Inilah 'Jadah Telok', Penganan Khas Dusun Tanjung Agung Sambut Lebaran yang Bikin Ngiler

Di sebuah dusun di Kabupaten Bungo, Jambi, ada tradisi menarik yang dilakukan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Duanto AS
Tribun Jambi/Mareza Sutan AJ
Jadah Telok, penganan khas Dusun Tanjung Agung, Kecamatan Muko-muko Bathin VII, Kabupaten Bungo, Jambi. Ini tradisi menarik yang dilakukan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri. 

'Jadah Telok', Penganan Khas Dusun Tanjung Agung Sambut Lebaran yang Bikin Ngiler

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Di sebuah dusun di Kabupaten Bungo, Jambi, ada tradisi menarik yang dilakukan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Mereka membuat 'jadah telok', sejenis kue bolu yang dipanggang dalam oven.

Tribunjambi.com berkesempatan melihat langsung proses pembuatan jadah telok di Dusun Tanjung Agung, Kecamatan Muko-muko Bathin VII, Kabupaten Bungo. Di sana, ada Nur Asrat, satu di antara warga yang sedang membuat panganan itu.

"Kalau orang dusun sini menyebutnya 'jadah telok', tapi di luar sering disebut kue telur atau bolu telur," katanya, saat Tribunjambi.com temui di dapurnya.

Menariknya, kata Nur Asrat, proses pembuatan jadah telok ini tergolong mudah. Tidak banyak bahan yang diperlukan.

 Api Berkobar di Pos Polisi Klaten Jumat Malam, Warga Melihat Pelaku Melonjak Kegirangan

 Menyamar Jadi Barong Ditengah Ancaman Pemberontak, Misi Utama Kopassus Berubah Drastis Setelah Tahu

 Mengapa Amien Rais Bawa Buku Jokowi People Power? Ternyata Ini Isi Buku yang Dipertontokan Itu

 Analisis Peluang Prabowo Menang di Mahkamah Konstitusi - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun

"Bahannya cuma ini-inilah. Telur, gula, tepung terigu, sama vanili," katanya sambil menunjukkan bahan-bahan.

Dia langsung mempraktikkan proses membuat bolu telur itu. Nur Asrat sempat membocorkan resep rahasianya. Kata dia, untuk membuat sekitar 50 buah kue, diperlukan 30 butir telur, 2 Kg gula pasir, 6 saset bubuk valini, dan 2 Kg tepung terigu.

Mula-mula telur dikocok bersamaan dengan gula dan vanili. Lama proses mengocoknya sekitar 15-20 menit, atau sampai adonan mengembang.

"Telurnya dicampur dengan gula dan vanili, terus dikocok sampai mengembang. Tepungnya belakangan," jelasnya.

Ya, setelah adonan mengembang, tepung dicampurkan ke dalam adonan, dimasukkan sedikit demi sedikit. Kata Nur Asrat, tepung dimasukkan sedikit-sedikit bertujuan untuk melihat kekentalan adonan. Jika adonan dirasa cukup kental, sudah bisa dimasukkan ke cetakan untuk dipanggang dalam oven.

Ada beragam bentuk cetakan yang bikin gemas. Bentuk ikan, mangkuk, juga bentuk-bentuk lain.

Setelah adonan itu masuk ke oven, butuh sekitar 15-20 menit pula untuk menunggu kue matang.

Dia menuturkan, rata-rata masyarakat di sana masih menggunakan kompor minyak untuk membuat kue lebaran. Selain masaknya lebih merata, kompor minyak tanah juga dirasanya lebih aman. Namun, ada juga yang memanggang dengan meletakkan dua sisi api, yaitu dengan menambahkan bara api di atas oven.

"Yang pakai api dua ada juga. Di bawah pakai api kompor, di atas pakai bara. Ada juga yang masih pakai kayu, pakai bara juga di atasnya. Itu lebih cepat matangnya. Lebih merata juga, karena apinya dua," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved