Cendekiawan Azyumardi Azra: Wajar Kalangan Berpendidikan Tinggi Lebih Memilih Prabowo-Sandi

Cendikiawan Muslim anggap wajar bila kalangan terdidik lebih cenderung memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dibanding Jokowi-Amin

Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa tamu sebelum acara Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto dengan tema 'Indonesia Menang' di Plenary Hall JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019). Orasi kebangsaan ini untuk menyampaikan visi misi Calon Presiden Prabowo Subianto. 

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto justru lebih banyak berkelakar di hadapan koleganya.

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto hadir di Jambi, dia menyalami masyarakat dengan menggunakan sarung tangan, Kamis(14/3)
Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto hadir di Jambi, dia menyalami masyarakat dengan menggunakan sarung tangan, Kamis(14/3) (Tribunjambi/rahimin)

Satu di antara banyaknya kenangan Prabowo Subianto saat mengenyam pendidikan di Akademi Militer (dahulu Akabri), adalah ia mengaku sebagai taruna yang lekat dengan hukuman.

"Dulu ada cerita di Akabri, 100 taruna dihukum pasti salah satunya ada Prabowo. 30 taruna dihukum, pasti ada Prabowo. 10 taruna, pasti ada Prabowo. Lalu kalau di lapangan kalian lihat satu orang merayap, ya itulah taruna Prabowo,” ungkapnya.

Kendati demikian, Prabowo Subianto tetap bangga, karena berkat gemblengan tersebut, ia bisa menjadi capres Indonesia.

Ia pun berterima kasih atas didikan tersebut, dan bahkan mengaku tetap hormat kepada para seniornya.

“Ini tradisi tentara rakyat, sekali senior tetap senior. Saya hormat,” ujar mantan Danjen Kopassus itu.

“Jadi kalau ada yang tanya Prabowo itu orangnya keras, jangan salahkan saya, salahkan orang-orang di situ,” tuturnya.

Prabowo ketika muda berseragam TNI, dan ilustrasi pendemonstrasi jaman dulu
Prabowo ketika muda berseragam TNI, dan ilustrasi pendemonstrasi jaman dulu (Kolase Instagram @Prabowo/ BBC.COM (Erik Prasetya))

Acara silaturahmi tersebut dihadiri para purnawirawan TNI-POLRI, di antaranya mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI (purn) Imam Sufaat, mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Ade Supandi, mantan KSAL Laksamana TNI (purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Komisaris Jenderal Polisi (purn) Sofian Jacob, dan Komjenpol (purn) Nurfaizi Supandi.

Selanjutnya, Letnan Jenderal TNI (purn) Muzani Syukur, Letjen TNI (purn) Syahrir, Letjen TNI (purn) Endang Suwarya, Letjen TNI (purn) Romulo Robert Simbolon, Marsekal Madya TNI (purn) Boy Syahril, Marsekal Madya TNI (purn) Rio Mendung, dan Letjen TNI (purn) Djamari Chaniago.

Minta Maaf

Sebelumnya, Prabowo Subianto meminta maaf kepada mantan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dalam acara Prabowo Menyapa di Grand Pacific Hall, Sleman, DIY, Rabu (27/2/2019).

Permohonan maaf itu disampaikan Prabowo Subianto di sela pidato kebangsaannya di acara tersebut.

Bibit Waluyo saat ini menjadi salah satu relawan yang mendukung penuh Prabowo Subianto maju dalam pilpres, sekaligus menjadi Ketua Panitia Acara Prabowo Menyapa yang dilaksanakan di Sleman.

Bibit Waluyo juga menjadi relawan yang menggerakkan purnawirawan TNI Polri di Jateng-DIY untuk mendukung Prabowo Subianto.

"Saya di hadapan khalayak ramai saat ini, mau minta maaf sama Pak Bibit Waluyo yang saat itu Pak Bibit mau maju lagi jadi Gubernur Jawa Tengah," kata Prabowo Subianto di hadapan ribuan simpatisan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved