Misteri Tombak yang Menancap dan Dugaan Bahwa Buaya 4,2 Meter Itu Telah Memangsa Manusia!
Anak tombak yang menancap di buaya itu merupakan akibat dari dugaan bahwa buaya memangsa manusia.
TRIBUNJAMBI.COM - Warga menduga bahwa seekor buaya makan orang hingga ditombak.
Anak tombak yang menancap di buaya itu merupakan akibat dari dugaan bahwa buaya memangsa manusia.
Warga Desa Ambuau Togo, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, berhasil menangkap seekor buaya dengan panjang 4,2 meter di sekitar bendungan Sungai Malaoge, Sabtu (14/9/2019) siang.
Baca: AJB Beberkan Alasan Maju Pilgub Jambi, Soroti Kelemahan Jambi Dibandingkan Daerah Tetangga
Baca: TRIBUNWIKI: Melihat Pesona Masjid-masjid Tua di Kabupaten Bungo, Ada yang Dibangun Sejak 1812 M
Baca: 5 Bupati di Jambi Wilayah Barat Bertemu Bahas Pilgub Jambi 2020, Siapa Maju? Ini Kata Bupati Romi
Buaya tersebut ditangkap karena sudah meresahkan dan sudah memangsa warga serta mengganggu tanaman perkebunan warga di sekitar aliran Sungai Malaoge.
Sertu Rahman, anggota TNI yang bertugas sebagai Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Ambuau Togo, Sabtu (14/9/2019), mengatakan, buaya tersebut ditangkap dengan dijerat oleh warga.

“Pertamanya Bapak La Di, melihat jagungnya di sini sudah hancur. Perkiraan beliau babi yang makan, setelah dilihat ternyata buaya. Maka dia pasang itu jerat di sekitar kebunnya di sungai,” kata Sertu Rahman.
Beberapa hari kemudian, buaya sepanjang sekitar 4,2 meter dan lebar 70 centimeter ini terjebak dalam jeratan yang dibuat warga.
“Ternyata buaya itu, buaya yang pernah makan orang pada bulan lalu di aliran sungai ini. Karena saat didapat ada tombak warga di badan buaya itu,” ujarnya.
Mencari Ikan
Tertangkapnya buaya tersebut, membuat warga desa Ambuau Togo menjadi heboh.
Puluhan warga datang melihat dan membawa buaya tersebut ke Polsek Ambuau.
“Tapi buaya itu langsung dibawa ke Kendari untuk dimasukkan ke penangkaran oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tenggara di Kendari,” ucap Sertu Rahman.
Baca: Agus Rahardjo Serahkan Kewenangan ke Presiden Jokowi, Pengamat: Ini Sangat Bahaya Untuk KPK
Baca: Curhatan Bopak ke Ustaz Dhanu, Pernah Mati Suri dan Ketemu Nyi Roro Kidul, Diungkap Penyebabnya
Baca: Tips Anti Aging, Selain Gunakan Tabir Surya untuk Pencegahan Penuaan Dini
Bocah 10 tahun diterkam buaya
Mayat seorang bocah 10 tahun ditemukan tinggal separo setelah sebelumnya diterkam oleh seekor buaya muara
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Bocah Usia 10 Tahun Ditemukan Tewas Usai Disambar Buaya Saat Naik Perahu di Filipina', kronologinya berawal saat bocah itu sedang naik perahu bersama dua kakaknya
Namun, tiba-tiba bocah itu disambar oleh seekor buaya muara dan membawanya ke dasar sungai
Insiden itu dilaporkan terjadi pada Senin (12/8/2019) malam di perairan di dekat kota Balabac, di Filipina selatan, yang telah dikenal kerap terjadi gangguan dari reptil buas itu karena habitat alaminya yang semakin sempit.
Disampaikan pihak berwenang pada Rabu (14/8/2019), sang ayah sempat berupaya mencari keberadaan putranya sepanjang malam.
Tapi seorang nelayan kemudian menemukan jasad bocah itu sudah dalam kondisi mengenaskan di rawa bakau, dengan separo badannya telah hilang dimakan buaya.
Tidak diungkapkan identitas dari korban maupun orangtua bocah itu.
Insiden yang melibatkan buaya muara dengan manusia di wilayah Balabac memang kerap terjadi.
Perkembangan kota dan populasi yang terus meningkat di Filipina, membuat habitat alami buaya muara semakin menyempit dan memaksa reptil buas itu menuju rawa-rawa kecil yang dekat dengan permukiman penduduk.
"Sejak 2015, kami tidak pernah mendapati satu tahun tanpa serangan buaya muara di Balabac," kata Jovic Pabello, juru bicara dewan pemerintah yang bertugas melestarikan lingkungan kepulauan Palawan, yang mencakup Balabac.

Manusia dan buaya berbagi ruang yang sama telah menghasilkan banyak perselisihan, di mana orang telah banyak menjadi korban tewas atau terluka parah.
"Ini adalah konflik penggunaan sumber daya air," tambah Pabello, dikutip AFP.
Buaya muara, yang juga disebut buaya air asin adalah salah satu jenis reptil terbesar di dunia yang dapat tumbuh hingga enam meter dan beratnya mencapai satu ton.
Februari lalu, seekor buaya muara sempat menyerang seorang anak laki-laki berusia 12 tahun saat sedang berenang di Sungai Balabac.
Bocah itu berhasil selamat setelah saudara-saudara korban membantu dengan memukul-mukul kepala reptil buas itu menggunakan dayung hingga melepaskan gigitannya.
Sementara pada Februari tahun lalu, seekor nelayan kepiting juga ditemukan tewas dengan separuh tubuhnya telah dimakan buaya.
Tiga bulan sebelumnya, keponakannya yang berusia 12 tahun lebih dulu terlibat serangan buaya dan diseret.
Tubuhnya tidak pernah ditemukan hingga kini. Kompleks kepulauan Palawan, yang sering disebut oleh warga Filipina sebagai "perbatasan terakhir", merupakan rumah bagi keanekaragaman flora dan fauna yang sangat beragam.
Namun keaslian alam di wilayah itu kini telah mulai terancam oleh pembangunan yang tidak terkendali.
Kasus manusia diterkam buaya juga sempat terjadi di Sulawesi Tengah
Baca: Jaga Kulit Tetap Awet Muda dengan Skin Booster, Bisa Dilakukan Sebulan Sekali
Baca: Dimulai Ledakan Kecil, Kapolda Jateng Ungkap Kronologi Gudang Senjata Mako Brimob Meledak Hebat
Baca: Sosok Calon Menantu Presiden Jokowi, Simak Potret Cantiknya Felicia Tissue Kekasih Kaesang Pangarep
Suardin, pria asal Desa Lenju, Kecamatan Sojol Utara, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah bertarung melawan buaya yang menyerangnya menjadi pembicaraan ramai.
Suardin yang masih berusia 26 tahun selamat dari terkaman buaya setelah melakukan perlawanan sengit.
Kisah heroik Suardin itu diceritakan sang ibu, Kamria kepada Tribun Palu (jaringan surya.co.id).
Peristiwa yang membuat geger warga itu terjadi Sabtu (3/8/2019) siang.
Ketika itu, Suardin bersama sang ibu sedang pergi mencari kerang dan ikan.
Sedikit pun tidak ada terlintas di benak keduanya bahwa wilayah itu didiami oleh seekor buaya.
Saat sedang mencari ikan dan kerang, Suardin terus bergerak menuju perairan dengan kedalaman kurang lebih satu meter karena melihat ikan sejenis komah yang cukup banyak.
Namun tak disangka, berselang beberapa menit, tiba-tiba muncul seekor buaya yang langsung menerkam Suardin.
"Buaya itu seketika itu langsung menggigit Suardin,” kata Kamria, ibu Suardin, Minggu (4/8/2019).
Kamria menceritakan, ketika itu ia hanya mampu melihat karena tidak bisa berbuat apa-apa.
"Saya ketakutan kemarin itu, panik, tidak tahu apa yang harus lakukan," cerita Kamria.
Menurut Kamria, Suardin sempat diseret oleh buaya.
Beruntung, dengan sisa tenaga, Suardin mampu melawan.
Ketika terseret kira-kira sepuluh meter ke arah laut, Suardin seakan diberi peringatan untuk menginjak mulut buaya.
Bahkan, ketika itu ia juga sempat memasukkan parang ke dalam mulut buaya.
Akhirnya Suardin bisa terlepas dari gigitan buaya itu.
Meski selamat dari terkaman buaya, Suardin mengalami beberapa luka gigitan, tepatnya pada bagian dada sebelah kiri dan lengan sebelah kiri.
Suardin kemudian langsung dilarikan oleh keluarga dan warga setempat ke PKM Sipatokkong Ogoamas, Kabupaten Donggala agar mendapatkan pertolongan.
Saat ini, Suardin sudah dirujuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Kota Palu.
Kondisi Suardin usai diterkam buaya (Tribun Palu)
Balita Jatuh ke Kandang Buaya
Di kasus lain, nasib miris seorang balita jatuh ke kandang buaya saat sang ibu sibuk mengurus adiknya
Dilansir dari The Sun via SUAR dalam artikel 'Jatuh ke Kandang Reptil, Balita Berumur 2 Tahun Jadi Santapan Buaya, Ditemukan Hanya Tinggal Tengkorak', sang bocah bernama Rom Roath Neary itu jatuh ke kandang buaya saat lepas dari pengawasan ibunya.
Peristiwa tragis tersebut terjadi di Siem Reap, Kamboja.
Sang ayah, Min Min (35) yang tiba di rumah pukul 10 pagi pun bergegas mencari keberadaan putrinya.
Namun, yang iya temukan justru sang putri telah dalam kondisi tak bernyawa dan hanya tersisa tengkorak kepalanya saja.
Detik-detik Balita Jatuh ke Kandang Buaya Saat Ibunya Sibuk Mengurus Adik (Kolase Intisari dan Viral Press)
Pemandangan mengerikan itu berlokasi di sebuah kandang buaya dimana puluhan ekor buaya memang diternakkan.
Tengkorak Neary tergeletak begitu saja di dasar kandang yang terbuat dari beton.
Menurut keterangan polisi setempat sang balita pergi meninggalkan rumah untuk bermain di sekitar peternakan buaya yang berada di belakang perumahannya.
Di sekeliling kolam tersebut sudah dibuat pagar pengaman setinggi sepuluh kaki, namun rupanya ada sedikit celah yang masih bisa dimasuki anak-anak.
"Ayah korban membenarkan bahwa korban jatuh ke kandang buaya dan bahwa buaya membunuh putrinya dan hanya menyisakan tengkorak korban," ungkap Letnan Och Sophen.
Petugas menghimbau penduduk sekitar peternakan buaya agar semakin waspada terhadap anak-anak.
Buaya-buaya tersebut memang dikembangbiakkan untuk diambil daging dan kulitnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buaya yang Pernah Mangsa Orang Ditangkap, di Perutnya Ditemukan Tombak"