Anggota Brimob Tewas Dipatuk Ular Berbisa di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil, Penjelasan Ahli
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari Papua, Brigadir Kepala Desri Sahrondi, Anggota satgas Amole yang
Tenaga medis kudu paham apa yang harus dilakukan kepada korban jika mengalami beberapa hal.
Baca: Ada Syaratnya, Partai Gerindra Siap Pinang dan Menangkan Gibran Rakabuming Putra Jokowi
Baca: Dugaan Korupsi Dana APBDes, Segini Kerugian Negara yang Dilakukan Kades Lopak Alai
"Jika korban mengalami respiratory failure maka harus dilakukan intubasi lalu dipasang ventilator, lanjut diberi antivenom disertai anticholinesterase. Jika terjadi bradikardi maka perlu diberi atropine sulphate (0,6 mg untuk dewasa dan 50 mikrogram/kg untuk anak-anak)," tambah Tri.
Pemberian anticholinesterase tersebut diulang empat jam sekali.
Mengacu pada WHO tahun 2016, uji coba anticholinesterase harus dilakukan pada setiap pasien dengan keracunan neurotoksik.
Wilayah Timur
Tri menjelaskan, ular death adder banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua dan Maluku.
Baca: Targetkan 5 Emas, Unja Lakukan Persiapan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di UNJ
Baca: Episode Terakhir Cinta Suci SCTV Rabu 31 Juli 2019, Irish Bella Punya Film Baru, Ini Bocorannya!
"Saya pernah menemuinya (ular death adder) dari daerah Jayapura, Manokwari, Sorong, Timika. Itu di mana-mana (ditemukan). Di hutan, rumah, jalan, atau sungai," ujar Tri.
Tri menjelaskan, ular akan menggigit jika merasa terancam.
"Ular tidak akan menggigit kalau kita (manusia) tidak membuat dia (ular) terancam," jelas dia.(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ular Maut Tewaskan Anggota Brimob di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil, Ini Penjelasan Ahli,