EMPAT Anggota KKB Papua Menyerah, Termasuk Ajudan Goliat Tabuni, Cium Merah Putih Ingin Hidup Damai
TRIBUNJAMBI.COM - Dedengkot Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Lanny Jaya bernama Demiron Wonda, menyerahkan diri
TRIBUNJAMBI.COM - Dedengkot Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Lanny Jaya bernama Demiron Wonda, menyerahkan diri pada Polres Puncak Jaya, Sabtu (14/09/2019).
Penyerahan diri Demiron Wonda berlangsung di Mako Polres Puncak Jaya, ditandai menandatangi ikrar kembali dan setia pada ke NKRI dan mencium Merah Putih.
Demiron Wonda yang bergabung dengan KKB Lani Jaya pimpinan Purom Wonda sejak 2011 terlibat dalam kejadian penembakan dan perampas senjata milik anggota Polres Tolikara tahun 2012.
Demiron Wonda menyerahkan diri setelah anggota Polres Puncak Jaya melakukan pendekatan intensif selama beberapa bulan terakhir.
Kapolres Puncak Jaya AKBP Ary Purwanto seperti dilansir tribratanews polda papua mengatakan,'' Hari ini Sabtu 14 September 2019 bertempat di Mapolres Puncak Jaya, saudara Demiron Wonda dengan sadar dan ikhlas ingin
Baca: Disebut Lapas Produktif, Ini Beberapa Kegiatan di Lapas Kelas II B Perempuan Muarojambi
''Adapun permohonan saudara Demiron Wonda kepada Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Rudolf Albert Rodja melalui saya adalah agar dosa-dosa serta DPO yang bersangkutan selama bergabung dengan KKB dihapuskan dan di izinkan untuk kembali hidup dan melakukan aktivitas bersama masyarakat Distrik Gurage Kabupaten Puncak Jaya Papua," terang AKBP Ary Purwanto.
Sebelumnya orang dekat tokoh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) wilayah Puncak Jaya, Papua, Goliat Tabuni menyerahkan diri ke TNI.
Telangga Gire (30), ajudan Goliat Tabuni menyatakan menyerahkan diri serta berikrar kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sabtu (8/6/2019).
Telangga menyatakan ikrarnya untuk setia kepada NKRI di hadapan Dandim 1714/PJ Letkol Inf Agus Sunaryo yang didampingi 25 anggota Kodim di Kampung Wurak Distrik Illu Kabupaten Puncak Jaya.
Baca: HET di Tanjab Timur Berkisar Rp 19 - 28 Ribu, Disperindag Warning Pangkalan LPG 3 Kg
Telangga menyerahkan diri bersama tiga rekannya yakni, Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27).
Mereka juga menyerahkan satu pucuk senjata api jenis Mosser dan sejumlah munisi cal. 7,62.
"Menurut Telangga bahwa senjata tersebut adalah milik polisi yang dirampas pada saat menyerang Polsek Karubaga Kabupaten Tolikara tahun 2013," kata Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf. M. Aidi, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu sore.
Dijelaskan Aidi, proses penyerahan diri berawal dari komunikasi dengan seorang anggota Kodim 1714/PJ bernama Sertu Jefri May yang berlangsung sejak tanggal 05 Mei 2019.
Baca: Ratusan Koperasi di Kota Jambi Dibubarkan, Pemkot Utamakan Kualitas Bukan Kuantitas

Menurut Telangga bahwa dirinya dengan beberapa rekannya sudah lama ingin menyerahkan diri, namun tidak tahu bagaimana caranya karena takut ditembak oleh TNI/Polri.
Setelah kenal dengan Jefri May dan kawan-kawannya terjalin komunikasi secara intens, baik via telpon maupun dengan pertemuan secara langsung.
Selama masa perkenalan dan proses komunikasi, Sertu Jefri selalu melaporkan perkembangannya kepada Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo untuk mendapatkan petunjuk.
Dandim kemudian menitip pesan, bahwa TNI menjamin keselamatan mereka bila ingin menyerahkan diri secara sukarela.
"Kita semua bersaudara, mari bersama-sama membangun Papua untuk masa depan generasi kita yang lebih baik, Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI," kata Aidi mengutip pesan Dandim.
Baca: Tiga Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Muarojambi Diperbaiki Gunakan Anggaran DAK
Menurut Aidi, Telangga beserta kelompoknya secara diam-diam mengamati interaksi TNI bersama rakyat yang terlihat sangat baik, dan tidak pernah menyakiti rakyat.
TNI selalu membantu rakyat, termasuk TNI membantu membangun jalan dan fasilitas lainnya.
Kemudian, tanggal 6 Juni 2019 pukul 17.00 WIT, 4 anggota Kodim dipimpin Sertu Jefri May melaksanakan pertemuan dengan Telangga di Distrik Tingginambut.
Telangga dan 3 rekannya kemudian menyatakan tekadnya untuk menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.
"Hari itu juga mereka diantar ke Makodim untuk menghadap Dandim di Distrik Mulia Puncak Jaya," ujar Aidi.
Baca: SISWI SMA Dipaksa Melayani Nafsu Syahwat 4 Pemuda, Berawal DP Tepergok Mesum dengan Kekasihnya
Malam harinya, sekitar pukul 23.00 WIT, Dandim berkoordinasi dengan Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda tentang keinginan anggota KKSB kembali ke Pangkuan NKRI.
"Bupati menyanggupi akan memberikan mereka pekerjaan dan memperbaiki rumahnya," ujar Aidi.
Sementara hasil pertemuan Telangga dengan Dandim, disebutkan Telangga bahwa senjatanya disimpan di Kampung Wurak Distrik Illu, Kabupaten Puncak Jaya, dan berjanji akan menyerahkan senjata tersebut dan akan mengajak tiga orang kawannya.
Baca: KPI Beri Sanksi 14 Program Televisi, Salah Satunya Spongebob, Netizen: Kenapa ga sinetron aja?
Baca: Hujan Diprediksi Masih Guyur 6 Daerah di Aceh Ini Hingga 18 September 2019
Baca: Plt Gubernur Aceh Serahkan Hadiah Dua Unit Sepeda Motor Kepada Peserta Gowes Bank Aceh
DIIMINGI JABATAN TINGGI
Selanjutnya, lanjut Aidi, pada hari yang telah disepakati Sabtu (8/6/2019), Dandim beserta 25 orang tim pengaman berangkat ke Kampung Wurak untuk menjemput Telangga Gire bersama 3 rekannya, beserta senjata yang dijanjikan.
"Saat ini Telangga Gire dan ketiga rekannya beserta senjatanya sudah berada di Makodim dalam rangka pendataan," jelasnya.
Sementara itu, kata Aidi, Bupati Punjak Jaya berencana akan melaksanakan upacara penerimaan warga pada hari Selasa (11/6/2019) dengan mengundang warga Mulia, Puncak Jaya.
Baca: Rutin Konsumsi Belimbing Wuluh, 7 Manfaat Ini Dirasakan, Mulai Obati Flu hingga Hilangkan Jerawat

Bupati juga berjanji akan menyalurkan pekerjaan serta membangun rumah untuk anggota KKSB yang bersedia menyerahkan diri kembali ke pangkuan NKRI.
Mengutip pernyataan Telangga, Aidi mengatakan bahwa Telangga selama ini merasa tertipu dengan Goliat Tabuni dan kelompoknya yang menyebutkan tidak lama lagi Papua akan merdeka dan mereka dijanjikan jabatan tinggi.
"Ternyata semuanya itu tipu-tipu saja.
Baca: Kerjsama dengan Pertamina, Lapas Perempuan Klas II B Muarojambi Raih Predikat Produktif
Kami bertahun-tahun hidup menderita di hutan, kepanasan, kedinginan, kehujanan, kelaparan dan lain-lain.
Tiap hari hanya makan petatas dan keladi ambil dari kebun warga, sementara pembangunan di kampung-kampung dan di kota-kota semakin maju dan warga hidup sejahtera," kata Aidi mengutip pernyataan Telangga.
"Kami juga memikirkan anak-anak kami, mereka harus sekolah agar nanti hidupnya lebih baik tidak seperti saya.
Kami mau kerja yang baik-baik agar anak-anak diurus menjadi orang yang berhasil," tambah Aidi mengutip pernyataan Telangga yang mengaku punya anak 13 orang dari empat orang istri dan semuanya masih kecil-kecil.
Telangga juga menghimbau kepada seluruh rekan-rekannya yang masih di hutan agar segera kembali ke pangkuan NKRI agar bisa hidup normal sebagai masyarakat warga negara Indonesia.
Baca: 92 Kasus Kekerasan & Pelecehan Seksual Sepanjang 2019, Bahkan 5 Kasus Dilakukan Ayah Kandung
Baca: SOSOK Insana Abdul Adjid Istri Ilham Habibie, Ternyata Bukan Wanita Sembarangan, Lihat Penampilannya
"Bahwa apa yang kita perjuangkan selama ini hanya mimpi-mimpi kosong.
Kasihan anak keturunan kita.
Mereka harus kita siapkan agar mereka bisa hidup lebih baik di masa yang akan datang," ujar Aidi menyampaikan himbauan Telangga. (*)
Baca: 13.700 Keluarga Penerima Manfaat di Batanghari Terima Bantuan Pangan Non Tunai
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 4 Anggota KKB Papua Menyerah, Termasuk Ajudan Goliat Tabuni, Cium Merah Putih dan Ingin Hidup Damai,