Hercules Mengamuk Jelang Vonis, Pernah Berjuang Bantu Kopassus Hingga Cacat Demi Keutuhan NKRI
Hercules Rozario Marshal mengamuk dan memukul wartawan menjelang sidang vonis di PN Jakarta Barat
Dalam penelusuran Kompas.com, Hercules mendapatkan penghargaan Bintang Setya Lencana Seroja karena perannya dalam membantu Kopassus saat Operasi Seroja di Timor Timur.
Hercules dianggap sosok yang berani dan membantu NKRI.
Soal keberanian dan penghargaan ini diungkap lagi oleh Hercules di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (27/2/2019).
"Saya pemberani. Jika tidak pemberani, negara tidak akan memberi kepada saya penghargaan," kata Hecules
Satyalancana Seroja adalah tanda kehormatan pemerintah atas upaya anggota TNI/Polri yang dianugerahkan pada periode 1975-1999.
Penghargaan ini untuk mereka yang berjasa menanggulangi masalah keamanan dari gangguan gerombolan pengacau dari luar batas negara di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Selain anggota TNI/Polri yang mendapatkan tanda kehormatan tersebut, WNI non-militer dan juga warga asing juga berhak mendapatkan tanda kehormatan tersebut, termasuk Hercules.
Baca: Polisi Bergerak Tangkap Pembunuh Pendeta Melinda Zidoni, Ciri Berbadan Kurus Tinggi 165 Sentimeter
Baca: Pembunuh Pendeta Muda Melinda Zidemi Pakai Penutup Wajah, Polisi Duga Pelaku dan Korban Saling Kenal
Baca: VIDEO: Hercules Ngamuk di Pengadilan Serbu Wartawan yang Ambil Gambar, Ratusan Polisi Siaga
Baca: Hercules Buka-bukaan Rahasia di Depan Hakim Sidang, Bilang Siap Ditembak dan Teman Kapolri
Penguasa Tanah Abang
Hercules merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara yang lahir di Timor Timur, satu bagian wilayah yang kini telah lepas dari NKRI.
Ia mengalami kebutaan di mata kanan dan terpaksa gunakan tangan kanan palsu akibat perannya di operasi Timtim.
Tapi Hercules hingga kini enggan memaparkan mengapa ia sampai bisa mendapat cacat yang demikian.
“Enggak perlulah saya ceritakan. Timtim (Timor Timur) ibarat nasi sudah jadi bubur. Kalau saya ceritakan, nanti ada pihak yang tidak suka,” jelasnya di acara Kick Andy yang dipandu oleh wartawan senior Andy F Noya di Metro TV.
Hercules masuk ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 1987.
Jejak Hercules pun diikuti teman-temannya dari Timor Timur, seperti Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis.
Di Tanah Abang, kelompok Hercules mengelola berbagai bisnis yang dunia malam, perjudian, pelacuran, pengamanan, hingga mengelola pedagang kaki lima.
