Pilpres 2019

Pengamat Ini Sebut 'Kode Keras' Demokrat Beralih ke Kubu 01 Dilihat dari Pertemuan AHY dengan Jokowi

Pengamat Ini Sebut 'Kode Keras' Demokrat Beralih ke Kubu 01 Dilihat dari Pertemuan AHY dengan Jokowi

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Instagram @sekretariat.kabinet
Presiden Joko Widodo menerima Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (22/5). . 

Pengamat Ini Sebut 'Kode Keras' Demokrat Beralih ke Kubu 01 Dilihat dari Pertemuan AHY dengan Jokowi

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak yang beranggapan, Partai Demokrat akan beralih koalisi usai Pemilihan Presiden 2019 usai.

Bahkan Pengamat Politik Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten, Leo Agustino menanggapi soal pertemuan Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini tengah ramai dibicarakan.

Selaku pengamat, Leo menjelaskan bahwa pertemuan kedua elite politik tersebut bisa menjadi sinyal bahwa Demokrat akan beralih koalisi dari kubu 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke kubu 01, Jokowi-Ma'ruf Amin.

Bahkan Leo menilai sejumlah pertemuan AHY dengan Jokowi pasca-pilpres menjadi 'kode keras' keduanya akan berkoalisi.

Baca: Beroperasi Tanpa Ijin, 12 Bus Ilegal Ditindak Dishub Sarolangun Selama Arus Mudik 2019

Baca: Diungkap Mantan Kapolri, Penyebab Wafatnya Ibu Tien yang Tertembak Peluru Tajam yang Heboh Saat Itu

Baca: Dilarang Menambah Waktu Libur, PNS yang Melanggar akan Dikenakan Sanksi

Baca: Soekarno Pernah Berang Pada Malaysia & Inggris, Sampai Marinir TNI AL Diturunkan Lawan 2 Negara Itu

Dilansir oleh TribunWow.com, hal itu disampaikan Leo Kepada Tribunnews.com, Minggu (9/6/2019).

"Dalam konteks politik, ini pertanda atau 'kode keras' semakin kuatnya sinyal beralihnya dukungan Partai Demokrat ke koalisi Petahana," ujar Leo.

Selain itu, Leo menilai bahwa kunjungan AHY bersama Politisi Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) saat Idul Fitri juga mempertegas Partai Demokrat akan berkoalisi dengan petahana.

"Dan hubungan tersebut semakin dipererat dengan kedatangan AHY dan Ibas untuk bersilaturahmi ke Presiden ke-5 Republik Indonesia," jelas Leo.

Baca: Sehari Bisa 750 Ton, Lebaran Idul Fitri, Volume Sampah di Kota Jambi Meningkat 30 Persen

Baca: Festival Solidaritas Seni Budaya Candi Muara Jambi 2019, Upaya Mencari Regenerasi Pelestari Budaya

Baca: Diterjang & Dianiaya Teroris, Pramugari Garuda Meronta Kesakitan dan Selamat saat Kopassus Datang

Selain itu, dijelaskannya, peralihan dukungan Demokrat ke petaha sudah terlihat sejak masa kampanye Pilpres 2019.

Di mana ada instruksi dari partai berlambang mercy itu kepada anggotanya untuk mendukung calon presiden sesuatu keyakinan pribadi.

"Walaupun sebenarnya tanda-tanda peralihan dukungan Demokrat ke pemerintah sudah terlihat sejak masa kampanye dulu, di mana instruksi DPP Demokrat untuk mendukung presiden sesuai hati nurani mereka, bukan menginstruksikan mendukung pasangan Prabowo-Sandi," tandas Leo.

Baca: Ini Latihan Neraka yang Harus Dijalani TNI AL sebagai Syarat untuk Menjadi Pasukan Elite Kopaska

Baca: Pasar SPA Kuamang Kuning, Bungo, Jambi, Terbakar, Dalam 90 Menit, Api Hanguskan 12 Kios

Presiden terpilih Joko Widodo dijadwalkan akan bertemu dengan Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan pada hari ini, Rabu (22/5/2019).
Presiden terpilih Joko Widodo dijadwalkan akan bertemu dengan Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan pada hari ini, Rabu (22/5/2019). ((Instagram @jokowi))

Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean sebelumnya memberikan keterangan soal AHY yang sering melakukan pertemuan dengan Jokowi.

Dilansir oleh tvOneNews, Ferdinand mengatakan pertemuan Jokowi dan AHY merupakan keuntungan kedua belah pihak.

Walaupun diketahui Demokrat tidak berada di koalisi Jokowi saat maju menjadi capres 2019.

"Kalau kita melihat simbiosis mutualisme lah kita sebutnya, jadi partai Demokrat dan Pak Jokowi ini sekarang saling membutuhkan," ujar Ferdinand pada Jumat (7/6/2019).

Hal itu dilihat dari Jokowi yang membutuhkan pengalaman dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui jembatan dari AHY.

"Saling membutuhkan apa karena Pak Jokowi ingin mendapatkan masukan dari ketua umum kita Pak SBY yang presiden 10 tahun," ujarnya.

"Kedua kita juga punya kebutuhan ke depan untuk agenda 2024 jadi tentu kita harus mensukseskan dan menyiapkan segala sesuatu untuk AHY memang yang kita persiapkan tarung di 2024 untuk merebut kepemimpinan nasional."

"Pak Jokowi sekarang di periode keduanya ingin berakhir cantik, berakhir elegan, seperti Pak SBY yang mengakhiri 10 tahun kekuasaannya dengan cara yang elegan, tentu Pak Jokowi ingin juga hal yang sama, tentu Pak Jokowi tidak ingin berakhir di periode keduanya dengan cara yang tidak enak tidak elegan di mana kondisi Indonesia tidak baik."

Baca: Tidak Masuk tanpa Keterangan, Diberi Sanksi, Hari Pertama Kerja, ASN Batanghari Bakal Disidak

Baca: Bupati Haris Kroscek Absensi Elektrik, ASN Nambah Libur, Siap-siap Dikenakan Sanksi Berlapis

Baca: INALLILAHI Wainailahi Rojiun Ayah Dewi Perssik Meninggal Dunia, Jenazah Dibawa ke Jember

Sementara dari sisi Demokrat, AHY merupakan kader yang mulai dipersiapkan partai untuk melaju di pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Selain menjalin relasi dengan presiden saat ini, AHY juga didorang untuk menjadi bagian dari presiden yang menjabat.

"Nah Partai Demokrat membutuhkan AHY ini punya sesuatu untuk dijual 2024, kita paham betul memang posisi AHY saat ini The Rising Star, pendatang baru di dunia politik yang kemudian namanya meroket ke atas di kancah perpolitikan nasional,' kata Ferdinand.

Persiapan itu termasuk mengajukan AHY menjadi orang yang berada di dekat presiden 2019-2024.

"Beliau (AHY) punya modal politik yang sangat kuat, punya trah politik yang sangat kuat," tutur Ferdinand.

"Tentu ini kita perkuat maka ketika AHY nanti dibutuhkan dan memang partai menugaskan Beliau untuk memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagai pemimpin tentu Beliau akan kita persiapkan untuk menduduki jabatan tertentu sepanjang diajak oleh Pak Jokowi."

"Kalau tidak diajak kan kita tidak bisa memaksa dan kita tidak akan meminta, jadi ini kebutuhan antara Partai Demokrat dengan Pak Jokowi."

Lihat videonya menit ke 4.08:

Baca: Bupati Masnah Ajak Masyarakat Jaga Keamanan & Ketertiban Melalui Silaturahmi untuk Saling Memaafkan

Baca: Dukung Prabowo di Pilpres, Politisi Demokrat Ini Ngaku Dibenci Warga di Tanah Kelahirannya Sendiri

Sebagaimana diketahui, kabar terkait kemungkinan Partai Demokrat akan bergabung ke koalisi 01 terus mencuat sejak adanya sejumlah pertemuan yang terjadi antara AHY dengan Jokowi.

Awalnya, AHY dan Jokowi bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Lalu, pertemuan kedua terjadi di Istana Merdeka Bogor, Rabu (22/5/2019).

Selanjutnya, saat Jokowi menyambangi kediaman keluarga SBY di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu (1/6/2019), untuk melayat istri SBY, Ani Yudhoyono yang meninggal dunia karena kanker darah yang dideritanya.

Pertemuan juga terjadi keesokan harinya, saat Jokowi menjadi inspektur upacara pemakaman Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019).

Tiga hari berselang, yaitu pada hari pertama lebaran Idulfitri, Rabu (5/6/2019), anak-anak SBY, AHY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dan istri mereka kemudian kembali bertemu Jokowi yang menggelar open house di Istana Negara Jakarta.

(TribunWow.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Bicarakan Pertemuan AHY dan Jokowi, Pengamat: Ini 'Kode Keras' Demokrat Beralih Koalisi ke Kubu 01

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved