Kisah Militer RI

Sultan Brunei Disuguhkan Aksi Kopassus Lahap Kepala Ular, Jokowi yang Dampingi Sampai Tak Mau Lihat

Sultan Brunei Disuguhkan Aksi Kopassus Lahap Kepala Ular, Jokowi yang Dampingi Sampai Tak Mau Lihat

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribun Medan
Saat Kopassus Lumpuhkan Pasukan Khusus Amerika, Ternyata dengan 'Senjata' Andalan Ini . 

Sultan Brunei Disuguhkan Aksi Kopassus Lahap Kepala Ular, Jokowi yang Dampingi Sampai Tak Mau Lihat

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Cerita satu ini baru-baru saja terjadi. Dimana Pasukan Khusus milik TNI kembali mempertunjukkan kebolehannya di depan tamu negara.

Kala itu Sultan Brunei Darusallam yang harus menyaksikan kekuatan dan kengerian dari aksi pasukan khusus TNI.

Mereka adalah, Komando Pasukan Khusus (Kopassus), menggigit kepala ular sampai putus bukan saja pernah disajikan di depan Jenderal Pentagon Amerika Serikat.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah secara langsung mengajak seorang raja menyaksikan anggota Kopassus memakan ular hidup.

Baca: Mantan Pejabat Sarolangun Enggan Kembalikan Mobil Dinas Meski Masuk Daftar Lelang

Baca: Berharga Mahal, Dinas Perikanan Merangin Berencana Budidaya Ikan Semah

Baca: VIDEO: Nasib Hutan Pematang Damar, Habitat Anggrek Alam yang Terlupakan

Baca: BPK Temukan Banyak Masalah di Laporan Keuangan Pemprov Jambi

Kopassus Makan Daging Ular di Depan Sultan Kaya Raya Brunei Darussalam, Jokowi Sampai Tak Mau Lihat
Kopassus Makan Daging Ular di Depan Sultan Kaya Raya Brunei Darussalam, Jokowi Sampai Tak Mau Lihat (Tribun Solo)

Kala itu kehadiran raja kaya raya Brunei Darussalam hadir di Indonesia dalam mempererat hubungan antar kedua negara.

Sesuai jadwal, Jokowi memang mengajak Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah itu ke markas Kopassus.

Di tengah guyuran hujan deras, Pasukan Kopassus TNI yang sudah bersiap, menampilkan atraksi debus di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (3/5/2018).

Baca: Tak Terima Divonis 3 Tahun, Terdakwa Kasus Kredit Fiktif Bank Mandiri Tebo Ajukan Banding

Jokowi yang duduk bersama Sultan di kursi depan tampak serius melihat pertunjukkan debus yang menampilkan aksi makan dan minum daging serta darah ular.

Tampak di tengah-tengah pertunjukan, Jokowi menutup mulutnya sambil menunjukkan ekspresi ngeri.

Saking ngerinya, Kepala Negara sampai menoleh ke arah Sultan dan putranya, Pangeran Mateen Bolkiah.

Jokowi pun spontan bergidik ngeri sendiri sambil tertawa.

Baca: Sahabat Ungkap Kondisi Agung Hercules, Ada Tumor Baru yang Tumbuh hingga Dibawa Pulang ke Rumah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah saat menyaksikan atraksi debus dari pasukan Kopassus TNI, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Kamis (3/5/2018).

Acara yang dimulai sekira pukul 16.00 tersebut, sengaja ditampilkan di hadapan Sultan Brunei sebagai suguhan pertunjukkan budaya khas Indonesia.

Tidak hanya pertunjukan debus, kedua pemimpin negara tersebut dipertontonkan atraksi pemecahan batako berlapis-lapis dan atraksi pencak silat.

Baca: Inilah Nama-nama Capres yang Bakal Maju di 2024 Versi LSI, Sebut Dukungan Jokowi Sangat Penting

Para prajurit Kopassus
Para prajurit Kopassus (IST)

Turut hadir mendampingi Jokowi antara lain Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menkopolhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.

Selain menyaksikan pertunjukkan budaya, Sultan Brunei didampingi Jokowi direncanakan melihat pameran alutsista dan menyempatkan untuk bermain bulu tangkis bersama.

Kopassus Makan Daging Ular di Depan Sultan Kaya Raya Brunei Darussalam, Jokowi Sampai Tak Mau Lihat

Sejarah Pasukan Khusus Baret Merah (Kopassus)

Berawal pada 1980-an. Saat itu ABRI (sekarang TNI) hendak membentuk pasukan khusus.

Baca: Kekurangan Staf, Pemkab Merangin Positif Buka Rekrutmen CPNS 2019, Usulkan 280 Formasi

Pasukan khusus yang dibentuk nantinya memiliki kemampuan antiteror.

Saat itu, satuan pasukan khusus dari berbagai negara dijadikan sebagai referensi.

Berbagai referensi diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan itu banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.

Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.

Baca: Ini Penyebab Tingginya Angka Perceraian di Tanjab Barat, Banyak yang Masih Muda

Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai `aliran' pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.

Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Dengan kata lain kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.

Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.

Baca: VIDEO: Detik-detik Bus Pontianak-Pangkalanbun Alami Kecelakaan, Terdengar Teriakan Penumpang

Oleh karena itu demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.

Hingga saat ini pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT, dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.

Misalnya, untuk melakukan pertempuran malam hari, semua pasukan khusus AS sangat tergantung kepada teropong pelihat malam (Night Vision Google/NVG) sehingga bisa melihat targetnya dalam gelap.

Baca: Setelah Cuti, ILC Tayang Lagi Malam Ini, Live Streaming di TV ONE, Karni Ilyas Dapat Banyak Kritik

Tapi bagi pasukan khusus seperti Kopassus, untuk melihat dalam gelap tidak perlu NVG.

Kopassus sudah dibekali ilmu beladiri pernapasan Merpati Putih sehingga bisa `melihat' dalam gelap.

Setiap prajurit Kopassus juga mampu menembak tepat layaknya sniper tanpa dibantu teropong dalam jarak minimal 300 meter.

Sedangkan, pasukan khusus AS umumnya bisa melakukannya dengan bantuan teropong.

Pasukan khusus AS yang umumnya berbadan besar kadang merasa superior dibandingkan pasukan khusus TNI yang berbadan lebih kecil.

Tapi para pasukan khusus AS itu menjadi tidak berkutik ketika ilmu debus pasukan khusus TNI mulai dikeluarkan.

Baca: Sakit Hati Diskors Pihak Sekolah,Oknum Guru Honorer di Surabaya Mencuri Belasan Komputer di Sekolah

Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai, seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.

Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu di suruh berdiri di atas selembar kertas koran, kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan negara dalamnya. Dia bisa terangkat dengan mudah.

Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger para pasukan khusus AS, ketika dalam latihan jungle survival disuguhi buah durian.

Tak seorang pun pasukan AS berani makan durian, sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.

Grup-grup di Kopassus

Grup 1/Parakomando: berlokasi di Serang, Banten
Grup 2/Parakomando: berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus: berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
Grup 4/Sandhi Yudha: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Grup 5/Anti Teror: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur

Baca: Meski Punya Riwayat Gangguan Jiwa, Wanita Pembawa Anjing ke Masjid Bogor Tetap Dijadikan Tersangka

Detasemen 81, unit anti teroris Kopassus, ditiadakan dan diintegrasikan ke grup-grup tadi. Sebutan bagi pemimpin Kopassusjuga ditingkatkan dari Komandan Kopassus yang berpangkat Brigjen menjadi Danjen Kopassus yang berpangkat Mayjen bersamaan dengan reorganisasi ini.

Jenderal Pentagon dan Ilmu Hantu

Berkat kemampuan pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagonketakutan.

Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai `ilmu hantu', sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.

Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam).

Baca: Ngaku Ingin Gabung ke Jokowi, Ferdinand Hutahaean: Tak Ada Partai yang Didirikan untuk Jadi Oposisi

Misalnya makan beling sewaktu mempraktekkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.

Maka menjadi masuk akal jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan.

Tulisan ini bersumber dari buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, PBK, 2009.

Kisah-kisah militer dan Kopassus dapat dibaca di Tribunjambi.com

Baca: Haji Umar, Sang Prajurit Kopassus yang dengan Mudah Tumbangkan Guru & Ahli Karate Jepang Baret Merah

Baca: Saat Ribuan Kopassus Terpaksa Lepas Baret Merahnya, Ada yang Menangis, Danjen Beberkan Alasannya

Baca: Masuk Jajaran Pasukan Elit Berwajah Seram, Latihan Kopaska Setara Navy Seal, Sampai Bikin Bergidik

Baca: Cari Gara-gara dengan Sandera WNI, Perompak Filipina Berurusan dengan Denjaka atas Perintah Presiden

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved