Gara-gara Kabut Asap Sampai Negeri Tetangga, Indonesia Kembali Jadi Sorotan Media Internasional

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan hingga sejumlah wilayah diselimuti kabut asap

Editor:
Tribunjambi/Rohmayana
Kondisi berdebu dan kabut asap terlihat di Seberang kota Jambi, Rabu (11/9). 

TRIBUNJAMBI.COM - Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan hingga sejumlah wilayah diselimuti kabut asap.

Dampak kabut asap bahkan turut merambat hingga negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Peristiwa kabut asap yang cukup parah tersebut menjadi sorotan Media Internasional.

Baca: Serahkan Pelaku Pencuri Kulit Manis ke Polisi, Kades Minta Warga Jangan Anarkis

Baca: Terkejut Bukan Kepalang, Artis Ini Lihat Suaminya Selingkuh dengan Ibunya, Berawal dari Beri Pijatan

Baca: Diduga Ingin Mencuri Kulit Manis, Seorang Pria tak Dikenal di Merangin, Dihajar Warga

Dikutip TribunWow.com dari BBC.com pada Senin (16/9/2019), hampir setiap tahun kabut asap yang menyelimuti kawasan Asia Tenggara disebut sebagai kembalinya kebakaran hutan di Indonesia.

BBC mendeskripsikan bahwa kabut asap berupa langit abu-abu dan menyebabkan bau tajam.

Tahun 2019 merupakan kabut asap terparah dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, tercatat ada 328.724 hektar lahan yang terbakar dari Januari hingga Agustus 2019.

Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.

Kendati demikian, Indonesia bukan satu-satunya penyebab kabut asap menyebar.

BBC juga menyorot adanya pembakaran hutan di Malaysia.

Baca: 8 Hari Belum Juga Padam, Satgas Karhutla Sarolangun Masih Berjibaku Padamkan Api di Lahan Gambut

Baca: Gara-gara Hutang Rp 15 Ribu Dibunuh dan Dibakar, Ternyata Ini Pelaku Sebenarnya!

Baca: SEDANG TANDING! Filipina vs Indonesia U16, Kualifikasi Piala Asia U16 2020, Live Streaming TV Online

Meski kebakaran itu tak ada artinya jika dengan kebakaran hutan yang di Malaysia.

Menurut pusat meteorologi ASEAN, pada 14 September ditemukan 10 titik api di bagian Sabah, Serawak, Malaysia.

Sedangkan, di Indonesia khususnya Kalimantan, ditemukan 627 titik api.

Kebakaran di Indonesia biasanya semakin parah pada musim kemarau, yakni Juli hingga Oktober.

Banyak petani disebut ingin membersihkan vegetasi untuk membangun perkebunan kelapa sawit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved