Pemerintah Ingkar Beri Lahan, Kini Pemukiman Warga Tebing Jaya Justru Diserobot Pengusaha Sawit

Warga eks Unit Pemukiman Transmigrasi Tebing Jaya I, II, III dan IV Kabupaten Batanghari dirundung nestapa.

Penulis: Rian Aidilfi Afriandi | Editor: Teguh Suprayitno
ist
Sapi-sapi milik warga eks Unit Pemukiman Transmigrasi Tebing Jaya tumbuh besar. Sapi-sapi itu sebelumnya bantuan pemerintah sebagai ganti lahan usaha yang tak jadi diberikan. 

Kebetulan pula, saat mereka mengajukan protes di kementerian, di saat bersamaan sedang ada kunjungan anggota DPR RI komisi IX. Bak gayung bersambut, tuntutan mereka langsung direspon.

Rupanya, Desa Tebing Jaya satu-satunya daerah transmigrasi di Indonesia yang belum memperoleh LU II. Tahun 2012, sejumlah anggota DPR komisi IX sempat berkunjung ke desa ini. Namun sayang, aspirasi mereka tak juga berbuah manis.

Juni hingga Agustus 2015, sejumlah petinggi mulai dari Ketua DPRD, Ketua Komisi, Kepala Dinas Sosnakertrans dan petugas dari Dit Pelayanan Pertanahan Transmigrasi bolak-balik ke daerah ini.

Mereka berusaha mencari solusi. Muncullah ide meminta bantuan ternak sapi sebagai kompensasi tidak diberikannya LU II itu.

Akhirnya, Bupati Batanghari, Sinwan menerbitkan surat nomor 595/2164/Sosnakertrans perihal usulan kompensasi LU II berupa ternak sapi ke Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI pada tanggal 24 Agustus 2015.

Isi surat meminta sebanyak 684 sapi untuk 684 KK. Rinciannya, Tebing Jaya I ada 184 KK, Tebing Jaya II ada 229 KK, Tebing Jaya III ada 121 KK dan Tebing Jaya IV ada 150 KK.

Syukurlah, setahun kemudian (2016) program kompensasi itu direalisasikan. Pemerintah pusat melalui APBN mengucurkan dana Rp 10 miliar untuk program bantuan sapi sebagai kompensasi pengganti LU II yang diperuntukkan bagi 684 KK itu.

Baca: Bupati Bungo Mengaku Sedih dan Prihatin, Tiga Kades Diberhentikan Karena Tak Transparan

Baca: Program Rahn Tasjily Tanah dari Pegadaian Bisa Jadi Solusi Modal untuk Pengusaha Mikro

Baca: Analogi Coffee and Space Tempat Santai untuk Ngopi di Kota Jambi, Ada Kopi Vietnam Gratis

Baca: Pemkot Jambi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Bonus Kafilah Kota Jambi, Segini Besarnya Bonus Juara 1

Semuanya dapat sapi. 684 Sapi betina dan 69 sapi jantan. Sapi jantan untuk peranakan. Sapi-sapi itu dibeli dari Lampung dan diserahkan kepada warga lewat Dinas Sosnakertrans Provinsi Jambi.

Meski tak mendapat LU II, tapi warga merasa bersyukur karena diberi sapi. Dengan begitu mereka memperoleh sumber hidup dengan nilai tambah lebih.

Seperti pengakuan ibu Mudiasih, yang kini sudah memiliki enam ekor sapi dari bantuan tersebut.

"Kalau dijual per ekornya sekarang, bisa sampai Rp 15 juta. Dari modal satu sapi, kami sudah bisa punya tabungan puluhan juta. Lebih besar dari kompensasi lahan. Bisa beli mobil,” ujarnya.

Mudiasih berharap program bantuan seperti itu terus digulirkan. Karena Ia merasakan manfaat yang nyata.

"Daerah sini memang pas untuk penggemukan sapi. Rumputnya bagus-bagus," katanya.

Jahari berpendapat sama. Ia mendapat nilai lebih dari bantuan sapi itu. Menurutnya, perkembangbiakan sapi di daerah ini relatif cepat. Selain itu, warga juga mendapat manfaat tambahan dari kotoran sapi.

“Kotorannya bisa dipakai buat pupuk mas,” ujar Jahari yang sehari-hari menaruh sapi di bawah pohon-pohon sawit.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved