Berita Jambi

Jumlah Korban ISPA di Kota Jambi Meningkat Hingga 16.000 Penderita, Ini Kata Walikota Jambi

Jumlah Korban ISPA di Kota Jambi Meningkat Hingga 16.000 Penderita, Ini Kata Walikota Jambi

Penulis: Rohmayana | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi/Rohmayana
Jumlah Korban ISPA di Kota Jambi Meningkat Hingga 16.000 Penderita, Ini Kata Walikota Jambi 

Jumlah Korban ISPA di Kota Jambi Meningkat Hingga 16.000 Penderita, Ini Kata Walikota Jambi

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kabut asap di Kota Jambi semakin pekat. Dari awal September 2019, jumlah korban yang terpapar ISPA mencapai 11.600 kasus.

Jumlah ISPA menjadi 16.000 kasus, berarti ada lonjakan lebih kurang 5000 kasus ISPA. Hal itu disampaikan Walikota Jambi Syarif Fasha di Rumah Dinas Walikota, Senin (16/9/2019).

"Sampai hari ini (red) terakhir dilaporkan awal bulan september berjumlah 11.600 kasus lebih yang terpapar ISPA atau asap. Sampai hari ini (red) naik di angka lebih kurang 16.000 lebih jadi ada kenaikan 5000 kasus," terang Fasha.

Baca: Kota di Riau Dibekap Kabut Asap, di Jambi Ribuan Orang Terserang ISPA dan Diare, Begini Kondisinya

Baca: Cuma Buka Komunikasi Dengan Bakal Calon, PKS Tak Buka Pendaftaran Bacalon Gubernur Jambi

Baca: Ditanya Niatnya Maju di Pilkada Jambi, Sofya Ali Malah Tertawa, Ini Waktu PKB Buka Pendaftaran

lonjakan ISPA ini kata Fasha, menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Jambi. Pihaknya selalu mengawasi kondisi ISPU di wilayah Kota Jambi.

"Kami Pemkot Jambi berusaha semaksimal mungkin bagaimana meminimalisir korban-korban ISPA yang terpapar yaitu dengan berbagai regulasi dan kebijakan-kebijakan," ujanrya.

"Contoh salah satunya maklumat yang sudah saya keluarkan, bahwasanya kami akan mengatur masalah libur sekolah dan mengurangi jam belajar itu sudah kami lakukan, sudah ada dua kali kami lakukan," bilang Fasha.

Baca: Siapa HS Dillon? Keturunan India yang Berkontribusi Bagi HAM dan Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Baca: Diminta Bentuk UPTD P2TP2A dan Penuhi SDM, Ini Poin Rekomendasi yang Disampaikan Ombudsman

Baca: Kabut Asap Bikin Penjualan Vitamin di Apotek Meningkat, 500 Kotak Masker Perminggu Juga Ludes

Dia menambahkan, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan meliburkan dan mengurangi jam belajar bagi PAUD, SD, dan SMP.

Selain itu juga mewajibkan setiap sekolah untuk menggunakan ruang UKS, untuk menyediakan ruangan bagi anak-anak yang terpapar asap.

"Kami juga tidak memperbolehkan lagi ada kegiatan kegiatan di luar di sekolah, seperti pelajaran olahraga, Pramuka dan sebagainya. Semua itu kewenangan para kepala sekolah untuk menunda jam belajar masuk dan pulang cepat," katanya.

Pemerintah Kota Jambi juga selalu mengupdate data kondisi kualutas udara tiap 30 menit. Berdasarkan data itu, nantinya dapat diambil kesimpulan, apakah siswa masuk atau libur sekolah.

"Tiap sekolah sudah memiliki wadah, jadi informasi ini bisa cepat sampai, dan kami berikan kewenangan kepala sekolah untuk mengambil keputusan sikap, Apakah mau menunda jam belajar jam 9 dan pulang jam 1," katanya.

Fasha menambahkan pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, khususnya rumah sakit pemerintah kota, sudah diintruksikan untuk melaksanakan piket sampai malam, untuk melayani pasien ISPA.

"Kami juga sudah menyiapkan satu ruangan di rumah sakit. Jika memang terbukti terpapar asap tidak boleh dipungut biaya, gratiskan semua," tambahnya.

Pihaknya juga menghimbau warga untuk tidak melakukan pembakaran sampah di kota Jambi.

"Kota Jambi tidak punya hotspot tetapi warga kota Jambi itu adalah korban, hotspot itu adanya di kabupaten. Saya selaku Wali Kota Jambi tidak bisa juga mengintervensi kabupaten, karena bukan kewenangan kami," tambahnya.

Jumlah Korban ISPA di Kota Jambi Meningkat Hingga 16.000 Penderita, Ini Kata Walikota Jambi (Rohmayana/Tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved