Reaksi Soeharto Ketika Disuguhkan Tarian Genjer-genjer Khas PKI saat Berada di Kamboja

Nama Soeharto sangat bersinar saat tragedi berdarah Indonesia saat Gerakan 30 September terjadi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
soeharto.co
Presiden Soeharto 

Membasmi komunis di Indonesia sampai ke akar-akarnya. Lalu bagaimana saat Soeharto berkunjung ke negara yang berdiri dengan paham komunis

TRIBUNJAMBI.COM - Nama Soeharto sangat bersinar saat tragedi berdarah Indonesia saat Gerakan 30 September terjadi.

Bahkan, dengan adanya kejadian itu. Soeharto pun dikatakan bisa menjadi Presiden.

Ya, Soeharto dicap sebagai penumpas PKI yang menyebarkan paham komunis di Indonesia.

Membasmi komunis di Indonesia sampai ke akar-akarnya. Lalu bagaimana saat Soeharto berkunjung ke negara yang berdiri dengan paham komunis.

Baca Juga:

Harta Bung Karno yang Melimpah Tersimpan Lewat Surat Warisannya, Istri ke-7 Beberkan Keberadaannya

Cari Gara-gara Lagi, Militan Abu Sayyaf Sandera WNI Kembali, Denjaka & Kopassus Pernah Diturunkan

Sudirman Said Ungkap Pertemuan Rahasia Jokowi - Bos Freeport, Kronologi Menurut Tim Sukses Prabowo

Sniper Ini Merayap Sejauh 2,5 Km Selama 4 Hari: Demi Menembak Jenderal Viet Cong

Ya, tak lama setelah dilantik menjadi presiden untuk pertama kalinya, Presiden Soeharto langsung melakukan lawatan luar negeri.

Hal itu lumrah mengingat seorang presiden baru juga memerlukan dukungan internasional.

Negara yang dituju oleh putra Kemukus itu adalah Jepang dan Kamboja.

Kunjungan ke Jepang jelas mecerminkan silaturahmi dengan negara sekutu AS, yang disebut telah member dukungan politis dalam membasmi komunis di Indonesia.

Tapi kunjungan kedua Pak Harto ke Kamboja, yang condong ke komunis, pada 1 April 1968 jelas mengandung risiko.

Presiden Soeharto
Presiden Soeharto (soeharto.co)

Perdana Menteri Kamboja saat itu, Norodom Sihanouk, meskipun berasal dari Partai Demokrat, secara politik lebih dekat dengan negara komunis Rusia, China, dan Korea Utara.

Sihanouk juga merupakan teman dekat Bung Karno.

Saat itu di Kamboja juga masih eksis Partai Komunis yang sangat berpengaruh, Pracheachon.

Kunjungan Pak Harto ke Kamboja dengan tujuan agar mencapai keseimbangan politik luar negeri.

Ibarat kata, baik yang pro-Amerika maupun pro-komunis harus sama-sama dikunjungi.

Kedatangan Pak Harto ke Kamboja sebenarnya membuat Sihanouk sangat ketakutan.

Baca Juga:

Sopir Disuruh Transfer Sampai Rp 5 M, Plt Ketua PSSI Kembali Diperiksa

KPU Buka Opsi Bawa Kotak Suara ke Panti

Nasib Angkot di Jambi Kini, Tinggal Tersisa 370 Unit dan Hanya Melayani 5 Trayek

Wanita Cantik Ini Berakhir Mengerikan di Tangan Penculik: Setelah Suaminya Menolak Bayar Tebusan

Bagaimanapun juga, Soeharto sedang gencar-gencarnya melakukan penumpasan komunis di Indonesia.

Kehadiran Pak Harto dikhawatirkan bisa menimbulkan masalah bagi pendukung komunis di Kamboja.

Sihanouk khawatir jangan-jangan massa pendukung Pracheachon melakukan unjuk rasa sehingga bisa memicu kerusuhan.

Tapi kunjungan Pak Harto ke Kamhoja ternyata disambut oleh rakyat Kamboja dengan meriah dan penuh suka cita.

Menurut Duta Besar RI untuk Kamboja saat itu (1968), Marsekal Muda Boediardjo, seperti tertulis dalam buku otobiografinya Siapa Sudi Saya Dongengi, untuk menyambut Pak Harto meriam dibunyikan sebanyak 21 kali dan ribuan orang dikerahkan berkumpul di stadion serta membentuk konfigurasi raksasa yang berbunyi “Hidup Presiden Soeharto”.

Tapi di tengah sambutan yang gegap-gempita dan membuat bangga Pak Harto itu tiba-tiba ribuan rakyat Kamboja menari dan menyanyi dengan lagu yang sangat mengejutkan: Genjer-Genjer.

Kunjungan Presiden Soeharto ke Kamboja
Kunjungan Presiden Soeharto ke Kamboja (Moh Habib Asyhad)

Tembang Genjer-Genjer adalah lagu rakyat Banyuwangi yang dianggap punya kedekatan dengan PKI.

Sebagai seorang tentara Boediardjo segera berbisik kepada Seoharto bahwa dirinyalah yang salah karena tidak melakukan penelitian terhadap lagu-lagu yang akan dinyanyikan rakyat Kamboja dalam acara sambutannya.

Boediardjo menyatakan bertanggung jawab atas keteledoran itu dan Soeharto ternyata hanya diam saja dengan senyumanya yang misterius.

Setelah kejadian itu karier Boediharjo justru semakin melejit.

Ia dipercaya oleh Presiden menjadi Menteri Penerangan dari tahun 1968 hingga 1973.

Baca Juga:

Cara Download dan Tarif Paket Aplikasi SmartMusic di Smartfren, Ada 6 Juta Lagu yang Bisa Dipilih

Mashuri Ingin Program Menyentuh Kebutuhan Masyarakat

Mashuri Ingin Program Menyentuh Kebutuhan Masyarakat

Bau Sampah Menyengat di Danau Kelurahan Jaya Setia, Muara Bungo, Wabup Perintahkan OPD Terkait Turun

Pemkab Batanghari akan Bangun Jogging Track di Persawahan

Pembangunan Jalan Patunas Tanjabbar Dinilai Gagal, Pihak Kejaksaan Tak Dilibatkan

(*)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Senyum 'Misterius' Soeharto Ketika Disuguhi Tari 'genjer-genjer' di Kamboja

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved