Kabut Asap Mulai Ganggu Pelayaran di Tanjab Barat, Jarak Pandang Hanya Satu Mil
Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai mengganggu pelayaran di Tanjab Barat.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Teguh Suprayitno
Kabut Asap Mulai Ganggu Pelayaran di Tanjab Barat, Jarak Pandang Hanya Satu Mil
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL- Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai mengganggu pelayaran di Tanjab Barat. Tebalnya kabut asap akibat karhutla, sudah mengganggu laju kapal saat melaut dan mengarungi sungai.
Salah seorang pandu alam, Imam mengatakan, memang semenjak adanya kebakaran hutan ini, jalur pelayaran sungai mulai ditutupi kabut asap. Hanya saja belum semua titik yang tertutup kabut asap.
"Tidak semuanya. Paling satu mil lalu terang, nanti ada lagi asapnya. Begitu seterusnya," ujarnya, Selasa (6/8).
Imam juga mengungkapkan, akibat adanya kabut asap ini, kecepatan kapal memang agak dikurangi. Terutama jika bertemu kabut asap yang tebal.
"Kalau normal biasanya bisa 6 knot, sekarang terpaksa dikurangi. Harus dibawah 5 knot. Bisa 4 knot atau 3 knot," ia menjelaskan.
Baca: Ikut Padamkan Api, Bupati Masnah Peringatkan Warga Muarojambi Tidak Bakar Lahan
Baca: Warga Merangin Keluhkan Mata Perih dan Sesak Nafas Akibat Karhutla, DLH Kesulitan Pantau ISPU
Baca: Kebakaran Lahan di Tanjab Timur Merembet ke Kawasan Tahura, Damkar Masih Berjibaku Padamkan Api
Baca: 3 Hektar Lahan Warga di Sarolangun Terbakar, Status Karhutla Naik Menjadi Darurat
Baca: 919 Kendaraan Plat Luar Berubah Jadi BH Jambi, Pemutihan BBNKB Tahap II Berakhir September
Kabut asap terparah biasanya terjadi antara jam 5 pagi sampai jam 7 pagi. Setelah menjelang siang, menurut Imam kabut sudah mulai berkurang dan jarak pandang juga bisa sedikit lebih jauh.
"Intinya hanya saat pagi kapten memang harus ekstra hati-hati di jalur sungai. Kalau kecepatan berlebih dan jarak pandang terbatas bisa menabrak tanah," ujarnya.
