Pilpres 2019
Jusuf Kalla Tanggapi Hasil Survei Elektabilitas Prabowo-Sandi, Jusuf Kala : Kenapa Gak 100 Persen
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, menganggap wajar bila survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN)
TRIBUNJAMBI.COM- Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla, menganggap wajar bila survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) menyebut Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul.
Hal itu disampaikan Kalla menanggapi hasil survei internal BPN yang menyatakan Prabowo-Sandiaga lebih unggul elektabilitasnya daripada Jokowi-Ma'ruf.
"Namanya juga internal, mau 100 persen kek. Kenapa enggak sekalian aja," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Namun, Kalla mengingatkan agar TKN tidak terlena dengan hasil survei. Kalla mengatakan, yang terpenting ialah TKN tetap bekerja keras apapun hasil surveinya.
Baca: 50 Prajurit Kodim 0419/Tanjab Barat Dites Urine
Baca: Cucu Proklamator Gustika Jusuf Hatta Bikin Heboh, Sindir Capres Prabowo Soal Rencana Kejar Koruptor
Baca: Usai Rapat Kooridinasi Bersama KPK Begini Kata Fachrori Umar
Sebelumnya Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak mengklaim, berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mencapai 54 persen.

Sementara, elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin diklaim berada di sekitar angka 40 persen.
Hal itu ia sampaikan saat dimintai tanggapannya terkait hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin lebih tinggi ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Hasil survei kami, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persenan sedang Jokowi 40-an," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin (11/3/2019).
Baca: Menolak Dimutasi, Anthon Akan Ungkap Benang Kusut di BPN Bungo, Tebo, Kota Jambi dan Tanjab Timur
Baca: Pasca Banjir, Penyakit DBD Menghantui Masyarakat Kabupaten Batanghari
Baca: Tuntutan Hukuman Dianggap Tak Masuk Akal, Kepala Desa Balai Semurup Menangis
Kendati demikian, Dahnil tidak menyebutkan secara spesifik mengenai hasil survei internal tersebut, misalnya mengenai jumlah responden dan kapan survei internal itu dilakukan.
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak ambil pusing dengan hasil survei SMRC yang menyebut elektabilitas Prabowo - Sandi tertinggal 21,8 persen dari pasangan Jokowi - Maruf Amin.
Sandiaga Uno menganggap survei eksternal hanya sebagai tambahan informasi saja.
"Ya kami melihat bahwa survei survei eksternal yang kami terima, menjadi tambahan informasi bagi kita," ujar Sandiaga Uno di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin, (11/3/2019).
Karena menurut Sandi, dalam menyusun strategi pemenangan pihaknya merujuk pada survei internal. Berdasarkan survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi selalu menunjukkan peningkatan.
"Survei internal kita menunjukkan tren yang sangat sehat, cukup positif," katanya.
Meskipun demikian Sandiaga Uno mengakui elektabilitasnya masih tertinggal dari calon petahana.
Oleh karena itu, pihaknya terus mengintensifkan kampanye dan berusaha semaksimal mungkin dalam mengikuti debat antar Capres-cawapres.
"Kita masih tertinggal kita harus pastikan bahwa di 36 hari ke depan termasuk sesi debat ini, hal hal dan kebijakan yang kami sampaikan ke publik, bisa diterima masyarakat dan bisa mengkonversi yang sebagian masih undicided bisa menjatuhkan pilihan kepada prabowo Sandi dan sebagian yang mungkin sudah memilih pilihan lain tapi tidak yakin bisa mempertimbangkan ulang bisa memilih Prabowo-Sandi," pungkasnya
Kordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai hasil survei elektabilitas pasangan calon di Pemilu 2019 yang dilakukan oleh sejumlah lembaga saat ini tidak jauh berbeda dengan survei Pilkada DKI 2017 lalu.
Banyak hasil survei yang melenceng dari hasil sebenarnya. Pernyataan Dahnil tersebut merespon hasil riset lembaga survei SMRC yang menyebut elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf terpaut 22,8 persen.
"Lembaga Survei tertentu sedang melakukan "tugasnya" sama seperti ketika kasus Pilkada DKI, ramai-ramai bilang Ahok menang, Anies akan gugur diputaran pertama," ujar Dahnil saat dihubungi, Senin, (11/3/2019).
Baca: Fasha Minta Warga Langsung Lapor Jika Ada Indekos Buat Resah
Baca: Polda Jambi Peduli, Pengobatan Cuma-cuma Cahaya Ilahi Bocah Asal Danau Sipin Penderita Tumor
Baca: 20 Mobil Angkutan Barang Terjaring Razia Gabungan Dishub dan Polresta Jambi
Menurut Dahnil bila lembaga survei merilis hasil risetnya tidak sesuai engan kondisi di lapangan dengan tujuan untuk menggiring opini masyarakat, maka cara tersebut tidak efektif lagi. Karena masyarakat kini sudah tidak percaya lagi hasil hasil hasil survei yang bertujuan untuk menggiring opini masyarakat.
'Publik kita literasi demokrasinya sudah sangat tinggi, termasuk literasi terkait dengan trik dan intrik lembaga survei dengan 'tugas-tugasnya'" katanya.
Hasil survei SMRC tersebut menurut Dahnil berbeda jauh dengan hasil survei yang dilakukan oleh internal BPN Prabowo-Sandi. Berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Ma'ruf.
"Hasil survei kita, justru saat ini sudah crossing, Prabowo Sandi sudah diangka 54 persenan sedang Jokowi 40-an. Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo Sandi itu bisa menang di atas angka 60 persen," pungkasnya.
Sebelumnya lembaga riset SMRC merilis hasil survei terbarunya mengenai elektabilitas pasangan calon di Pemilu Presiden 2019. Berdasarkan survei yang dirilis, Minggu, (10/3/2019) elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 54,9% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,1%.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno Mardani Ali Sera menyatakan, lawan berat calon presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) pada pemilihan presiden 2019 ini adalah dirinya sendiri.
Pasalnya, masih banyak janji-janji kampanye pada Pilpres 2014 yang hingga kini belum ditunaikan oleh Jokowi.
"Pak Jokowi lawannya dirinya sendiri, ketika berjanji di 2014. 63 janji belakangan, 20 yang kita lihat masih belum tertunaikan,” kata Mardani di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).
Sementara dengan adanya janji-janji baru Jokowi soal tiga kartu yakni Kartu Indonesia Pintar Kuliah, Kartu Sembako Murah, dan Kartu Pra-Pekerja, menurut Mardani hal itu merupakan tanda kepanikan karena target elektabilitasnya tak tercapai.
"Ketika target elektabilitas tidak tercapai. Maka janji baru pun dikeluarkan. Tiga kartu ini kan sejujurnya tidak menyelesaikan masalah. Bukan kartu pencari kerja yang diperlukan. tetapi lapangan pekerjaan. dan lapangan pekerjaan itu tercipta ketika industrialisasi berjalan dengan baik. sekarang kita negatif," kata Mardani.
Menurut Mardani, lapangan pekerjaan akan tercipta ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia mendekati angka 7 persen. Sementara saat ini Indonesia hanya mencapai 5,2.
"Sehingga ada ketidak mampuan pemerintah dan untuk menutupi ketidakmampuan digunakan lah kartu-kartu sakti ini," ujarnya.
Senada dengan Mardani, Anggota BPN yang juga Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin Jokowi akan dikalahkan janji-janjinya sendiri.
“Lawan berat Pak Jokowi adalah janji-janji kampanye-nya sendiri. Jadi, yang mengalahkan Pak Jokowi adalah dirinya sendiri,” katanya.
Menurutnya, seharusnya Jokowi tak perlu banyak janji.
Namun cukup menunaikan janji-janji yang masih menumpuk dan belum mampu direalisasikan di sisa jabatan ini.
"Terutama janji terkait kesejahteraan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Hidayat Nur Wahid meyakini pemilih mengambang atau swing voters akan memilih capres-cawapres 02.
Menurutnya, swing voters akan memilih secara rasional serta tidak terpaku pada prestasi tetapi juga fokus pada realisasi janji kampanye.
Hal itu disampaikannya terkait dengan hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) yang mengatakan swing voters masih ada sekitar 13 persen.
"Yang ini ya belum terbukti nanti kita buktikan saja lima tahun yang akan datang terbukti atau tidak. Kalau ternyata tidak tebukti dan tidak sesuai dengan harapan ya nanti diganti lagi," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/3/2019).
"Tetapi biasanya yang belum memilih itu karena mereka orang punya optimisme, mereka punya harapan, mereka orang yang betul-betul ingin segala sesuatu akan menjadi lebih baik. biasanya begitu," imbuhnya.
Ia juga tidak menyebut daerah mana saja yang menjadi basis kemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga.
Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah mengatakan, pihaknya yakin pasangan Prabowo-Sandiaga dapat meraih suara di atas 60 persen pada saat pencoblosan.
Sementara Direktur Komunikasi dan Media BPN, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan, survei internal BPN menunjukan hasil yang menggembirakan.
Hashim mengklaim, hasil survei internal BPN, elektabilitas Prabowo-Sandiaga ada yang mendekati pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, adapula yang melampaui.
"Saya kira menggembirakan. Ada beberapa survei kita, ada yang mendekati dengan (paslon) 01, ada justru yang melebihi, melampaui. Ini kan kita pakai beberapa survei kan, saya kira cukup bagus," kata Hashim saat ditemui di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3/2019).(*)