Driver Online Tewas Dicekik, Jasadnya Dibuang: Akbar Dicekam Ketakutan, 2 Pelaku Sudah Divonis Mati

TRIBUNJAMBI.COM, PALEMBANG-Dalam pelariannya, otak perampokan driver online Akbar mengaku dihantui ketakutan.

Editor: ridwan
bbc
Ilustrasi jenazah 

TRIBUNJAMBI.COM, PALEMBANG-Dalam pelariannya, otak perampokan driver online Akbar mengaku dihantui ketakutan.

Trrsangka Akbar mengakui, pembunuhan terhadap Driver Online Sofyan memang bukanlah unsur kesengajaan, dia dan rekan-rekannya awalnya tidak bermaksud membunuh korban.

Namun kemudian, saat beraksi ternyata dua temannya Fr dan Acuandra justru mencekik leher korban hingga tewas.

Namun dari pengakuan ini terungkap, jika Akbar duduk di samping korban yang sudah tahu jika driver online sofyan tercekik mati.

Baca: NEWSMAKER Pekan Ini - Wiranto: Maafkanlah, Rismaharini Pesan Jaga Persatuan dan Fadli Zone Pindah

Tetapi dengan santai Akbar justru mengambil alih menjadi supir dan membawa mobil berikut Sofyan yang sudah tak bernyawa.

Fakta Baru Akbar Al Farizi
1. Sempat Menjajal jadi Supir Online dan di Dinas Pekerjaan Umum (PU) di Muratara

Akbar Al Farizi (34) otak kejahatan keji itu mengaku juga pernah menjajal pekerjaan sebagai driver taksi online.

Akbar juga mengaku sempat bekerja sebagai sopir di dinas Pekerjaan Umum (PU) kabupaten Muratara.

Baca: Kisah 2 Penyerang Legendaris Timnas Indonesia yang Keduanya Jadi Caleg dari Kubu PKI, Siapa Mereka?

Lantas apakah yang menjadi alasan Akbar tega sampai melakukan merampok dan membunuh Sofyan yang juga pernah satu jenis pekerjaan dengannya ?

2. Tak Sengaja Habisi Nyawa Sofyan
Kepada Tribunsumsel.com, Akbar mengaku dia dan ketiga rekannya yang lain tidak sengaja membunuh Sofyan saat akan merampok korban.

"Itu tidak sengaja, pokoknya kami datang ke Palembang intinya mau cari uang. Tapi bukan untuk merampok driver online. Tapi misalnya ada motor orang yang lengah bisa kami ambil,"ucap Akbar saat ditemui di mapolda Sumsel, Rabu (21/8/2019).

Baca: Peran Penting Mertua SBY, Sarwo Edhie saat Ketahui Aksi di Malam 30 September 1965, Tumpasnya PKI

3. Bantah Otak Perampokan
Dikatakan Akbar, niat untuk merampok di kota Palembang muncul dari inisiatifnya bersama Ridwan alias Redho (42) yang sebelumnya sudah tertangkap dan dijatuhi vonis hukuman mati oleh hakim pengadilan negeri kelas 1 A khusus kota Palembang.

Tak hanya itu, rekannya yang lain yakni Acuandra alias Acun (21) yang sebelumnya juga divonis mati dan Franata alias fran (16) yang divonis 10 bulan, dikatakan Akbar sangat menerima dengan baik ajakan untuk melakukan aksi perampokan.

"Memang berencana untuk merampok, jadi tiga teman saya yang lain mau sama mau untuk merampok. Kalau memang tidak mau, pasti tidak akan jadi,"ujarnya.

Baca: Pasca Pemilu, Bisnis Penjualan Mobil Mulai Melaju

Baca: Dituduh PKI, Nasib Tragis Teuku Markam, Sosok Penyumbang 38 Kg Emas untuk Monas, Hartanya Dijarah

 

4. Hilang Sasaran dan Alihkan kepada Driver Online
Dikatakan Akbar, mereka sempat mencoba melakukan aksi perampokan namun gagal. Mereka juga kehabisan uang untuk pulang sehingga muncullah niatan jahat untuk merampok driver taksi online.

Namun di tengah perjalanan, tindakan mereka justru membuat nyawa korbannya yakni Sofyan melayang.

"Korban dicekik oleh Redho dan Pran. Saya posisinya di samping driver. Kemudian saya langsung pindah posisi dan ambil alih kendali sopir,"ujarnya.

5. Buang Jenazah Korban dan Kebagian Uang Penjualan Mobil Rp 5,3 Juta

Baca: Kisah Pasukan Kopassus Serbu Dukun Kebal Bernama Mbah Suro di Gunung Kendheng Karena Simpatisan PKI

Setelah ketiga rekannya membuang jenazah Sofyan di kawasan Kecamatan Lakitan, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, Akbar yang saat itu mengaku duduk di kursi sopir langsung tancap gas dan menuju ke rumah Fran yang berada di sungai Lanang.

Mereka bersepakat untuk menjual mobil milik korban dan didapatlah hasil sebesar Rp.23 juta.

"Saya menerima Rp 5,3 juta. Selebihnya dibagi-bagi sama yang lain,"ucapnya.

6. Berpindah-Pindah dan Dicekam Ketakutan
Selama hampir sepuluh bulan buron, Akbar Al Farizi (34) mengaku sempat berpindah-pindah tempat dan bekerja serabutan.

Baca: Video Wanita Berhijab Ada di IG Merry, Penampakannya Bikin Salfok, Calon Istri Asisten Raffi Ahmad?

Dia mengaku selalu memilih tinggal di pondok kecil di tengah kebun saat masih buron.

"Dalam pelarian saya pernah tinggal di Tanjung Lengkayang muara dua. Sampai disana saya bersembunyi di pondok kebun di wilayah itu. Terus lari lagi sampai di Kisam Muara Dua. Di sana saya kerja serabutan di kebun kopi,"ungkapnya.

Dalam masa pelariannya itu, Akbar mengaku sempat ada niat untuk melarikan diri.

7. Takut Ditembak Mati
Namun hal itu urung dilakukannya setelah mendengar saran dari orang-orang yang berada di sekitarnya.

Baca: Buncit Pada Perut Syahrini Semakin Tampak, Dapat Panggilan Baru dari Reino Barack, Benar Hamil?

"Soalnya saya dengar omongan ibu dan orang-orang lain, katanya kalau tertangkap saya akan akan ditembak mati. Jadi saya takut untuk menyerahkan diri,"ujarnya.

Terkait vonis hukuman mati yang dijatuhkan pada dua temannya yakni Ridwan alias Rido (42) dan Acuandra alias Acun (21), Akbar mengaku tidak mengetahui akan hal tersebut.

"Namanya juga di dusun (kampung), jadi tidak ada handphone atau sinyal atau lain-lain,"ujarnya.

Baca: Obat Kadaluarsa di RSUD KH Daud Arif, Kuala Tungkal Senilai Rp 370 Juta , Dimusnahkan

8. Minta Maaf kepada Keluarga Korban
Akbar juga menyampaikan permintaan maafnya pada keluarga korban.

"Saya menyampaikan ke keluarga korban memang saya salah, saya khilaf, saya minta maaf,"ujarnya.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Selama Buron Akbar Otak Perampokan Driver Online Sofyan Dicekam Ketakutan dan Ungkap 7 Fakta Baru,

Baca: Harga Sembako di Kota Jambi Terpantau Normal, Harga Cabai Masih Tinggi

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved