LALAT Diternakkan di China, Belatungnya Laku Dijual Rp 21 Juta per Ton: Ternyata Ini Khasiatnya
TRIBUNJAMBI.COM - Lalat merupakan biantang kotor yang diyakini membawa penyakit, karena tinggalnya di
Lalu, setelahnya probiotik dimasukkan ke dalam sampah yang sudah hancur itu untuk mengubahnya menjadi tempat telur lalat menetas menjadi belatung.
Sementara rumah-rumah kaca lainnya berisi tumpukan nampan, yang berisi sampah rumah tangga yang sudah diolah untuk menampung belatung.
Baca: Pemerintah Provinsi Jambi Lanjutkan Program PKB Tahap II
Belatung di sampah itu kemudian tumbuh dengan mengonsumsi nitrogen, fosfor, dan minyak yang ada di dalam sampah.
Lalu, kotoran mereka bisa diolah menjadi pupuk yang digunakan warga untuk menyuburkan tanaman.
Sementara belatungnya, yang dijual dengan harga 10.000 yuan atau sekitar Rp21 juta per ton bisa digunakan sebagai makanan ayam, ikan, udang, atau burung.
Di depan sebuah rumah, terdapat beberapa ekor lalat yang terbang di atas sebuah tong sampah.
Baca: Video: Danrem 042/Gapu Kunker ke Makodim 0419/Tanjab, Ini Pesannya Untuk Pemilu 2019
Tiba-tiba, rumah itu terbuka dan si pemilik rumah lupa menutupnya kembali.
Melihat itu, satu ekor lalat masuk dan menuju ke arah meja makan yang dipenuhi makanan.
"Saya sudah bosan dengan makan-makanan sampah itu. Ini saatnya makan-makanan lezat," ucap si lalat.
Setelah kenyang, ia bergegas menuju pintu tempat ia masuk.
Baca: Dihujat Netizen Lagu Ketika Via Vallen Sudah Ditonton 3 Juta Kali di YouTube
Namun pintu itu tertutup sehingga si lalat tidak bisa ke luar.
Lalu si lalat bergerak ke arah kaca yang tidak jauh berada di dekat pintu.
Dari kaca, ia bisa melihat teman-temannya sedang berkumpul di tempat sampah dan makan.
Si lalat mencoba ke luar. Ia mengelilingi kaca, melompat, dan menerjang kaca, namun tetap tidak bisa ke luar.
Baca: WANITA Ini Mau Bunuh Pak Harto Pakai Serbuk Racun Tikus: Tapi Berhasil Dicegah oleh Sosok Satu Ini
Ia terus melakukannya sampai berulang-ulang dan si lalat akhirnya kelelehan.