Anggota Brimob Tewas Dipatuk Ular Berbisa di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil, Penjelasan Ahli
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari Papua, Brigadir Kepala Desri Sahrondi, Anggota satgas Amole yang
"Mengetahui korban digigit ular, anggota lain langsung memanggil Posko Amole 00 untuk meminta bantuan ambulans," kata Kamal.
Pukul 12.30 WIT, ambulans datang dan membawa korban ke Klinik Kuala Kencana dengan kondisi yang sudah tidak sadarkan diri.
Korban sempat kehilangan napas.
Baca: VIDEO: Wisata Dadakan di Tepian Sungai Batanghari yang Mengering, Diserbu Warga Kota Jambi
Baca: Ratna Listy dan Panglima Langit Bongkar Sosok yang Celakai Ruben Onsu, Ternyata Sangat Berbahaya!
Baca: Ramalan Zodiak Kamis 1 Agustus 2019, Scorpio Jalani Hari Penuh Emosi, Hari Kemenangan Sagitarius!
Baca: Download Lagu MP3 Via Vallen Full Album, Gudang Lagu Dangdut Koplo Terbaru dan Terpopuler Tahun 2019
Baca: Abu Setinggi 800 Meter di Gunung Kerinci, di Kakinya Ada Misteri Orang Pendek Berkaki Terbalik
Baca: Kisah Model Cantik Dibayangi Infeksi Seksual Menular, Dipaksa Berhubungan Intim Saat Menstruasi
Petugas medis di Klinik Kuala Kencana berhasil melakukan resusitasi sehingga korban dapat bernapas kembali.
Selanjutnya, petugas medis Klinik Kuala Kencana merujuk korban ke RS Mitra Masyarakat Mimika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Pada Senin (29/7/2019) pukul 09.30 WIT, korban mengalami penurunan tanda-tanda vital.
Pukul 09.40 WIT, korban mengalami cardiac arrest atau henti jantung dan dilakukan resusitasi.
Baca: Gunung Kerinci Erupsi, Masyarakat Masih Beraktivitas, Abu Vulkanik Tak Sampai ke Pemukiman Warga
Baca: Pemanfaatan Hydrant saat Terjadinya Kebakaran, UPTD SPAM Beri Solusi Terkait Pengoptimal Hydrant
"Kemudian pada pukul 09.55 WIT korban dinyatakan meninggal dunia," ujar Kamal.

Penjelasan Ahli
Pakar toksinologi dan bisa ular Dr dr Tri Maharani, M.Si SP menceritakan, ular yang menggigit Bripka Sahroni bukanlah jenis derik, melainkan ular death adder dengan nama latin acantopis.
Tri mendapatkan laporan dari salah satu rekannya pada Sabtu (27/7/2019) malam.
Baca: Ini Waktu Penetapan Status Tersangka Kades Kasang Lopak Alai, dalam Kasus Dugaan Korupsi APBDes
Baca: Komika Arafah Pingsan Karena Takut Jengkol, Netizen Justru Kritik Sikap Ayu Ting Ting, Ada Apa?
Setelah diteliti, ular tersebut berjenis death adder dengan sifat neurotoksin yang hebat.
"Memang bentuknya kayak ular derik. Tapi bukan, namanya death adder. Sifatnya beda, neurotoksinnya amat sangat kuat sekali. Menyebabkan gagal napas, gagal jantung, sehingga tingkat kematian tinggi," kata Tri saat diwawancara Kompas.com, Selasa (30/7/2019) sore.
Satu-satunya dokter dari Indonesia yang turut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari lembaga kesehatan dunia atau WHO ini menuturkan, bisa ular jenis death adder tidak menyebar melalui aliran darah, melainkan kelenjar getah bening.
Baca: Siapa Sebenarnya Ghani Baradar, Pemimpin Taliban Berkunjung ke Indonesia, Pernah Ditangkap CIA
Baca: Ketahuan Saat Isi Acara Olahraga, Agung Hercules Jalani 33 Terapi Radiasi: Rindu Barbel Kesayangan
Bisa ular bekerja dengan cara memblok saraf-saraf dalam tubuh, sehingga dapat terjadi kelumpuhan otot yang didukung oleh syaraf tersebut.