Pesawat Tembus Awan Tebal dan Hujan Lebat, Kopassus Harus Terima Kenyataan Pahit Lawan Rekan Sendiri

Akhir 1958, Letnan I Udara Penerbang Nurasid Wahyu, pilot Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia yang diperbantukan dalam peperangan mendapat tugas.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
Ilustrasi 

Yang terlihat hanyalan gemuruh hujan lebat dan kilatan halilintar yang menyambar nyambar serta teriakan para prajurit RPKAD yang sedang dilanda mabuk udara.

Setelah berkomunikasi dengan Kapten Dick, Letnan Nursaid berusaha melakukan pendaratan sedangkan, Kapten Dick memutuskan untuk holding.

Letnan Nursaid mencoba membuat suatu Non Directional Beacon (NDB ) procedur Let Down menuju landasan tapi karena hujan sangat lebat dan sama sekali tidak tampak tanda visual, upaya pendaratan dibatalkan.

Pesawat C-47 terbang menukik ke atas lagi disertai wajah wajah tegang anggota RPKAD.

Kedua C- 47 akhirnya hanya bisa berputar putar dan dengan perhitungan ketersediaan bahan bakar, Kapten Dick memberi perintah divert menuju lapangan udara Namlea yang berada di Pulau Buru.

Baca: Dinkes Batanghari Akui Penyakit Tak Menular Jadi Pembunuh Terbanyak di Batanghari, Salah Pola Hidup

Baca: Inilah Pasukan Elite Ganas Indonesia, Gabungan Kopassus, Kopaska & Denjaka, Basmi Bajak Laut Somalia

Butuh waktu terbang setengah jam untuk menuju Namlea dan berkat bantuan sinar bulan yang remang remang, C- 47 yang diterbangkan Kapten Dick telah mendarat terlebih dahulu dan parkir di ujung landasan.

Kini giliran Letnan Nursaid untuk mendarat di lapangan udara yang tanpa dilengkapi fasilitas untuk penerbangan malam, memiliki landasan pendek, dan proses pendaratan darurat itu hanya menggunakan perangkat landing light yang berada di pesawat.

Jumat (7/2) Dalam rangkaian kegiatan Terjun Penyegaran Anggota Pusdiklat Paskhas setelah dua hari melaksanakan terjun Static sejumlah 56 orang
Jumat (7/2) Dalam rangkaian kegiatan Terjun Penyegaran Anggota Pusdiklat Paskhas setelah dua hari melaksanakan terjun Static sejumlah 56 orang (Paskhas TNI)

Dengan mengerahkan seluruh kemampuan dan ketrampilannya, Letnan Nursaid mulai membuat manuver ancang ancang untuk mendarat.

Kali ini Letnan Nursaid harus membuat perhitungan cermat karena selain landasan Namlea pendek  juga tidak ada tempat parkir.

Pesawat C- 47 yang diterbangkan Kapten Dick dan berada di ujung landasan membuat panjang landasan Namlea makin berkurang.

Jantung Letnan Nursaid makin berdebar kencang mengingat  keselamatan semua pasukan RPKAD dan C-47 yang bahan bakarnya makin menipis itu, benar benar berada di tangannya.

Sebelum memutuskan mendarat Letnan Nursaid melaksanakan terbang rendah di atas landasan untuk observasi.

Kendati dalam keadaan setengah gelap harus sudah ada pandangan dan perhitungan kapan dan di mana akan touch down secara akurat.

Akhirnya berkat perhitungan cermat dan kerja sama antara pilot serta kopilot saat melaksanakan pendaratan, dengan cara menginjak rem sekuat tenaga begitu roda pesawat menyentuh tanah, C-47 berhasil mendarat selamat hanya beberapa meter jaraknya dari C-47 yang dipiloti Kapten Dick.

Dalam kondisi setengah gelap dan bi bawah temaram sinar bulan semua kru serta pasukan segera berkumpul di sekitar pesawat.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved