyerahkan diri. Anggota TNI bahkan melepaskan senjatanya kemudian berjalan mendekati anggota KKB.
Dikutip dari tniad.mil.id, aksi Pratu Kristopel Kreku berhasil membuat anggota KKB pimpinan Bilkuis Kogoya menyerahkan diri dan senjata api standar militer kepada Satgas Ops Pamrahwan Yonif 751/VJS.
Terkait kejadian itu, rilis Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyampaikan insiden tersebut terjadi 28 Oktober 2018 saat Yonif 751/VJS melaksanakan tugas Ops Pamrahwan (Operasi Pengamanan Daerah Rawan) di Puncak Jaya.
"Penyergapan berjalan dengan sukses dan berhasil membekuk tersangka Bilkuis Kogoya tanpa letusan senjata. Saat ditangkap Bilkuis Kogoya ternyata tidak membawa senjata, dia hanya membawa tas noken yang berisi HP, bendera Bintang Kejora dan sejumlah barang bukti (barbuk) lainnya," imbuhnya.
Saat diinterograsi, Bilkuis Kogoya mengatakan senjatanya dibawa seorang temannya di sebuah honay di pinggir Sungai Dolinggame Distrik Illu.
Anggota Satgas kemudian mengepung honay yang berisi dua orang dan mengamankan senjata standar militer.
Mereka bersembunyi dan ketakutan akhirnya anggota Satgas membujuk dengan memberikan jaminan keamanan.
3. Demiron Wonda
Terbaru, beredar video anggota KKB Papua Demiron Wonda saat menyerahkan diri. Anggota KKB Papua wilayah Lanny Jaya pimpinan Purom Wonda itu menyerahkan diri ke Polres Puncak Jaya, Sabtu (14/9/2019).
Video yang menampakkan Demiron Wonda menyerahkan diri pun banyak beredar di media sosial. Demiron Wonda memberikan pernyataan kembali ke NKRI.
Video ini diunggah oleh akun instagram @papua_talk pada Senin (16/9/2019), serta menandai akun resmi @tribratanews dan @divisihumaspolri.

Penyerahan diri Demiron Wenda tersebut diterima langsung oleh Kapolres Puncak Jaya AKBP Ary Purwanto.
Dalam penjelasannya, Ary Purwanto mengaku senang jika ada anak KKB Pimpinan Puron Wenda yang wilayah operasinya di Kabupaten Lanny Jaya, menyatakan diri kembali ke NKRI.
“Dia menyerahkan diri dan ingin kembali menjadi bagian NKRI. Pengakuannya bergabung dengan kelompok tersebut sejak 2011 dan pernah terlibat tindak kriminal termasuk penyerangan terhadap anggota Polres Tolikara tahun 2012. Oleh karena itu nama Demiron Wenda pernah dimasukkan dalam DPO di Polres di kawasan Pegunungan Tengah,” kata Ary Purwanto.
“Saat ini Demiron Wenda berjanji akan ikut serta membangun daerahnya, dan dia akan kembali ke Gurage,” imbuhnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kontak Senjata TNI-OPM Tewaskan 3 Warga, Ini Penjelasan Kodam XVII/Cenderawasih"OPM