Mayat Tanpa Kepala di Koper
Mayat Dalam Koper Tanpa Kepala, Penyebab Guru Kediri Dimutilasi Terungkap, Bukan Guru Honorer Biasa
Sedikit demi sedikit, penyebab guru honorer Budi Hartanto (28) tewas dimutilasi mulai terkuak. Ini usaha sampingannya.
Sedikit demi sedikit, penyebab guru honorer Budi Hartanto (28) tewas dimutilasi mulai terkuak. Ini usaha sampingannya.
TRIBUNJAMBI.COM, KEDIRI - Sedikit demi sedikit, penyebab guru honorer Budi Hartanto (28) tewas dimutilasi mulai terkuak.
Mayat Budi Hartanto dimasukkan koper, lalu dibuang di pinggir sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Mayat Budi Hartanto itu dalam kondisi tanpa kepala.
Budi Hartanto memiliki sejumlah bisnis, berjualan di GOR Jayabaya dan jual beli HP (ponsel).
Aktivitas itu dilakukan di luar tugasnya sebagai guru honorer di Kediri.
Selain itu, Budi juga juga dipercaya rekannya mengelola usaha bersama sewa rental mobil.
Baca Juga
Kisah Cinta Unik Nenek Maia Estianty dan Soekarno, Berawal saat Jumpa di Indekos
BUKA Pendaftaran 19 Perguruan Tinggi Kedinasan Mulai 9 April 2019, Ini Link dan Syarat
Selvi Ananda, Donita & Maya Septha Punya Wajah yang Mirip, Jangan Sampai Tertukar Ya!
Sumber Kekayaan Harvey Moeis, Suami Sandra Dewi Beli Pesawat Jet untuk Anaknya
"Usahanya banyak karena anaknya kreatif," ujar Nasuha, paman korban.
Sebelum ditemukan tewas, Budi membawa uang dalam jumlah banyak.
Korban juga membawa laptop berikut dua HP miliknya.
Nasuka, korban pamit kepada ibunya (Ny Habibah) keluar rumah selepas magrib hendak ke warung yang dikelolanya di kawasan GOR Jayabaya.
Namun korban juga sempat menyebutkan sedang mempersiapkan ada event di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri.
"Berapa uang yang dibawa? ibunya tidak tahu, namun disebutnya banyak. Saat keluar korban juga membawa serta laptopnya," jelas Nasuka kepada SURYA.co,id, Kamis (4/4/2019).
Termasuk sepeda motor yang dikendarai korban sekarang juga tidak jelas keberadaannya.
"Tidak biasanya korban bawa laptop, namun saat keluar naik motor, mobilnya ditinggal," tambahnya.

Dari banyaknya barang-barang berharga korban yang hilang, keluarga menduga kematiannya karena tindak kriminal.
Diakui Nasuha, sehari-hari korban menjadi guru kesenian dengan status honorer di SDN Banjarmlati, Kota Kediri.
Kematian korban yang terjadi secara tragis juga mengagetkan keluarganya. Rumah duka masih dipenuhi para pelayat tetangga dan keluarganya.
Sementara warung kopi yang dikelola korban di kawasan GOR Jayabaya kondisinya juga acak-acakan. Namun tidak ditemukan jejak darah di areal warung.
Sumber Kekayaan Harvey Moeis, Suami Sandra Dewi Beli Pesawat Jet untuk Anaknya
Selvi Ananda, Donita & Maya Septha Punya Wajah yang Mirip, Jangan Sampai Tertukar Ya!
Cekcok Berkepanjangan, Suami Cekik Istri dan Masukan Cairan Sampo ke Mulut Hingga Tewas
Bupati Safrial Sambut Kunjungan Kerja Danrem 042/Gapu Ke Tanjung Jabung Barat
Diduga korban dihabisi di TKP lain. Kemudian untuk menghilangkan jejak dan menyulitkan penyelidikan kepalanya dimutilasi yang dibuang di lokasi terpisah.
Untuk memudahkan proses pembuangan dan tidak mengundang kecurigaan mayatnya dimasukkan ke dalam koper. Selanjutnya pelaku membuang koper di sungai bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Kasus ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian. Petugas satreskrim gabungan dari Polresta Blitar dan Kota Kediri masih menyelidiki kasus ini.
Chat WA Terakhir
Isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kabupaten Kediri, yang mayatnya ditemukan termutilasi tanpa kepala di dalam koper diungkap keluarga.
Menurut paman korban, guru honorer itu sempat berkomunikasi dengan seorang rekannya melalui WhatsApp (WA), Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 22.55 WIB.
"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," ungkap Nasuha, paman korban kepada wartawan Surya.co.id, Rabu (3/4/2019) malam.
Kontak terakhir korban dengan rekannya, menurut Nasuha, terkait dengan obrolan gurauan.
Namun setelah kontak terakhir, HP (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang.
Seperti diberitakan, mayat dalam koper yang dalam kondisi termutilasi di pinggir bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) ternyata bernama Budi Hartanto (28) warga Jl Tamansari,
Sudarmaji (54), ayah Budi, telah berangkat mendatangi RSUD Mardi Waluyo, Kota Blitar untuk mengecek kondisi mayat anaknya.

Nasuha mengemukakan, pihak keluarga diberitahu tentang penemuan mayat dalam koper oleh petugas kepolisian.
"Tadi siang keluarga diberitahu terkait penemuan mayat korban mutilasi di dalam koper.
Sekarang orangtuanya telah berangkat untuk mengecek ke kamar mayat RSUD Mardiwaluyo, Blitar," ungkap Nasuha, Rabu (3/4/2019).
Sejauh ini pihak keluarga tidak pernah mendapati hal yang aneh pada korban.
"Orangnya pendiam, sehari-hari korban menjadi guru honorer di SDN Banjarmlati mengajar mata pelajar Kesenian," jelasnya.
Selain menjadi guru honorer, Budi juga bisnis kecil-kecilan, berjualan di GOR Jayabaya serta jual beli HP (ponsel).
"Usahanya banyak karena anaknya kreatif," tambahnya.
Pihak keluarga juga kaget saat diberitahu petugas kepolisian ada musibah yang menimpanya.
Menurut Nasuha, terkait dengan kepastian mayat dalam koper adalah Budi Hartanto setelah petugas mengecek sidik jarinya kemudian dikroscek identik dengan milik korban.
"Sekarang orangtuanya ke rumah sakit untuk melihat kondisi jenazahnya," jelasnya.
Sementara rumah korban di Jl Tamansari, Kota Kediri didatangi banyak pelayat dari keluarga dan tetangga, Rabu (3/4/2019).
Warga berdatangan setelah mengetahui kabar berita korban meninggal dunia ditemukan dalam koper.
Terkait penemuan mayat korban di wilayah Blitar, pihak keluarga tidak memiliki kerabat di Blitar.
Namun ada rekan korban yang dari Blitar.
Dirilis 11 April - Sinopsis & Trailer Film Ave Maryam, Kisah Cinta Terlarang dan Janji pada Tuhan
Cekcok Berkepanjangan, Suami Cekik Istri dan Masukan Cairan Sampo ke Mulut Hingga Tewas
Cinta Segitiga Shaheer Sheikh, Ayu Ting Ting & Ivan Gunawan, Mana yang Bakal Dampingi Sang Pedangdut
Sementara belum diperoleh kabar kapan jenazah korban dipulangkan ke Kediri.
Apalagi sampai saat ini kepala korban masih belum ditemukan.
"Jenazahnya dikenali dari sidik jarinya. Kami belum tahu kapan jenazahnya dipulangkan," jelasnya.
Korban Budi Hartanto merupakan anak sulung dari 3 bersaudara.
Sementara suasana di rumah duka mulai didatangi para pelayat.
Hamidah ibu korban tak kuasa menahan sedih hingga menangis histeris setelah diberitahu putranya menjadi korban mutilasi yang ditemukan dalam koper.
"Anak saya salahnya apa... saya tidak terima," ungkapnya.
Sejumlah kerabatnya tampak menenangkan dengan merangkulnya.
"Semoga pelakunya segera ditemukan," tuturnya.
Dari penjelasan pihak keluarga, korban meninggalkan rumah selepas Maghrib.
Tujuan korban saat itu dilaporkan menuju warung kopinya di kawasan GOR Jayabaya atau Gedung Nasional Indonesia (GNI).
"Korban keluar naik sepeda motor, sampai sekarang sepeda motornya masih belum ditemukan," jelas Nasuha.
Detik-detik Ibu Pergoki Anak Gadisnya Dipaksa Berhubungan Intim oleh Paman, 'Rumah Terasa Bergoyang'
Polisi mencari kepala korban
Meski telah mengungkap dugaan sementara identitas mayat dalam koper yang ditemukan di tepi sungai di bawah jembatan desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, polisi belum menemukan kepala mayat tersebut.
Karena itu, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, mengatakan bahwa saat ini polisi masih fokus mencari kepala korban yang diduga guru honorer asal Kediri tersebut.
"Betul, saat ditemukan kondisi mayat korban tanpa kepala dimasukan dalam koper.
Sekarang kami fokus mencari kepala korban," kata AKP Heri Sugiono.
AKP Heri mengatakan polisi fokus mencari kepala korban mulai dari rumahnya di Kediri sampai di lokasi penemuan mayat korban di Udanawu, Kabupaten Blitar.
Satreskrim Polres Blitar Kota sudah berkoordinasi dengan Polres Kediri Kota untuk mencari kepala korban.
"Kami juga berkoordinasi dengan tim Jatanras Polda Jatim," ujarnya.
Dikatakannya, polisi sudah mengetahui identitas korban.
Korban bernama Budi Hartanto (21), asal Mojoroto, Kota Kediri.
Untuk memastikannya, polisi tetap melakukan tes DNA terhadap keluarga korban.
"Kami tetap melakukan tes DNA terhadap orang tua korban untuk memastikannya.
Kalau identitas korban kami dapatkan dari hasil identifikasi," katanya.
Menurutnya, hasil otopsi resmi dari tim RS Bhayangkara masih belum keluar.
Tetapi, dari visum luar, selain kepalanya putus, juga ditemukan beberapa luka pada tubuh korban.
Salah satunya di bagian lengan korban.
"Kami masih menunggu hasil otopsi," ujarnya.
Petugas kebersihan kamar jenazah RSUD Mardi Waluyo, Saksono Buntaran mengatakan sempat diminta tolong mengangkat koper berisi mayat dari ambulans ke kamar jenazah saat tiba di RSUD Mardi Waluyo.
Sesampai di kamar jenazah, mayat dikeluarkan dari koper.
Dia sempat menyaksikan bagian tubuh mayat itu.
Menurutnya, kondisi mayat masih segar.
Dia memerkirakan mayat itu seorang laki-laki masih muda.
Tubuhnya kecil dan berkulit kuning.
"Posisi tubuhnya meringkuk, lalu ditarik untuk diluruskan. Tapi saya tidak melihat kepalanya," katanya.
Dia juga sempat melihat siku lengan kanan mayat itu terluka.
Menurutnya, luka di siku lengan kanan mayat itu mirip seperti terkena bacokan.
"Lukanya menganga seperti bekas sayatan," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Penyebab Mutilasi Guru Kediri yang Mayatnya Dimasukkan Koper di Blitar, Bukan Guru Honorer Biasa
Subscribe Youtube
Kisah Cinta Unik Nenek Maia Estianty dan Soekarno, Berawal saat Jumpa di Indekos
Tetangga Kos Berpakaian Tipis, Niat Jahat Cening Mendadak Muncul, Bikin Kejutan Pukul 00.30
Terungkap, Oknum Menteri Ajak Vanessa Angel Untuk Mimik-mimik Cantik (Mimican) Namun Ditolak
Anak Soekarno dengan Pramugari Garuda Indonesia Dilahirkan di Jerman, Kisah Kartini Manoppo