Terpaksa Gunakan Kekerasan, Kisah Kopassus Berjuang Lawan Orang Sakti Kebal Peluru dan Senjata Tajam
Satu di antaranya adalah perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.
Saat itu, Sukitman mendengar seperti suara tembakan yang cukup kencang.
Ia pun berinisiatif untuk menuju sumber suara itu.
Ternyata suara itu berasal dari rumah Jenderal D.I. Panjaitan yang terletak di Jln. Sultan Hasanudin.
Di situ sudah banyak pasukan bergerombol.
Belum sempat tahu apa yang terjadi di situ, tiba-tiba Sukitman dikejutkan oleh teriakan tentara berseragam loreng dan berbaret merah yang berusaha mencegatnya.
"Turun! Lempar senjata dan angkat tangan!"
Sukitman, yang waktu itu baru berusia 22 tahun, kaget dan lemas.
Sukitman segera turun dari sepeda dan melemparkan senjata lalu angkat tangan.
Dalam kondisi ditodong senjata dan tangannya diikat, lalu Sukitman dimasukkan ke dalam mobil.
"Saya didorong dilemparkan ke dalam mobil, tepatnya disamping supir di bawah kabin," ungkapnya.
Selama dibawa beberapa menit perjalanan, Sukitman masih ingat arah jalan mana ia dibawa.
Baca: KETAHUAN Suami Selingkuh dengan Janda, Istri Balas Jual Suaminya: Siasat yang Konyol dan Lucu
Baca: Hasil Drawing Piala Indonesia Babak 8 Besar, Bhayangkara FC vs PSM Makassar Menuju Semifinal
Mobil itu bergerak ke Jalan Wolter Mongisidi hingga ke arah Mampang, setelah itu Sukitman tak ingat lagi.
Hari sudah mulai pagi, dan samar-samar suasana di sekelilingnya agak terlihat.
Sukitman dibawa ke sebuah tempat yang tidak ia kenali
Pada waktu itu, Sukitman selewat mendengar ucapan "Yani wis dipateni (yani sudah dibunuh)"