Denjaka, Pasukan 'Super' TNI AL yang Miliki IQ di Atas Rata-rata, 1 Sosok Setara 120 TNI Biasa

Ya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terbagi dalam tiga matra, yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

Editor: Andreas Eko Prasetyo
IST
Pasukan Denjaka 

Salah satu pasukan khusus atau pasukan elite Indonesia adalah Detasemen Jala Mangkara yang disingkat Denjaka.

TRIBUNJAMBI.COM - Mengenal setiap pasukan khusus dari 3 matra TNI. Pastinya mengenal nama-nama berikut.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Paskhas, Kopaska dan juga Denjaka.

Dari nama-nama itu, kali ini TribunJambi.com akan membahas soal pasukan elit 'super' dari TNI AL.

Dia Detasemen Jalamangkara alias Denjaka.

Baca Juga:

Dulunya Tukang Cuci Mobil, Sosok Ajik Krisna, Sahabat Para Artis yang Kini Miliki Harta Berlimpah

Hasil Liga Champions! Atletico Madrid vs Juventus, 2 Gol Cepat Dalam Waktu 5 Menit Buat ATM Menang

Nasib Tentara Spanyol di Tangan Kopassus, Minta Perlindungan dari Kejaran Pasukan Hizbullah

Harta Bung Karno yang Melimpah Tersimpan Lewat Surat Warisannya, Istri ke-7 Beberkan Keberadaannya

Tentara 'super' TNI AL ini disebut-sebut kekuatan dan IQ satu sosok Denjaka bisa setara 120 TNI biasa.

Ya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) terbagi dalam tiga matra, yaitu Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU).

Ketiga matra itu mempunyai tugas dan fungsi berbeda.  Tiap matra juga biasanya mempunyai pasukan khusus yang tugas dan kewajibannya lebih berat.

Salah satu pasukan khusus atau pasukan elite Indonesia adalah Detasemen Jala Mangkara yang disingkat Denjaka.

Denjaka adalah pasukan elite TNI AL yang mempunyai kehebatan luar biasa.

Bahkan 1 prajurit Denjaka disebut setara dengan 120 TNI biasa.

Ilustrasi
Ilustrasi 

Satuan ini berdiri pada 4 November 1982 dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Pada awal berdiri, Pasusla bertugas menanggulangi ancaman aspek laut, di antaranya terorisme, sabotase dan ancaman lainnya.

Dikarenakan perkembangan prajuritnya begitu mumpuni, pada 12 November 1984 terbentuk nama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka).

Adapun prajurit Denjaka berasal dari personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang dilatih beberapa aspek laut.

Mempunyai kemampuan di atas rata-rata, prajurit Denjaka benar-benar digembleng saat mengikuti pendidikan.

Kabarnya, dari ratusan prajurat yang mengikuti seleksi, hanya 50 orang memenuhi kualifikasi.

Pelatihan Denjaka biasa dilakukan di Kawah Candradimuka, Situbondo. Pada masa pendidikan, tidak jarang ada prajurit yang gagal dan kembali ke satuannya.

Baca Juga:

UPDATE Penangkapan 2.270 Butir Ekstasi, Enam Pelaku Ternyata Masih Jaringan Lapas Kelas II A Jambi

Pria Ini di Bawah Todongan Pistol Dipaksa Menikahi Wanita yang Tidak Dikenalnya

Sniper Ini Merayap Sejauh 2,5 Km Selama 4 Hari: Demi Menembak Jenderal Viet Cong

Sudirman Said Ungkap Pertemuan Rahasia Jokowi - Bos Freeport, Kronologi Menurut Tim Sukses Prabowo

Selain ketahanan tubuh, prajurit Denjaka harus mempunyai IQ tinggi. Alasannya, Denjaka akan sering bertugas dalam penyusupan di daerah operasi sehingga mereka harus bisa mengatasi masalah dengan cepat, baik secara individu maupun secara kelompok.

Selama dalam proses pendidikan, calon anggota hanya akan mendapatkan teori di dalam kelas 20%, selebihnya mereka akan berlatih langsung di dalam hutan, laut dan udara.

Ini karena mereka harus paham secara praktek bukan modal teori yang nantinya akan sangat berguna untuk menjalankan misi rahasia secara sempurna.

Tidak mudah untuk bisa mendapatkan pelatihan dengan nilai sempurna, mereka harus mendapatkan pendidikan superketat dan keras, melakukan penyusupan dengan terjun payung, bergerak dengan cepat di dalam laut dan bertahan hidup di daratan.

Dalam sebuah artikel Tribun Jambi berjudul "Miliki IQ Tinggi dan Disebut 'Hantu Air' Inilah Denjaka yang Disebut 1 Personel Setara 120 TNI Biasa", disebutkan bagaimana kerasnya pelatihan Denjaka.

Ilustrasi Denjaka
Ilustrasi Denjaka (Merahputih)

Terpaan ombak di Laut Banyuwangi yang baisanya menghanyutakan perahu para nelayan harus bisa diatasi, mereka harus bertahan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan anggota lainnya.

Bahkan mereka kerap dilatih dengan kaki dan tangan yang terikat.

Setelah berhasil melawan ganasnya ombak di lautan, hal selanjutnya yang perlu calon anggota lakukan adalah bertahan hidup di dalam hutan, perbekalan yang diberikan pada para anggota pelatihan hanyalah garam.

Bahkan air minum pun tidak dibekali. Mereka benar-benar harus mencari sendiri di dalam hutan.

Sementara proses pelatihannya biasanya dilakukan di Alas Purwo.

Tepat di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup selama berhari-hari.

Tak jarang mereka memutuskan untuk berburu binatang buas, seperti ular.

Kalau mereka hanya mampu menangkap seekor monyet, maka binatang itulah yang akan menjadi santapannya.

Baca Juga:

Jadwal Laga Arema FC vs Persib Bandung, Makan Konate Tak Ingin Selebrasi Bila Cetak Gol

Reaksi Soeharto Ketika Disuguhkan Tarian Genjer-genjer Khas PKI saat Berada di Kamboja

Wanita Cantik Ini Berakhir Mengerikan di Tangan Penculik: Setelah Suaminya Menolak Bayar Tebusan

Tindak Asusila Kepala Desa di Bungo Hamili Seorang Janda, Warga Tak Terima Lalu Segel Kantor Desa

Bukan hanya sampai di situ, ada latihan udara yang harus dilalui para prajurit.

Ya, mereka akan melakukan terjun payung. Mereka diharuskan terjun bebas pada malam hari, tujuannya adalah agar bisa memberikan pelatihan pada mereka jika sewaktu-waktu harus masuk ke lokasi musuh pada malam hari memakai parasut.

Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang Denjaka seperti penggunaan kompas yang tepat sasaraan.

Biasanya proses pelatihan menggunakan kompas akan dilakukan di Banyuwangi sampai ke Surabaya.

Ada cerita saat Denjaka bikin Korps Marinir AS untuk kawasan Pasifik Letjen Duane D Thiessen geleng-geleng kepala.

Kala itu, Duane D Thiessen sedang berkunjung ke markas Marinir di Cilandak dan disambut adegan operasi antiteror dan pembebasan sandera memakai peluru tajam.

Adegan itu berlangsung di hadapan Korps Marinir yang sedang upacara sambutan.

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI AL 

Prajurit Denjaka bersenjata lengkap memperagakan aksi tembak-tembakan dengan posisi saling berhadapan.

Prajurit merangsek masung ke tengah peserta upacara menaiki kendaraan khusus dan melakukan adegan tembak-menembak.

Terdapat sasaran khusus (kevlar)yang berada di samping kiri dan kanan prajurit Denjaka.

Meski dibekali rompi anti-peluru, prajurit Denjaka tidak boleh melakukan kesalahan. Pasalnya, bila salah menembak, peluru akan menyasar personel lain atau kepada peserta upacara.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved