'Bobol' di Mata Najwa, Sopir Joko Driyono Ngaku Diperintah Amankan Dokumen dan CCTV, Kemelut di PSSI
Sopir Joko Driyono mengungkapkan itu kepada Najwa Shihab, dalam cuplikan video yang diunggah akun Instagram program televisi Mata Najwa. Isi perintahn
Sopir Joko Driyono mengungkapkan itu kepada Najwa Shihab, dalam cuplikan video yang diunggah akun Instagram program televisi Mata Najwa. Isi perintahnya jelas.
TRIBUNJAMBI.COM - Sepak terjang Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, akhirnya terungkap.
Sopir Plt Ketua Umum PSSI itu mengaku mendapat perintah dari majikannya untuk mengamankan sejumlah dokumen dan rekaman CCTV di Kantor Komisi Disiplin PSSI di Kuningan pada 1 Februari 2019 lalu.
Tak hanya diperintah untuk mengamankan sejumlah dokumen, sang sopir juga diperintah unutk mengamankan CCTV.
Hal tersebut dia ungkapkan kepada Najwa Shihab dalam cuplikan video yang diunggah akun Instagram program televisi Mata Najwa @matanajwa, Rabu (20/2).
"Pak Jokdri telepon saya. Amankan semua yang berbentuk kertas, kecuali majalah, buku dan laptop," tutur sang sopir.
Joko Driyono kemudian kembali menelepon sang sopir saat saat sang sopir berada di lampu merah bundaran Epicentrum, Jakarta.
Baca Juga:
Ini Spesifikasi Vivo V15 yang Lagi Promosi, Kelebihan dan Kekurangan Smartphone Go Up
Hasil Liga Champions! Atletico Madrid vs Juventus, 2 Gol Cepat Dalam Waktu 5 Menit Buat ATM Menang
Dulunya Tukang Cuci Mobil, Sosok Ajik Krisna, Sahabat Para Artis yang Kini Miliki Harta Berlimpah
Denjaka, Pasukan Super TNI AL yang Miliki IQ di Atas Rata-rata, 1 Sosok Setara 120 TNI Biasa
"Amankan CCTV juga. Saya sudah koordinasi," ujarnya sambil menirukan ucapan Joko Driyono.
Sang sopir tidak hanya bertugas mengantar Joko Driyono bepergian.
Sang sopir juga pernah mendapat tugas untuk mengirimkan sejumlah uang atas permintaan Jokdri.
"Kadang-kadang Bapak minta tolong transfer segala macam," ujarnya.
Saat ditanya berapa nominal uang paling besar yang pernah dia transfer, sang sopir menjawab, "Lima." "Lima apa," tanya Najwa. '"Rp 5 miliar," jawabnya.
Satgas Antimafia Bola telah menetapkan tiga tersangka dalam perkara perusakan barang bukti di kantor Komdis PSSI.
Musmuliadi, Dani dan Abdul Gofur ditahan karena memasuki kantor Komdis PSSI dan mengambil sejumlah dokumen meski kantor tersebut telah disegel polisi menggunakan garis polisi.
Satgas Antimafia Bola juga telah menetapkan Joko Driyono sebagai tersangka perusakan barang bukti dan memeriksa dirinya di Polda Metro Jaya, Senin (18/2) sampai Selasa (19/2) pagi.
Jokdri akan kembali menjalani pemeriksaan Kamis (21/2) pagi di Polda Metro Jaya karena pemeriksaannya belum selesai.

Pada pemeriksaan lalu Jokdri baru menjawab 17 dari 32 pertanyaan yang direncakan oleh penyidik.
Polisi juga belum menahan Joko Driyono.
"Jadi yang bersangkutan menjawab ya (menyuruh tiga orang untuk merusak dokumen, red). Alasannya memang menyuruh orang tersebut untuk mengamankan barang itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, Selasa (19/2).
Gelar Kongres Luar Biasa
PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) setelah menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) yang dipimpin oleh Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono di kantor PSSI, Gedung FX, Jakarta, Selasa (19/2) malam.
Keputusan menggelar KLB berdasarkan pada dinamika yang berkembang dan mendengarkan aspirasi anggota agar visi dan program bisa berjalan.
Kongres Luar Biasa nanti memiliki dua agenda, yaitu membentuk perangkat Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan.
Agenda kedua adalah menetapkan tanggal kongres pemilihan kepengurusan baru.
"Untuk menyiapkan KLB dengan dua agenda itu dan mempertimbangkan padatnya program PSSI, termasuk menjaga komitmen partner komersial kompetisi profesional, serta untuk menghormati agenda besar politik nasional,” ujar Joko seperti dikutip dari laman resmi PSSI.
Dalam rapat Exco pada Selasa lalu PSSI juga akan mengutus perwakilan ke kantor FIFA di Swiss. Utusan ini akan meminta saran yang tepat dari induk sepak bola dunia tersebut.
PSSI akan mengutus perwakilan ke Zurich untuk berkoordinasi secara langsung dengan FIFA untuk mendapatkan arahan dan rekomendasi yang tepat,” kata Joko Driyono.
Keinginan Erick Thohir
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir masih menyimpan keinginannya untuk membantu membenahi sepakbola Indonesia.
Bukan menjadi ketua umum PSSI melainkan, lewat operator liga yang menjalankan kompetisi sepak bola Indonesia.
Erick Thohir hanya ingin membantu apabila PSSI sudah kembali kondusif.
"Waktu itu saya bilang kalau kita diharapkan berkontribusi untuk sepak bola, salah satunya bisa saja untuk perbaikan liga. Tapi kan tidak bisa liga diperbaiki tanpa kepemimpinan PSSI yang hari ini sedang gonjang-ganjing. Tidak mungkin kan,” kata Erick Thohir, Rabu (20/2).
"Makanya, dari awal ketika ditanya bagaimana masalah KLB, saya bilang no comment, silakan saja KLB dulu. Kalau memang kita dianggap profesional, track record-nya dianggap profesional, ya boleh kita bicarakan, tapi bukan pada saat-saat seperti ini baru kita masuk,” jelasnya.
Lebih lanjut, pengusaha yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu juga menjelaskan memperbaiki liga sepakbola Indonesia tidak mudah.

Menurut Erick mengelola liga paling tidak memerlukan waktu selama tiga tahun untuk memperbaiki.
"Tidak mungkin cuma satu tahun, butuh tiga tahun terus habis tiga tahun mulai stabil baru tahun ketujuh, kedelapan, kesembilan, ke-10 baru terlihat letupannya, ledakannya,” kata Erick. (Tribunnews/andri malau/abdul madjid)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sopir Pribadi Ungkap Sepak Terjang Joko Driyono, Mulai Amankan Kertas Hingga Transfer Rp 5 Miliar
Nasib Tentara Spanyol di Tangan Kopassus, Minta Perlindungan dari Kejaran Pasukan Hizbullah
Jadwal Laga Arema FC vs Persib Bandung, Makan Konate Tak Ingin Selebrasi Bila Cetak Gol
Isi Rekaman Penyadapan Mantan Petinggi Lippo Group, Mengapa Negara Ini yang Dituju Eddy Sindoro?
Orang Pendek Berkaki Terbalik yang Hidup di Hutan TNKS Kerinci Jambi, Catatan Marco Polo 1292