KISAH Kematian di Puncak Himalaya, 2 Tahun Renggut 35 Pendaki: Jon Kedrowski 'Cuaca Bisa Brutal'
TRIBUNJAMBI.COM - Bahaya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari pendakian di puncak tertinggi dunia,
Anggota tim pendaki yang tewas pada hari Kamis lalu. Pemuda berusia 25 tahun ini sedang bekerja untuk memperbaiki jalur sekitar 150 meter dekat puncak Everest, ketika dia terjatuh.
Baca: Perkiraan Kepadatan Lalu Lintas Mudik Lebaran 2019 dan Arus Balik di Jalur Jambi-Muarojambi
Informasi itu berdasarkan keterangan Mingma Sherpa, dari kepala tim penyelamat Nepal yang berada di base camp Everest.
Sherpa sesunguhnya adalah kelompok suku di Nepal yang hidup di ketinggian Himalaya secara turun temurun.
Sejak lama mereka melayani para pendaki untuk memberikan jasa angkut atau pun panduan bagi mereka yang mencoba mendaki Everest.
Baca: Ani Yudhoyono Tak Malu-malu Ngemper, Sisi Lain Istri SBY yang Tidak Diketahui Orang Banyak
2. Eric Arnold
Pemuda 36 tahun asal Belanda ini tewas Jumat lalu. Dia tewas malam hari ketika mencoba turun setelah sukses menapaki puncak Everest.
Keterangan ini disampaikan Tashi Lakpa Sherpa, pemilik Seven Summit Treks. "Di duga dia mengalami serangan jantung," kata Tashi.
3. Maria Strydom
Hanya berselang sehari, pada Sabtu, rekan pendakian Arnold, Maria Strydom, mengalami altitude sickness.
Baca: Pertamina Region Sumbagsel Pastikan Kebutuhan Energi H-15 Hingga H+15 Lebaran Cukup, Total 1.248 MB
Saat itu, dia sudah mencapai kamp V, satu kamp terakhir sebelum puncak Everest.
"Wanita berusia 34 tahun itu tak bisa mendaki lebih tinggi dan diselamatkan oleh tim," kata Tashi Sherpa.
Profesor bidang Finansial di Sekolah Bisnis Universitas Monash, Australia ini tewas dalam perjalanan kembali ke kamp III.
Dia bukan pendaki pemula. Maria diketahui telah menaklukkan puncak Denali di Alaska, Aconcagua di Argentina, Gunung Ararat di timur Turki, dan Kilimanjaro di Afrika.
Baca: Terungkap! Raffi Ahmad Pernah Suka Luna Maya dan Nembak Berkali-kali Sebelum Kenal Nagita Slavina
4. Subash Paul
Pada hari minggu, lelaki 44 tahun ini, tewas di base camp II juga karena altitude sickness. Informasi ini disampaikan Wangchu Sherpa, Managing Director dari Trekking Camp Nepal.