DUNIA Geger, 3 Menit Kopassus Habisi Pembajak DC-9 Woyla: Benny Moerdani Sempat Siapkan 17 Peti Mati

TRIBUNJAMBI.COM --Pada Sabtu 28 Maret 1981 pesawat Garuda GA-206 `Woyla' rute penerbangan

Editor: ridwan
Kolase/Kompas.com
Korban Pesawat Woyla dan Kopassus 

Operasi pembebasan sandera Garuda Woyle sebenarnya merupakan operasi yang rumit karena berlangsung di negara lain dan membutuhkan kerja sama secara diplomatik.

Dalam hal ini kehadiran pasukan Kopassus harus diketahui oleh otoritas negara setempat demi menghormati kedaulatan negara Thailand.

Jika dibandingkan dengan operasi spektakuler pasukan khusus lainnya, seperti pasukan khusus Israel yang pernah sukses membebaskan sandera di Entebe, Uganda. Atau pasukan khusus AS yang sukses membunuh Osma Bin Laden di Pakistan, cara kerja Kopassus di Thailand lebih profesional dan `'terhormat''.

Baca: Hasil Survei Elektabilitas Lembaga Survei Indobarometer,Jokowi Di Atas Angin Prabowo Jauh Tertinggal

Pasalnya pasukan Kopassus saat melaksanakan misi pembebasan sandera di Thailand menghargai kedaulatan negara Thailand.

Sedangkan pasukan Israel dalam jumlah besar masuk ke Uganda secara diam-diam dan malah terlibat pertempuran dengan pasukan Uganda.

Demikian juga pasukan khusus AS, ketika masuk wilayah Pakistan untuk menangkap Osama mereka melakukannya secara diam-diam sehingga pemerintah Pakistan sampai melancarkan protes.

Dari sisi waktu untuk membesakan sandera, pasukan Kopassus yang bisa membebaskan sandera dalam waktu 3 menit pada dini hari 31/3/ 1981 juga terbilang spektakuler karena tidak ada satu pun sandera yang terbunuh.

Baca: NOBAR Live Streaming Semifinal The Voice Indonesia 2019, Pukul 19.30 WIB Lihat di Sini cara Vote-nya

Atas prestasi spektakuler itu media-media internasional seperti The Asian Wall Street Journal pun mendudukkan Kopassus yang notabene berasa dari negara ketiga sebagai pasukan khusus terbaik di dunia.

Apalagi jika melihat kenyataan bahwa pasukan yang diturunkan untuk melaksanakan missi pembebasan sandera merupakan pasukan antiteror yang dibentuk secara dadakan dan dikomandani seorang perwira yang sedang cedera.

Maka dengan hanya menggunakan pasukan yang ada saja, operasi antiteror Kopassus bisa sukses.

Apalagi jika menggunakan pasukan antiteror yang sudah terlatih baik dan kebetulan saat itu sedang menjalani Latihan Gabungan ABRI di Ambon, hasilnya pasti akan lebih spektakuler lagi.

Baca: Dua Motor Adu Kambing, Ibu-ibu Tergeletak Kondisinya Kritis dan Lelaki Luka Parah di Kepala

 KRONOLOGI PEMBEBASAN SANDERA
Mahrizal melepaskan tembakan pistol begitu melihat Letnan Satu Achmad Kirang menyergap masuk ke pesawat. Peluru dari pistol pembajak itubersarang di bagian perut yang tak terlindung rompi anti peluru.

Peristiwa itu terjadi saat Kopassus melakukan operasi pembebasan sandera di Pesawat Garuda Woyla, pada Maret 1981.

Letnan Satu Anumerta Achmad Kirang gugur saat operasi pembebasan sandera.

Achmad Kirang merupakan di antara cikal bakal berdirinya Detasemen 81 Kopassus, pasukan 'Super' untuk penangguilangan teror.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved